KalbarOnline, Ketapang – Camat Kendawangan, Asdewi, mengatakan ada sejumlah rumah di Kendawangan yang terancam abrasi.
Namun, dia menegaskan tidak ada rumah yang hancur akibat erosi pantai. Asdewi turut mengomentari informasi yang beredar di media sosial terkait sejumlah rumah yang roboh akibat abrasi. Menurutnya informasi tersebut tidak benar adanya.
Asdewi mengatakan, kejadian rumah roboh akibat erosi pantai itu terjadi pada tahun 2017 lalu. Sejumlah rumah roboh tersebut diterjang gelombang, lantaran posisinya berada di tepi laut.
“Bukan sekarang. Itu kejadian tahun lalu. Kalau sekarang tidak ada rumah yang roboh. Memang ada rumah yang terdampak abrasi, tapi tidak sampai roboh,” katanya, kemarin (26/12/2018).
Dia menjelaskan, rumah yang roboh akibat abrasi di tahun lalu itu terletak di Dusun Sungai Tengar, Desa Mekar Utama.
Di lokasi tersebut memang ada sejumlah rumah yang berdiri dekat dengan pantai. Sehingga saat musim air pasang laut, bibir pantai semakin terkikis akhirnya air merusak rumah.
Pihaknya, kata dia, tak bisa melarang warga untuk membuat rumah di tepi laut. Namun pihaknya tetap mengimbau agar masyarakat sebisa mungkin untuk tidak mendirikan bangunan di pantai, apalagi pantai tersebut tidak memiliki tanggul atau pondasi yang kuat.
Dikhawatirkan jika gelombang kuat akan terjadi abrasi.
Asdewi mengungkapkan, untuk mencegah terjadinya erosi pantai, PT WHW akan membuat tanggul penahan air laut di sekitar pantai di Sungai Tengar.
Namun, diakui Asdewi, dirinya tak mengetahui secara pasti berapa panjang tanggul yang akan dibangun tersebut.
“Katanya akan dibangun tahun 2019 ini. Kita berharap dapat secepatnya dibangun,” harapnya.
Selain di Sungai Tengar, abrasi juga terjadi di kawasan Pantai Jambat Kendawangan. Di lokasi tersebut, lanjutnya, sejumlah rumah sudah menjadi langganan terkena air laut, terlebih lagi jika musim air pasang laut.
Namun demikian, sejumlah tanggul juga sudah dibangun di lokasi itu agar abrasi tidak semakin meluas.
Sebelumnya, Badan Meterologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kelas III Rahadi Oesman Ketapang mengimbau masyarakat Ketapang dan Kayong Utara untuk mewaspadai terjadinya hujan deras serta banjir rob di dua wilayah tersebut. Air pasang laut diperkirakan akan mencapai puncaknya antara 24-27 Desember.
Kepala BMKG Ketapang, Aqil Iqsan mengatakan bahwa berdasarkan prakiraan untuk wilayah Kalbar, khususnya Ketapang dan Kayong Utara diperkirakan dari tanggal 23 Desember hingga satu pekan kedepan berpotensi terjadi hujan deras.
“Ini bisa saja terjadi karena disebabkan adanya aliran masa udara di Laut Jawa sehingga wilayah selatan Kalbar bisa terkena dampaknya,” ujarnya.
Selain potensi hujan deras, masyarakat Ketapang dan Kayong Utara, khususnya yang berada di tepi pantai diimbau untuk mewaspadai potensi banjir rob.
“Puncak maksimum pasang kami perkiraan sekitar tanggal 24 sampai 27 Desember. Imbauan ini untuk waspada gelombang dan pasang maksimum, bukan terhadap tsunami,” jelasnya. (Adi LC)
KalbarOnline - Film Hidup Ini Terlalu Banyak Kamu tayang di bioskop Indonesia mulai Kamis, 21…
KalbarOnline - Baru-baru ini, Nana Mirdad curhat lewat akun Instagram pribadinya soal pengalaman tidak menyenangkan…
KalbarOnline, Pontianak - Dalam meningkatkan kualitas pelayanan dan peralatan medis di Kalimantan Barat, Pemerintah Provinsi…
KalbarOnline, Sambas - Dalam rangka optimalisasi lahan (oplah) pertanian di Kalimantan Barat, Menteri Pertanian RI,…
KalbarOnline, Ketapang - Anggota DPRD Kabupaten Ketapang dari Fraksi Partai Demokrat, Rion Sardi melakukan reses…
KalbarOnline, Ketapang - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Ketapang bakal membentuk Tim Reaksi Cepat (TRC) untuk menangani…