KalbarOnline.com – Panic buying juga terjadi spontan setelah merebaknya virus Corona atau Covid-19. Pasca diumumkannya puluhan hingga ratusan pasien positif Corona, berbondong bondong masyarakat menyerbu pusat perbelanjaan untuk memborong bahan-bahan makanan, sampai beberapa mini market kehabisan stok.
Belum lagi gelombang masyarakat pemburu masker terakumulasi begitu saja menyusul masker yang tiba tiba langka, kalau pun ada harganya Rp 300 ribu per box.
“Memang bagi seorang politikus semua isu bisa dikapitalisasi menjadi modal politik. Tapi kalau sampai virus seperti Corona pun dikonversi menjadi amunisi politik bukankah itu terlalu jahat? Menari di atas luka masyarakat yg terpapar?” kata Gilbert saat berbincang dengan wartawan Kamis (19/3/2020).
Sebaiknya, lanjut Gilbert, sambil mengoptimalkan tim medis para pimpinan seyogianya mengeluarkan statement yang menenangkan masyarakat bukan malah membuat pernyataan yang malah membuat situasi seolah darurat, apalagi overlapping mengambil wewenang yang semestinya domain pusat, seperti mengumumkan situasi genting atau lockdown, misalnya.
“Di kalangan internal dewan pun saya sudah berkali kali mengingatkan untuk tidak berlebihan dalam menanggapi virus Corona. Waspada tentu saja namun tidak perlu panik,” tukas Gilbert.[ab]
KalbarOnline, Pontianak - Penjabat Ketua TP PKK Provinsi Kalimantan Barat, Windy Prihastari yang juga selaku…
KalbarOnline, Pontianak - Masyarakat Kota Pontianak masih menginginkan Sutarmidji kembali menjadi Gubernur Kalimantan Barat (Kalbar)…
KalbarOnline - Debut solo Irene Red Velvet "Like a Flower" dikabarkan akan dilakukan pada 26…
KalbarOnline, Pontianak - Atlet panjat tebing Indonesia, Veddriq Leonardo yang sukses meraih medali emas di…
KalbarOnline - Bulking adalah fase dalam program kebugaran di mana seseorang sengaja meningkatkan asupan kalori…
KalbarOnline, Ketapang - Mewakili Bupati Ketapang, Asisten Sekda Bidang Administrasi Umum Pemkab Kegapang, Devy Harinda…