KalbarOnline, Pontianak – Cabang olahraga sepatu roda di ajang Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) XII Kalimantan Barat tahun 2018 menjadi catatan buruk pada even akbar ini.
Pasalnya, sejumlah persoalan terjadi mulai dari waktu pelaksanaan, dugaan diskriminasi terhadap salah satu kontingen hingga dibatalkannya salah satu kelas dari lima kelas yang dipertandingkan yakni di kelas point to point (PTP) 10 ribu kilometer yang artinya dalam kelas ini nihil kontribusi medali.
Hal ini turut dibenarkan Ketua panitia pelaksanaan cabang olahraga sepatu roda Porprov Kalbar 2018, Efri Sulistianto. Ia mengatakan bahwa seyogianya pelaksanaan cabor sepatu roda dilaksanakan pada 22-24 November, namun didalam perjalanannya terdapat sejumlah persoalan teknis sehingga pelaksanaannya dilakukan pada 23-24 November untuk lima kelas yang dipertandingkan.
Kemudian mengenai dibatalkannya kelas PTP 10 ribu kilometer kategori putra dan putri diambil melalui voting dari 8 kabupaten dan kota yang turut serta. Dari seluruh pengcab, hanya Pengcab Perserosi Kota Pontianak yang menolak kelas pertandingan tersebut dibatalkan.
Seperti diketahui dari 8 kabupaten dan kota yang turut serta tersebut diantaranya, Pengcab Perserosi Kapuas Hulu, Ketapang, Sintang, Sekadau, Landak, Sambas, Kubu Raya dan Kota Pontianak dengan keseluruhan sebanyak 54 atlet.
“Untuk kelas 300, 500 dan 1000 individual time trial (ITT) serta 15 ribu eliminasi masing-masing untuk putra dan putri sudah dilaksanakan kemarin pada 23 November. Hari ini sebenarnya dilaksanakan PTP 10 ribu kategori putra dan putri, namun dikarenakan kondisi cuaca dari subuh tadi hujan, lapangan basah sehingga tidak dapat dijadikan lintasan untuk atlet sehingga pengcab 7 kabupaten tidak setuju kelas ini dilanjutkan hanya Kota Pontianak yang bersedia melanjutkan, sehingga berdasarkan itu kita putuskan kelas ini kita tutup,” tukasnya.
Efri mengatakan pihaknya juga sudah menyerahkan kembali segala keputusan kelanjutan pertandingan di kelas PTP 10 ribu ini kepada seluruh pengcab. Keputusan dibatalkannya kelas ini juga lantaran pihaknya menilai kurangnya perhatian dari KONI Provinsi.
“Sepatu roda ini kan tingkat resikonya tinggi, karena berpacu pada kecepatan. Kalau aspal itu basah, apalagi tergenang, itu bahaya untuk anak-anak, fatal akibatnya. Olahraga, kalau untuk menciderai atlet, lebih baik tidak usah dilaksanakan. Kemudian tidak ada tim medis yang disediakan dari KONI tidak ada, layaknya suatu pertandingan itu harus ada tim medis, sampai saat ini tim medis tidak ada disediakan. Sehingga kita putuskan PTP 10 ribu dibatalkan pelaksanaannya dan tidak ada kontribusi lagi untuk hari berikutnya, karena perhitungan medali hari ini terakhir sekaligus penutupan dan PTP 10 ribu kosong atau nihil medali,” tukasnya lagi.
Sementara Pengcab Perserosi Sintang, Yeri Wahyudi turut mengaku kecewa lantaran dibatalkannya kelas PTP 10 ribu di cabor sepatu roda pada ajang Porprov Kalbar ke-XII ini.
“Sedikit kecewa, atlet sudah siap. Tapi mau bagaimana lagi, dikarenakan faktor cuaca yang tidak bersahabat juga, jadi kita tidak bisa ambil resiko, karena sepatu roda ini kalau dengan lintasan yang basah itu resiko. Kita tidak bisa juga mengorbankan keselamatan atlet, jadi dibuat keputusan dari panitia dan disepakati 7 Pengcab diluar Pengcab Pontianak, jadi kita harus ikut keputusan panitia,” tuturnya.
Sementara salah seorang official Pengcab Perserosi Pontianak, Indra Putra menyesalkan dan mengaku kecewa berat lantaran dibatalkannya kelas PTP 10 ribu.
“Tadi pagi memang hujan, lalu kita musyawarah dengan Pengcab kabupaten lain dan seluruh panitia. Awalnya semuanya sepakat pertandingan akan dilaksanakan kalau keadaan sudah aman, lintasan sudah kering. Kita dari kontingen Pontianak juga bantu bersih-bersih lintasan,” tukasnya.
Indra Putra menilai ada kesepahaman antara kontingen-kontingen lainnya agar kelas PTP 10 ribu tidak terlaksana.
“Kita kan hanya satu suara melawan tujuh suara dari Pengcab lain. Jadi kalaupun Pontianak siap sementara yang Pengcab kabupaten lain tidak siap bertanding, akhirnya kalaupun dipertandingkan jadi eksibisi percuma, tentu atlet kita kecewa,” ujarnya.
“Karena atlet kita ini latihan sudah bertahun-tahun bukan sehari dua hari, mempersiapkan Porprov, mereka ikut seleksi bahkan mengorbankan sekolah tapi karena sudah seperti itu, kami dari official terima tapi orang tua dan atlet itu sendiri tentu kecewa, karena tidak selayaknya dibatalkan apalagi kita lihat kondisi lintasan sekarang sudah kembali normal lagi. Tapi memang keikutsertaan kami dari kontingen Pontianak sedari awal sudah dicoba untuk dihalang-halangi,” tandasnya. (Fai)
KalbarOnline - Film Hidup Ini Terlalu Banyak Kamu tayang di bioskop Indonesia mulai Kamis, 21…
KalbarOnline - Baru-baru ini, Nana Mirdad curhat lewat akun Instagram pribadinya soal pengalaman tidak menyenangkan…
KalbarOnline, Pontianak - Dalam meningkatkan kualitas pelayanan dan peralatan medis di Kalimantan Barat, Pemerintah Provinsi…
KalbarOnline, Sambas - Dalam rangka optimalisasi lahan (oplah) pertanian di Kalimantan Barat, Menteri Pertanian RI,…
KalbarOnline, Ketapang - Anggota DPRD Kabupaten Ketapang dari Fraksi Partai Demokrat, Rion Sardi melakukan reses…
KalbarOnline, Ketapang - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Ketapang bakal membentuk Tim Reaksi Cepat (TRC) untuk menangani…