Citizen Jurnalis
Siti Maulida
Mahasiswa IAIN Pontianak
KalbarOnline, Pontianak – Jurusan Studi Agama-agama FUAD Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pontianak memandang perlu untuk menyiapkan sumber daya mahasiswa moderat dengan bekal khazanah dan wawasan yang luas dalam hal keragaman di Kalbar.
Oleh karena itu, Jurusan SAA menggelar kegiatan kuliah perdana jurusan yang bertujuan mengokohkan visi dasar akademis mahasiswa SAA. Acara yang diselenggarakan pada Kamis (6/9/2018) ini mengundang Kepala Kesbangpol Kota Pontianak, Rizal Muthahar, S.Sos sebagai narasumber utama.
Sebagai stakeholder dari birokrasi pemerintahan, narasumber adalah pihak yang berkompeten untuk membahas tema dari seminar SAA yang bertemakan ‘Multiculturalism Today: Potret Keragaman Terkini di Kalbar, antara Peluang dan Tantangan’. Kegiatan ini akan melibatkan seluruh mahasiswa jurusan SAA IAIN Pontianak.
Dr Ridwan Rosdiawan, Ketua Jurusan SAA mengungkapkan bahwa jurusan SAA FUAD IAIN Pontianak berkiprah langsung dalam membangun dialog, mediasi, serta pembentukan atmosfir moderasi antar elemen masyarakat dari beragam latar belakang keyakinan dan budaya. Tugas utama ini membutuhkan pondasi kuat berupa penyiapan dan pemantapan agen-agen penyemai semangat perdamaian. Dalam dunia akademik, mahasiswa adalah agen utamanya.
“IAIN Pontianak merupakan salahsatu stakeholder terdepan yang berkomitmen menjadi pelopor dan dalam proses kerukunan dan keharmonian dalam multikulturalisme kehidupan di Kalbar. Peran Tri Dharma perguruan tinggi dioptimalisasi untuk berkontribusi melalui bidang pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat. Unit instansi di IAIN Pontianak yang mengemban tugas utama pada ranah ini adalah Jurusan Studi Agama-Agama (SAA) yang berada di bawah naungan Fakultas Ushuluddin, Adab dan Dakwah (FUAD) IAN Pontianak,” pungkas Ridwan.
Senada dengan Ridwan, Dr Ismail Ruslan Selaku Dekan FUAD IAIN Pontianak mengungkapkan bahwa fakta keragaman di Kalimantan Barat telah menjadi fokus perhatian nasional. Dinamika harmonisasi dan konflik yang pernah terjadi dalam sejarah sosial kemasyarakatannya menjadikan Kalbar sebagai barometer integrasi dalam konteks ke-Bhinneka-an di negeri ini.
Kekayaan “warna” latar belakang keyakinan, etnisitas serta afiliasi sosial menjadi berkah sekaligus potensi ancaman yang membayangi.
Oleh karena itu, menurut Ismail Ruslan telah menjadi kesadaran bersama yang terpatri baik dalam visi maupun misi dari semua stakeholder di segmen organisasi pemerintah, swasta, formal maupun informal. Harmoni dan kerukunan hidup dalam keterjaminan menjalankan hak asasi individu adalah syarat mutlak bagi kemajuan Kalbar serta menjadi sumber inspirasi rujukan bagi strategi pembangunan nasional.
“Itulah komitmen yang mendasari paradigma sekaligus arah tujuan program dari pihak-pihak langsung terkait termasuk kegiatan yang dilakukan oleh jurusan SAA FUAD IAIN Pontianak ini,” pungkas Ismail. (*)
KalbarOnline - Film Hidup Ini Terlalu Banyak Kamu tayang di bioskop Indonesia mulai Kamis, 21…
KalbarOnline - Baru-baru ini, Nana Mirdad curhat lewat akun Instagram pribadinya soal pengalaman tidak menyenangkan…
KalbarOnline, Pontianak - Dalam meningkatkan kualitas pelayanan dan peralatan medis di Kalimantan Barat, Pemerintah Provinsi…
KalbarOnline, Sambas - Dalam rangka optimalisasi lahan (oplah) pertanian di Kalimantan Barat, Menteri Pertanian RI,…
KalbarOnline, Ketapang - Anggota DPRD Kabupaten Ketapang dari Fraksi Partai Demokrat, Rion Sardi melakukan reses…
KalbarOnline, Ketapang - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Ketapang bakal membentuk Tim Reaksi Cepat (TRC) untuk menangani…