Nasional    

Bangun Prilaku Gemar Membaca Siswa dengan Kegiatan Membaca Senyap

Oleh : Jauhari Fatria
Minggu, 14 Oktober 2018
WhatsApp Icon
Ukuran Font
Kecil Besar

KalbarOnline, Balikpapan

Indonesia memiliki tingkat literasi yang cukup rendah. Berdasarkan survei

Most Literate Nation in The World, sebuah study yang dilakukan oleh Central

Connecticut State University pada tahun 2016, Indonesia berada di peringkat ke

60 dari 61 negara yang diteliti.  Untuk

mengatasi masalah ini dan agar anak-anak tumbuh terbiasa membaca semenjak dini,

pemerintah berusaha menggalakkan gerakan literasi sekolah atau disingkat GLS.

Agar GLS sukses, manajemen tingkat sekolah, terutama kepala

sekolah perlu membuat program khusus membaca untuk semua warga sekolah. Program

tersebut bisa berupa membaca 15 menit tiap hari sebelum pembelajaran, pengadaan

taman baca atau pojok baca, pengadaan buku yang bervariasi dan yang tak kalah

penting memberikan keteladanan dalam membaca.

Terkhusus program membaca 15 menit sebelum atau setelah

pembelajaran, pemerintah sudah menuangkannya dalam Peraturan Menteri Pendidikan

dan Kebudayaan tahun 2015.  Sayangnya di

lapangan, pelaksanaannya ternyata belum efektif.

“Kami melakukan sesekali, tapi saat ini terhenti,” ujar Jaka

Pramono, Kepala SDN 006 Balikpapan disela-sela Pelatihan Manajemen Berbasis

Sekolah yang diadakan program PINTAR kerjasama Tanoto Foundation dengan Dinas

Pendidikan dan Kemenag Balikpapan yang dilaksanakan di Hotel Swiss Bell In, 10-11

Oktober 2018.

Hal yang sama diungkapkan oleh Kepala SD 009 Balikpapan

Tengah, ibu Noor Masyitah.

“Kami belum efektif melaksanakan program tersebut, tidak

rutin kami laksanakan,” ujarnya.

Menurut Khudori, Spesialis Pembelajaran SD Tanoto

Foundation, sekolah perlu konsiten melakukan program membaca 15 menit sebelum

pembelajaran  dan menciptakan suasana

agar program tersebut juga berjalan efektif.

“Agar kegemaran membaca itu tumbuh di kalangan siswa, tentu

saja kegiatan 15 menit tersebut harus rutin dilakukan. Namun tak kalah penting

juga adalah bagaimana menciptakan suasana membaca yang menunjang,” tukasnya.

Menurutnya, kalau pun sekolah melaksanakan program 15 secara

konsisten, kalau tidak didukung penciptaan suasana membaca yang menunjang,

hasil program tersebut juga tidak maksimal.

“Kalau yang satu sedang berusaha konsentrasi membaca, sedang

pelajaran lain malah menciptakan suasana yang rebut, tentu saja akan mengganggu

konsentrasi siswa yang membaca tersebut,” tukasnya lagi.

Untuk itu, menurutnya, sekolah perlu menerapkan salah satu strategi

membaca yaitu membaca senyap.

“Artinya selama 15 menit tersebut, diusahakan semua siswa

membaca dan gangguan suara diusahakan diminimalkan sedemikian rupa. Para siswa

yang membaca, dengan cara ini, akan lebih konsentrasi dan lebih bisa menyelami

apa yang dibaca yang pada akhirnya bisa menumbuhkan rasa senang dalam membaca, terutama

terhadap buku-buku cerita,” imbuhnya menambahkan. 

Menurut Khudori, program membaca senyap merupakan salah satu

strategi membaca telah banyak dilaksanakan di sekolah di negara-negara maju

seperti Amerika Serikat, Australia, Inggris dan lain-lain dan terbukti meningkatkan

kegemaran membaca siswa.

“Program seperti ini sudah jamak dilakukan di negara maju, beberapa

sekolah di Indonesia juga sudah mulai melakukan. Ada juga strategi lain, yaitu

membaca nyaring, yang lebih sering ditujukan untuk literasi kelas awal,” tuturnya.

Strategi membaca senyap hanya salah satu bagian dari

pelatihan manajemen berbasis sekolah yang diorganisir oleh program PINTAR

Tanoto Foundation pada 30 kepala sekolah dan pengawas sekolah mitra program.

Selama dua hari pelatihan, selain langsung mempraktekkan

membaca senyap selama 15 menit, mereka juga dikenalkan Strategi Pembelajaran

Aktif, Manajemen Berbasis Sekolah dan Budaya Baca secara kesuruhan.

“Kepala Sekolah merupakan kunci kemajuan sekolah. Maju dan

mundurnya sekolah sangat tergantung kepala sekolah. Kalau mau maju, program

program di sekolah harus berjalan efektif,” ujar Kabid Sekolah Menengah Pertama

Dinas Pendidikan dan Balikpapan, Syaiful Bahri, di sela-sela kegiatan tersebut.

(*/Fai)

Artikel Selanjutnya
Lestari Capital Luncurkan Mekanisme Pembiayaan Inovatif Untuk Perlindungan dan Restorasi Hutan
Minggu, 14 Oktober 2018
Artikel Sebelumnya
Penerima Manfaat BAKTI NUSA Dompet Dhuafa VII Inisiasi Do[Nation] For Palu
Minggu, 14 Oktober 2018

Berita terkait