Korban Tewas Akibat Korona di Italy Rerata Berusia Lanjut?

KalbarOnline.com – Korban tewas di Italia akibat korona mencapai 463 orang pada Senin, (8/3/2020). Angka itu termasuk yang tertinggi di luar Cina sejak wabah koronavirus dimulai. Namun, mengapa begitu banyak korban tewas terkait dengan virus itu di negeri Pizza?

Korban tewas akibat korona di negara tersebut dilaporkan menyebar di wilayah Lombardy, Emilia-Romagna, Veneto, Marche, Liguria, Piedmont, Lazio, Puglia dan Friuli-Venezia-Giulia. Sebagian besar kasus (lebih dari 5.000) serta kematian (333) terjadi di Lombardy. Mayoritas yang meninggal adalah pria, dan semuanya warga negara Italia.

Berdasarkan data pemerintah setempat, seperti dukutip di laman media setempat, thelocal.it, korban tewas terbanyak berusia 80-an atau 90-an, dan sudah menderita masalah kesehatan serius, termasuk kanker, ketika infeksi coronavirus terdeteksi terhadap mereka.

Pejabat kesehatan Italia juga menunjukkan bahwa korban meninggal sejauh ini rata-rata berusia 81 tahun, banyak dari mereka dengan kondisi kesehatan yang sudah ada sebelumnya, fakta itu tidak banyak meyakinkan orang, terutama dalam negara dengan populasi setua Italia.

Namun, statistik Uni Eropa menunjukkan Italia memiliki tingkat populasi lansia cukup banyak dibanding dengan negara eropa lainya. Hanya Jerman negara Eropa lainnya yang usia penduduknya cukup banyak lansia.

Baca Juga :  Pertamina Ngebor 411 Sumur untuk Naikkan Target Investasi 84% Tahun Ini

Imbasnya, Populasi lansia negara tersebut dikutip sebagai faktor dalam keputusan pemerintah untuk menutup semua sekolah di negara itu hingga setidaknya 15 Maret. Sementara tingkat infeksi di kalangan anak muda tampaknya lebih rendah. Ada kekhawatiran bahwa anak-anak sekolah dapat lebih mudah menularkan infeksi kepada anggota keluarga yang lebih tua, terutama di negara dengan ikatan keluarga erat seperti itu.

“Langkah-langkah yang diperkenalkan pada hari-hari ini bertujuan untuk menghindari gelombang epidemi yang besar,” kata pejabat di Institut Kesehatan Nasional Italia dalam sebuah pernyataan.

“Dalam kasus coronavirus, kita harus mempertimbangkan fakta bahwa Italia memiliki populasi lansia, sebenarnya jauh lebih tua dari populasi Cina, yang perlu dilindungi dari penularan,” jelasnya.

Otoritas kesehatan Italia juga menyarankan orang berusia di atas 75 tahun untuk tinggal di dalam rumah dan membatasi kontak sosial. Saran yang sama diberikan kepada warga yang usianya 65 tahun-an lebih yang memiliki masalah kesehatan.

Baca Juga :  Jalan Kaki ke KPU Tangsel, Benyamin-Pilar Didampingi Airin Rachmi Diany

Melihat statistik global memberi kesan bahwa Italia memiliki angka kematian yang sangat tinggi. Tapi seberapa benar data itu? Sementara rasio fatalitas kasus global untuk virus korona masih dinilai. Saat ini, WHO memperkirakan angka kematian akibat virus ini mencapai 3,4 persen, naik dari angka perkiraan sementara mereka sebelumnya sebesar dua persen.

Angka ini berdasarkan studi WHO pada pasien Cina. Para ahli mengatakan angka ini kemungkinan akan berubah lagi dan menambahkan bahwa banyak kasus mungkin tidak terdeteksi. “Infeksi mungkin tidak dilaporkan karena banyak yang tidak menunjukkan gejala atau sangat ringan,” kata WHO.

Menurut data pemerintah Italia, 4,25 persen orang dikonfirmasi memiliki virus corona di Italia telah meninggal, salah satu tingkat tertinggi di dunia.

Namun, sekali lagi, sulit untuk mendapatkan angka akurat karena probabilitas tinggi bahwa banyak kasus di Italia dan global tidak terdeteksi.[asa]

Comment