Categories: Pontianak

Mengenai Persoalan Pembangunan di Pontianak, Ini Penjelasan Edi

KalbarOnline, Pontianak – Meski Kota Pontianak merupakan kota yang cukup maju saat ini dan bahkan mendapat berbagai penghargaan di tingkat nasional, namun bukan berarti tidak ada permasalahan dalam menata kota yang telah berumur 246 tahun sejak berdiri pada tahun 1771 silam.

Wakil Wali Kota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono mengakui yang saat ini masih menjadi persoalan dalam menata permukiman adalah soal keberadaan saluran tersier.

Persoalan tersebut, dikatakannya, sebab dulu masyarakat membuat rumah tidak mengurus izin terlebih dahulu, sehingga tata letak saluran tidak diperhatikan.

“Persoalan saluran memang disebabkan dari awal pembangunan daerah pemukiman kita yang sangat padat dan tidak teratur,” ujarnya.

Tak hanya saluran tidak teratur, bahkan, menurutnya jalan lingkungan juga banyak yang tidak beraturan, misalnya kecil dan tidak memadai.

Dirinya menyebut dengan adanya pelebaran jalan saluran menjadi kecil dan saluran yang ada diantara rumah-rumah warga juga menyempit, bahkan tertutup sehingga saat ini banyak menjadi persoalan.

Orang nomor dua di Kota Pontianak menegaskan bahwa kedepan harus ada sistem saluran yang terkoneksi terbagi dari primer, sekunder dan tersier.

“Kalau saluran semuanya sudah tertata, saya yakin tidak ada hambatan air mengalir lagi dan tidak lagi terjadi genangan karena kawasan dekat dengan sungai tapi beda persoalan kalau air Kapuas pasang pada saat yang bersamaan dengan hujan itu,” tuturnya.

Ia juga mengungkapkan solusi kedepan bisa saja saluran tersier dibuat ditengah jalan dengan sistem box cover dengan konstruksi yang kuat, maka menurutnya, itu sangat memungkinkan karena sejauh ini untuk membuat saluran lahan yang ada sangat sulit.

Meski demikian, ia tak menampik bahwa memang perlu biaya yang cukup besar.

“Dulu saat orang membangun rumah tidak memikirkan perizinannya terlebih dahulu. Tidak gunakan IMB dan asal bangun saja,” sebutnya.

Ia juga menjelaskan bahwa, dulu gang masih kecil dan warga masih menggunakan motor namun saat ini sudah ada mobil dan jalan dibesarkan, sehingga saluran tidak ada.

“Dulu dengan jalan 1-2 meter sudah cukup, tapi sekarang sudah ada mobil jadi harus 4 meter. Sehingga saluran harus dikecilkan bahkan ditutup. Apalagi pemukiman sudah banyak, kalau musim hujan airnya meluber dimana-mana tidak adalagi ruang resapan,” paparnya.

Untuk itu, ia menegaskan bahwa kedepan saluran yang ada harus ditata kembali. Dalam penataan Pemerintah menjadikan skala prioritas tergantung anggaran yang ada. (Fai)

Jauhari Fatria

Saya Penulis Pemula

Share
Published by
Jauhari Fatria

Recent Posts

Ini Rincian Dugaan Aliran Uang Korupsi Erry ke Ria Norsan, Termasuk Untuk Membeli Karpet Masjid Agung Al-Falah Mempawah

KalbarOnline, Pontianak - Uang korupsi pembangunan Gedung Balai Pendidikan dan Pelatihan Transportasi Darat (BP2TD) di…

28 minutes ago

Momen Bang Didi Temui Pedagang Sembari Belanja Sayur di Pasar Pagi Putussibau

KalbarOnline, Kapuas Hulu - Calon Wakil Gubernur Kalimantan Barat nomor urut 1, Didi Haryono menyempatkan…

32 minutes ago

Manfaat Jalan Kaki untuk Kesehatan Fisik dan Mental

KalbarOnline - Jalan kaki merupakan salah satu bentuk aktivitas fisik yang paling sederhana dan mudah…

32 minutes ago

Silaturahmi dengan Paguyuban Jawa Kapuas Hulu, Bang Didi Diminta Perbaiki Infrastruktur

KalbarOnline, Kapuas Hulu - Calon Wakil Gubernur Kalimantan Barat nomor urut 1, Didi Haryono diminta…

32 minutes ago

Syarief Abdullah Tegaskan Timses Midji-Didi Tak Level Gunakan Kampanye Hitam

KalbarOnline, Pontianak - Ketua DPW Partai Nasdem Kalimantan Barat sekaligus Ketua Tim Pemenangan Pasangan Midji-Didi,…

34 minutes ago

Di Electricity Connect 2024, PLN Galang Kolaborasi Global Wujudkan Transisi Energi di Indonesia

KalbarOnline, Jakarta - PT PLN (Persero) terus menggalang kolaborasi global demi mendukung upaya pemerintah dalam…

48 minutes ago