KalbarOnline, Sekadau – Siapa tak mengenal nama besar Drs Milton Crosby, M. Si atau yang lebih akrab disapa Milton merupakan mantan Bupati Kabupaten Sintang untuk dua periode 2005 hingga 2015.
Dengan kepiawaiannya dalam menjalankan roda kepemerintahan dan mampu menjalin hubungan yang baik antar pimpinan wilayah timur membuat dirinya didaulat oleh para tampuk pimpinan di wilayah timur sebagai tokoh kordinator pemekaran Provinsi Kapuas Raya (PKR).
Belum lama ini, dirinya beserta rombongannya mampir di pasar baru Kabupaten Sekadau tepatnya di Victoria Cafe.
Kunjungan Tokoh koordinator pemekaran provinsi kapuas raya ini merupakan dalam rangka menjalin silaturahmi bersama tokoh masyarakat Kabupaten Sekadau, melalui Coffee bersama yang turut dihadiri Ketua Harian Dewan adat Dayak (DAD), Wilbertus Willy, Ketua Majelis Adat Budaya Tionghua, Aphin, tokoh pemuda dan beberapa tokoh masyarakat serta dihadiri beberapa awak media di Sekadau.
Dalam pertemuan singkatnya, tampak keakraban yang mengalir yang diwarnai dengan canda tawa. Selain itu, tokoh yang dikabarkan akan maju dalam kontestasi pemilihan Gubernur Kalbar tersebut memaparkan beberapa hal terkait swasembada pangan yang ada dikalangan masyarakat, serta bagaimana petani bisa memberdayakan pertanian dalam mewujudkan swasembada pangan sesuai dengan program pemerintah.
Menurutnya, ada beberapa komunitas yang bisa digalakan di tengah himpitan ekonomi masyarakat seperti budidaya komoditas karet, kopi, sawit dan lada. Untuk kawasan pantai dapat juga diberdayakan komoditas kopra dan untuk wilayah kelautan yakni rumput laut.
Ia juga menjelaskan kenapa harga komoditas karet di kalangaan mayarakat akhir-akhir ini mengalami penurunan harga jual.
“Karet itu, perhatikan kualitasnya. Jangan campur-campur dan kembali gunakan sistem BRESS serta jangan lupa rawat karetnya supaya hasilnya pun akan baik pula,” tuturnya.
Selain itu, ia juga mengatakan bahwa seperti yang di-isu-kan dunia bahwa harga karet di luar negeri mencapai USD 2 /kg.
“Hal ini jangan membuat masyarakat melakukan refleting pada batang karet, mengingat wacananya Malaysia akan melakukan pasaran refletingan untuk 7000-8000 batang per-harinya,” ujarnya.
Untuk itu, kedepannya, Ia berharap kepada seluruh masyarakat untuk mengubah Mindset perekonomian dan tidak melupakan tanaman jengkol, sukun dan keladi.
“Terlebih lagi, tahun 2017 telah diberlakukan sistem perdagangan Masyarakat Ekonomi Asia (MEA) dan tidak menutup kemungkinan dengan komoditas tersebut dapat meningkatkan perekonomian masyarakat,” imbaunya.
“Contohnya di Jakarta, harga jengkol mencapai kisaran Rp90.000 – 120.000/kg. Kan lumayan hasilnya,” tukasnya.
Terkait pembentukan Provinsi Kapuas Raya, menurutnya akan terus berjalan dan apalagi pada Maret 2017 mendatang, Bandara Tebelian akan diresmikan oleh Presiden Indonesia Joko Widodo.
“Akan tetap kita lanjutkan. Rencananya, pada tahun 2025-2030 Kalbar akan menjadi 3 provinsi dan terdapat 25 kabupaten dari 14 kabupaten yang ada saat ini,” paparnya.
Akhir pertemuan, ia juga membagikan sebuah kata-kata susses milik ‘Robert Marcus’ yang berbunyi penduduk sesuai daya ukur dan pangan sesuai daya hitung.
“Mulai bangun ketahanan pangan, kedaulatan pangan menuju kemandirian pangan dan program KB juga harus diberdayakan serta berwawasan lingkungan yang baik,” pungkasnya.
Tak lupa Ia juga menyampaikan ucapan selamat natal untuk yang merayakan dan selamat tahun baru untuk seluruh masyarakat. (Mus)
KalbarOnline - Film Hidup Ini Terlalu Banyak Kamu tayang di bioskop Indonesia mulai Kamis, 21…
KalbarOnline - Baru-baru ini, Nana Mirdad curhat lewat akun Instagram pribadinya soal pengalaman tidak menyenangkan…
KalbarOnline, Pontianak - Dalam meningkatkan kualitas pelayanan dan peralatan medis di Kalimantan Barat, Pemerintah Provinsi…
KalbarOnline, Sambas - Dalam rangka optimalisasi lahan (oplah) pertanian di Kalimantan Barat, Menteri Pertanian RI,…
KalbarOnline, Ketapang - Anggota DPRD Kabupaten Ketapang dari Fraksi Partai Demokrat, Rion Sardi melakukan reses…
KalbarOnline, Ketapang - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Ketapang bakal membentuk Tim Reaksi Cepat (TRC) untuk menangani…