– Dirawat dalam incubator di ruang ICU RSUD Sekadau, Senin siang (20/11). Sang ayah berniat menjual ginjalnya untuk membiayai perawatan anaknya yang lahir prematur.
KalbarOnline, Sekadau – Kisah tragis mewarnai peringatan hari anak nasional (HAN) yang jatuh pada tanggal 20 November 2017. Betapa tidak, demi perawatan dan kesembuhan anak kembarnya yang lahir prematur, Suryoto (36), nekat ingin menjual ginjalnya.
“Sebagai orang tua, tentu sayang dengan anaknya. Dan demi anak saya, saya siap jual organ tubuh saya. Saya siap jual ginjal saya kalau memang ada yang membutuhkan,” tutur Suryoto, saat dijumpai awak media di ruang tunggu keluarga Intensif Care Unit (ICU) RSUD Sekadau, Senin siang (20/11).
Seraya terisak, Suryoto menyadari apabila menjual organ tubuh adalah perbuatan yang tidak baik dan melanggar hukum.
“Tapi saya harus bagaimana lagi. Saya binggung. Saya pasrah. Saya tak punya uang untuk pengobatan anak saya,” ucapnya.
Kisah pilu yang menimpa Suryoto itu bermula saat dirinya bersama sang istri, Nining (37), merantau ke Kalbar sekitar empat bulan lalu. Keduanya yang berangkat dari Kabupaten Siak, Kepulauan Riau itu berniat mencari penghidupan lebih layak di Sekadau.
Awalnya, kedua suami istri bersama anak pertamanya Tina (13) dan anak keduanya Tomi (9), tinggal di SP 2, Dusun Tapang Muntik, Desa Selalong Dua, Kecamatan Sekadau Hilir. Waktu itu, istrinya sudah hamil sekitar 3 bulan lebih.
Namun selama sekitar 1,5 bulan terakhir, ketiganya pindah ke Jalan BBI, RT 20/RW 04, Desa Mungguk, Sekadau Hilir. Mereka menempati pondok milik warga keturunan Tionghoa sekaligus menggarap lahan milik warga tersebut untuk bertani.
Selasa malam, 14 November 2017 lalu sekitar pukul 07.00 WIB, sang istri mengalami mulas-mulas. Suryoto pun membawa sang istri ke Puskesmas Selalong untuk pemeriksaan kesehatan menggunakan sepeda motor karena istrinya sejak awal tercatat sebagai pasien di wilayah kerja Puskesmas tersebut.
“Di Puskesmas itu, istri saya diperiksa oleh Bidan Dewi. Ia bilang sudah pembukaan empat dan harus dirujuk ke RSUD Sekadau malam itu juga,” cerita Suryoto.
Menggunakan mobil ambulance, Nining pun dibawa ke RSUD Sekadau. Keesokan harinya, Rabu (15/11), sang istri pun melahirkan anak kembar berjenis kelamin laki-laki dengan usia kandungan yang masih berusia 7 bulan, dalam proses persalinan normal.
“Anak pertama saya lahir pukul 14.00 WIB dengan berat 1,6 kg. Sedangkan anak kedua saya lahir pukul 15.46 dengan berat 1,2 kg,” beber Suryoto.
Karena lahir prematur, kedua anak Suryoto yang hanya memiliki tinggi sekitar 20 cm itu, harus menjalani perawatan intensif. Dokter RSUD Sekadau menyarankan agar dirujuk ke Pontianak. Namun ditolak karena ketiadaan biaya.
“Waktu itu saa hanya pegang uang Rp50 ribu. Bahkan ada resep obat yang tidak saya tebus karena uang tidak ada,” tutur Suryoto.
Atas dasar itu, pihak medis RSUD Sekadau pun memutuskan merawat istri dan kedua anak kembar Suryoto di RSUD Sekadau. Hari kedua sejak dirawat, istrinya pun pulang untuk penghematan biaya. Sementara dua anak kembarnya, terpaksa harus dirawat di ICU dengan dimasukkan dalam dua incubator dan harus dibantu dengan alat pernafasan ventilator.
“Untuk perawatan istri saya, habis Rp3.734.000. Biaya itu diberikan bos yang tempat saya menggarap lahan,” kenangnya.
Menurut Suryoto, dirinya tidak memiliki kartu BPJS karena baru pindah. Hal ini yang membut dirinya bingung. Sebab dari informasi yang didapatnya dari petugas medis, hingga dua hari lalu, biaya pengobatan anaknya sudah mencapai Rp10 juta lebih.
“Saya binggung harus cari biaya dari mana. Waktu saya pindah, saya sudah lapor RT dan kemarin juga sudah konsultasi. Tapi karena saya awalnya pindah ke Selalong Dua, maka saya disarankan menghubungi kepala Desa Selalong,” ucapnya.
“Tadi saya sudah ke Selalong dan saya diminta datang ke kantor Desa untuk dibuatkan surat miskin,” timpal Suryoto.
Suryoto pun berharap pihak terkait bisa membantu. Warga yang berminat membantu pun bisa langsung menghubungi Suryoto di nomor HP 082283372573.
Ike, salah seorang perawat di ruang ICU RSUD Sekadau mengatakan, kedua anak Suryoto membutuhkan perawatan intensif.
“Penyebabnya karena keduanya lahir prematur dan kondisinya membutuhkan perawatan,” kata Ike.
Ike melanjutkan, kedua anak Suryoto membutuhkan bantuan pernapasan.
“Karena itu dipasangi alat bantu,” tambahnya.
Sementara, Kepala Bidang Perlindungan dan Jaminan Sosial Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Dinsos PPPA) Sekadau, Syahdiman mengatakan, pihaknya akan berupaya membantu Suryoto.
“Saya akan meninjau langsung kondisi mereka ke RSUD Sekadau,” janji Syahdiman.
Syahdiman menegaskan, akan mencari cara terbaik untuk membantu Suryoto.
“Nanti kita akan koordinasi dengan pihak rumah sakit, BPJS, dan pihak terkait lainnya,” tukas Syahdiman. (Mus)
KalbarOnline, Pontianak - Atlet panjat tebing Indonesia, Veddriq Leonardo yang sukses meraih medali emas di…
KalbarOnline - Bulking adalah fase dalam program kebugaran di mana seseorang sengaja meningkatkan asupan kalori…
KalbarOnline, Ketapang - Mewakili Bupati Ketapang, Asisten Sekda Bidang Administrasi Umum Pemkab Kegapang, Devy Harinda…
KalbarOnline, Ketapang - Kepolisian Resort (Polres) Ketapang siap mengawal pelaksanaan tahapan pilkada serentak, mulai dari…
KalbarOnline, Ketapang - Dalam rangka mendukung program ketahanan pangan, Polres Ketapang mengikuti zoom meeting “Launching…
KalbarOnline, Pontianak – Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) Kalimantan Barat menyelenggarakan…