Seperti yang banyak diketahui orang, kebotakan dan kerontokan rambut atau alopecia biasanya dialami oleh orang dewasa atau yang sudah lanjut usia. Alopecia adalah masalah rambut yang menyebabkan penipisan hingga kebotakan. Penyakit ini bukan hanya menyerang orang dewasa saja, tetapi bisa menyerang anak-anak.
Kadang, ada yang mengalami kebotakan pada bagian tertentu di kepala dan ada pula yang mengalami botak secara keseluruhan. Dilansir dari webmd.com, sebanyak 3% anak di Amerika Serikat mengalami alopecia.
Sama halnya dengan rambut orang dewasa, rambut anak-anak memiliki siklus hidup. Setiap helai rambut tumbuh dengan aktif selama 2-6 tahun. Setelah itu, rambut melewati siklus istirahat, yang disebut dengan fase telogen, selama kurang lebih 3 bulan. Setelah fase telogen berakhir, rambut rontok akan jatuh atau patah, kemudian tumbuhlah rambut baru.
Jika anak usia 26 bulan ke atas mengalami kerontokan pada rambut, mereka harus diperiksa oleh dokter untuk mengetahui secara pasti apa penyebab dan masalah kesehatan yang mereka alami. Nantinya, dokter akan memberikan penanganan yang tepat untuk mengatasi masalah tersebut. Ada beberapa alasan yang menjadi penyebab si Kecil mengalami kerontokan rambut yang tidak normal. Berikut adalah beberapa kondisi si Kecil dapat mengalami alopecia.
Umumnya dikenal sebagai kurap pada kulit kepala, yang merupakan infeksi akibat jamur pada anak-anak. Awalnya, kerontokan pada rambut bisa dihitung. Namun, semakin lama kerontokan hanya terjadi pada salah satu sisi rambut. Bagian yang mengalami kebotakan tersebut umumnya berbentuk bulat atau oval. Rambut akan patah pada permukaan kulit dan terdapat titik-titik hitam di kepala.
Jika dokter mendiagnosis anak mengalami tinea capitis, akan dilakukan pemeriksaan dengan mikroskop untuk memastikannya. Penanganan dapat dilakukan dengan menggunakan obat antijamur oral, yang akan diminum selama 8 minggu. Selain itu, si Kecil harus menggunakan sampo khusus antiketombe dan jamur untuk merontokkan jamur. Karena kurap pada kulit kepala umumnya menular, si Kecil haris berhati-hati terhadap barang yang dipakai bersama, seperti topi, bantal, penjepit rambut, dan sisir
Alopecia areta bukanlah kondisi yang bisa menular. Kondisi ini disebabkan oleh sistem imun tubuh yang menyerang bagian folikel rambut. Kondisi ini ditandai dengan kemunculan bentuk oval atau bulat secara tiba-tiba di bagian kepala saat rambut rontok. Tanda ini muncul dengan perlahan tanpa merusak atau mematahkan bagian rambut lain. Sekitar 25% anak yang mengalami alopecia areta juga memiliki kuku yang mengerut.
Alopecia areta sebenarnya tidak bisa disembuhkan, tetapi kondisi ini bisa dikontrol dengan melakukan pengobatan. Kebanyakan dari anak yang ditangani dengan baik mengalami pertumbuhan rambut di bagian yang botak hanya dengan 1 tahun perawatan. Namun, perlu diingat bahwa rambut yang tumbuh kembali tidak dapat diprediksi apakah bisa bertahan atau dapat rontok kembali.
Untuk sekitar 5% anak-anak, penyakit ini berkembang menjadi alopecia totalis, yaitu kehilangan semua rambut di kulit kepala. Beberapa di antaranya akan mengalami alopecia universalis, yaitu kehilangan total rambut di seluruh bagian tubuh. Untuk anak yang lebih muda, biasanya dokter memberikan salep atau krim pada bagian yang botak.
Kondisi ini diakibatkan si Kecil menarik, memutar, atau menggosok rambutnya dengan keras, sehingga rambutnya akan rontok pada bagian tertentu dengan patah yang bervariasi (ada yang di bagian atas rambut, ada pula yang hanya di ujung rambut).
Trichotillomania bisa dipicu oleh stres dan kecemasan yang dirasakan anak. Terkadang, bisa juga disebabkan oleh trauma, misalnya saat kakek meninggal, perceraian, dan kejadian buruk di sekolah.
Bagaimanapun juga, penting bagi orang tua untuk mengetahui kondisi anak, apakah ia stres atau tidak. Dengan membicarakannya, rasa stres anak akan berkurang, sehingga kerontokan rambut bisa teratasi.
Ada kondisi lain yang sering disebut dengan traction alopecia, yang terjadi akibat rambut dikepang atau dikuncir terlalu ketat, sehingga mengakibatkan kerontokan pada bagian garis rambut. Hal ini terjadi karena adanya peradangan di rambut dan menjadi iritasi.
Kondisi ini terjadi karena adanya tekanan berat yang dirasakan oleh anak, seperti demam tinggi, pembedahan dengan anestesi, kematian orang yang dicintai, luka parah, atau penggunaan obat dengan resep tertentu yang mengganggu siklus pertumbuhan rambut.
Saat pertumbuhan terhenti, rambut langsung memasuki fase istirahat. Sekitar 16 minggu setelah masa itu, rambut yang tumbuh langsung keluar bersamaan, sehingga terjadi penumpukan yang menyebabkan kebotakan parsial atau menyeluruh.
Jika anak mengalami kondisi ini, tidak ada cara apa pun yang bisa dilakukan untuk mengobatinya selain menghindari stres. Setelah anak pulih, rambut akan tumbuh kembali dalam waktu 6 bulan atau 1 tahun setelahnya.
Kerontokan pada rambut bisa disebabkan kekurangan nutrisi, seperti kekurangan vitamin H atau biotin, zat besi, dan vitamin A.
Penting bagi orang tua untuk mengetahui bagaimana kondisi mental anak, apakah ia sedang stres atau tidak. Berbeda dengan orang tua yang bisa mengatasi stres sendirian, anak-anak perlu dibantu dan ditenangkan agar ia merasa nyaman dan aman. Selain itu, penuhi nutrisi si Kecil di masa perkembangannya. (AD/AS)
KalbarOnline - Film Hidup Ini Terlalu Banyak Kamu tayang di bioskop Indonesia mulai Kamis, 21…
KalbarOnline - Baru-baru ini, Nana Mirdad curhat lewat akun Instagram pribadinya soal pengalaman tidak menyenangkan…
KalbarOnline, Pontianak - Dalam meningkatkan kualitas pelayanan dan peralatan medis di Kalimantan Barat, Pemerintah Provinsi…
KalbarOnline, Sambas - Dalam rangka optimalisasi lahan (oplah) pertanian di Kalimantan Barat, Menteri Pertanian RI,…
KalbarOnline, Ketapang - Anggota DPRD Kabupaten Ketapang dari Fraksi Partai Demokrat, Rion Sardi melakukan reses…
KalbarOnline, Ketapang - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Ketapang bakal membentuk Tim Reaksi Cepat (TRC) untuk menangani…