KalbarOnline.com – Terkait anjloknya harga minyak dunia, sejumlah kalangan turut angkat bicara. Turunnya harga minyak dunia hingga USD36 per barel seharusnya diiringi dengan turunnya harga bahan bakar minyak (BBM) di pasaran oleh badan usaha yang beroperasi di Indonesia baik itu Pertamina, Shell, Total, BP dan Exxon Mobil.
“Penurunan harga minyak dengan rata-rata USD40 per barel harus dibarengi dengan turunnya harga BBM di pasaran oleh badan usaha. Pemerintah harus segera mendorong supaya harga BBM turun,” ujar Pengamat Energi dari Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta Fahmy Radhi, di Jakarta, Senin (9/3/2020).
Menurutnya, penurunan harga BBM tidak hanya untuk BBM non subsidi. Anjloknya harga minyak dunia, imbuhnya, seharusnya juga dibarengi dengan penurunan harga BBM penugasan premium dan BBM subsidi jenis solar.
“Pertamina harus segera menurunkan semua harga BBM baik BBM non-subsidi, BBM penugasan maupun harga BBM subsidi,” tuturnya.
Lebih lanjut dikatakannya, anjloknya harga minyak dunia disebabkan karena kelebihan pasokan karena Rusia menolak melakukan penurunan produksi sehingga harga minyak dunia semakin menurun.
“Anjloknya harga minyak dunia disebabkan karena kelebihan pasokan. Negara-negara yang tergabung dalam OPEC berupaya menurunkan produksi hingga 1,5 juta barel. Tapi negara non OPEC seperti Rusia menolak menurunkan produksi,” terangnya.
Sementara itu, Direktur Eksekutif Energy Watch Mamit Setiawan mengatakan, pihaknya juga mendorong supaya pemerintah meminta badan usaha menurunkan harga BBM. Adapun penurunan harga BBM, kata dia, diharapkan mampu meningkatkan daya beli masyarakat.
“Harapannya dengan kondisi BBM turun akan menggerakkan ekonomi masyarakat,” katanya.
Sebagai informasi, harga minyak dunia turun signifikan mengiringi keputusan Arab Saudi yang memangkas harga jual minyak. Minyak jenis West Texas Intermediate (WTI) turun ke level USD32,4 per barel atau turun 21,5%, sedangkan jenis Brent merosot ke USD35,31 per barel atau turun 22%.[ab]
Comment