Categories: Ketapang

Wanita Penyebar Berita Hoaks Corona di Ketapang Jadi Tersangka

KalbarOnline, Ketapang – Pemilik akun Facebook bernama Arina Mahfiroh hoakakhirnya resmi ditetapkan sebagai tersangka penyidik Satreskrim Kepolisian Resort (Polres) Ketapang atas kasus penyebaran berita hoax atau berita bohong pada 04 Maret 2020 lalu.

Pemilik akun Facebook Arina Mahfiroh tersebut berinisial AM yang merupakan seorang ibu rumah tangga. Sebelumnya ia diketahui menyebarkan informasi palsu atau berita bohong (hoaks) terkait adanya pasien virus corona yang dirawat di RSUD dr Agoesdjam Ketapang. Ia diamankan oleh petugas pada Rabu (4/3/2020).

Kapolres Ketapang, AKBP RS Handoyo melalui Kasat Reskrim Polres Ketapang, AKP Eko Mardianto mengatakan kalau tersangka diamankan lantaran menyebarkan berita bohong terkait kasus virus Corona di media sosial Facebook sehingga menyebabkan kepanikan di masyarakat.

“Pelaku sudah kita tetapkan sebagai tersangka,” katanya, Kamis (5/3/2020).

Eko sapaan akrabnya, menyebutkan kalau kronologis kejadian berawal dari adanya patroli cyber yang dilakukan oleh Team Cyber Patrol Sat Reskrim Polres Ketapang saat merebaknya isu soal virus Corona di Ketapang. Kemudian ditemukan akun Facebook tersangka yang menyebarkan informasi bohong soal virus corona tersebut.

“Setelah dilakukan profiling dan menemukan beberapa konten berita bohong yang dilakukan oleh akun Facebook Arina Mahfiroh. Setelah dilakukan penyelidikan ternyata pemilik akun Facebook tersebut berada di Ketapang,” ujarnya.

Setelah dilakukan penangkapan dan interogasi, tersangka mengakui telah menyebarluaskan informasi tersebut melalui akun Facebook miliknya pada tanggal 04 Maret 2020 sekitar pukul 07.30 WIB yang diupload di kediamannya di Desa Kalinilam, Kecamatan Delta Pawan, Ketapang.

“Barang bukti yang kita amankan satu unit handphone dan hasil screenshoot postingan konten foto atau gambar berikut tulisan dari akun Facebook Arina Mahfiroh,” ucapnya.

Namun terhadap tersangka, Eko menyebutkan kalau setelah dilakukan pemeriksaan pihaknya tidak melakukan penahanan dikarenakan pertimbangan tersangka yang masih mempunyai balita serta suaminya yang bekerja di luar kota.

“Pelaku kita jerat dengan Undang-undang ITE. Dengan ancaman pidana maksimal sepuluh tahun kurang penjara atau denda paling banyak satu miliar rupiah,” tandasnya. (Adi LC)

Jauhari Fatria

Saya Penulis Pemula

Share
Published by
Jauhari Fatria

Recent Posts

Sutarmidji Puji Keberadaan Rumah Makan Gratis Habib di Pontianak

KalbarOnline, Pontianak - Calon Gubernur Kalimantan Barat (Kalbar) nomor urut 1, Sutarmidji menjadi tamu spesial…

3 hours ago

Sutarmidji Nyekar ke Makam Kedua Orang Tua di Gang Tengah

KalbarOnline, Pontianak-Calon Gubernur Kalbar nomor urut 1, Sutarmidji nyekar ke makam kedua orang tuanya, HM…

4 hours ago

Tayang 22 November, Simak Sinopsis Film We Live in Time

KalbarOnline - Film We Live in Time mempertemukan Andrew Garfield dan Florence Pugh. Film garapan…

4 hours ago

Ketegangan Rusia-Ukraina Melonjak, Harga Emas Capai Level Tertinggi Seminggu

KalbarOnline - Kamis (21/11/2024) harga emas mencapai level tertinggi dalam lebih dari seminggu. Setelah prospek…

5 hours ago

Transisi PAUD Menyenangkan, Windy Bacakan Dongeng hingga Ajak Anak di Pontianak Sarapan Sehat

KalbarOnline, Pontianak - Penjabat Ketua TP PKK Provinsi Kalimantan Barat, Windy Prihastari yang juga selaku…

9 hours ago

Sutarmidji Siap Turun Tangan Tata Kawasan Sungai Jawi

KalbarOnline, Pontianak - Masyarakat Kota Pontianak masih menginginkan Sutarmidji kembali menjadi Gubernur Kalimantan Barat (Kalbar)…

9 hours ago