Bagi setiap pasangan suami istri, memiliki momongan menjadi suatu hal yang sangat diidamkan. Sayangnya, karena beberapa faktor, salah satunya gangguan kesuburan atau infertilitas bisa membuat beberapa pasangan tidak dapat memiliki keturunan.
Infertilitas sendiri bisa disebabkan oleh gaya hidup seseorang yang tidak sehat. Wah, kira-kira apa saja sih gaya hidup yang bisa memengaruhi ketidaksuburan seseorang? Berikut uraiannya.
Pasangan suami istri dapat dikatakan mengalami gangguan kesuburan atau infertilitas apabila belum dikaruniai keturunan secara alami setelah satu tahun menikah dan berhubungan seksual secara teratur tanpa menggunakan kontrasepsi.
Infertilitas dapat terjadi pada salah satu pihak atau keduanya, baik pria maupun wanita. Namun, sekitar 10% penyebab infertilitas tersebut tidak dapat dikenali jika hanya dilakukan pemeriksaan standar.
Menurut beberapa penelitian, gaya hidup yang tidak sehat ternyata dapat meningkatkan risiko gangguan kesuburan yang akhirnya mempersulit pasangan dalam memperoleh keturunan. Nah, berikut ini beberapa gaya hidup tidak sehat yang dimaksud. Semoga dengan mengetahuinya, Geng Sehat bisa segera memperbaikinya, ya!
1. Menunda usia menikah dan hamil pada perempuan
Munculnya tren menunda usia pernikahan atau kehamilan demi alasan mengejar karier yang belakangan ini marak, merupakan salah satu penyebab sulitnya pasangan suami istri mendapatkan keturunan.
Perlu diketahui, kesuburan seorang wanita akan menurun sesuai dengan bertambahnya usia. Terutama usia di atas 37 tahun, ketika kuantitas dan kualitas sel telur menurun cepat dan akan merosot drastis, hingga akhirnya menopause.
2. Kebiasaan merokok
Seperti kita ketahui, kebiasaan merokok memang berdampak buruk bagi kesehatan, termasuk pada tingkat kesuburan. Pada pria, merokok dapat menyebabkan menurunnya produksi sperma, motilitas (pergerakan), dan morfologi (bentuk) yang normal.
Selain itu, hal ini juga memiliki efek terhadap kerusakan DNA (materi genetik) sperma. Sementara pada wanita, kandungan pada rokok selain dapat mengacaukan hormon, juga dapat memengaruhi kualitas sel telur.
3. Berat badan
Berat badan seseorang acapkali berkaitan dengan kebiasaan makan dan banyaknya aktivitas. Berat badan berlebih ataupun kurang memiliki efek samping kesehatan yang cukup luas termasuk pada kesuburan.
Berat badan yang tidak ideal ini biasanya diartikan sebagai indeks massa tubuh (IMT) yang tinggi (IMT lebih dari 25) maupun rendah (IMT kurang dari 18,5). Pada wanita, obesitas dan kurangnya berat badan dapat memicu gangguan kesuburan akibat ketidakseimbangan hormonal dan gangguan ovulasi.
Sementara pada pria, beberapa penelitian membuktikan bahwa obesitas dapat menurunkan kualitas semen, konsentrasi, dan motilitas sperma. Berat badan berlebih juga dapat meningkatkan kerusakan DNA sperma. Sebuah studi di luar negeri pun membuktikan bahwa disfungsi ereksi dapat disebabkan oleh faktor kegemukan.
Selain obesitas, berat badan yang kurang juga merupakan faktor pemicu gangguan kesuburan pada pria. Mereka yang memiliki berat badan rendah memiliki konsentrasi sperma yang lebih rendah dibandingkan pria dengan berat badan ideal.
4. Olahraga berlebihan
Olahraga memang baik untuk kesehatan, namun ingatlah bahwa segala hal yang berlebihan justru tidak baik untuk tubuh. Olahraga yang berlebihan ternyata berefek negatif terhadap keseimbangan energi pada tubuh yang dapat mempengaruhi sistem reproduksi.
Jika kebutuhan energi melebihi jumlah asupan makanan, maka keseimbangan negatif akan terjadi dan berdampak pada gangguan pusat pengatur hormon di otak (disfungsi hipotalamus) sehingga terjadilah siklus haid yang tidak teratur.
Olahraga berlebihan yang dimaksud adalah olahraga yang dilakukan dengan frekuensi yang sering, intensitas yang tinggi, dan durasi yang lama. Salah satu contohnya adalah jenis olahraga kardiovaskular (seperti bersepeda dan aerobik) yang dilakukan lebih atau sama dengan 4 jam per minggu.
Pada laki-laki, olahraga berlebihan juga dapat menyebabkan ketidaksuburan berupa menurunnya semua parameter sperma. Sama seperti pada perempuan, efek pada kesuburan terjadi apabila olahraga dilakukan pada frekuensi, intensitas dan durasi yang tinggi (lebih dari 5 jam per minggu).
5. Stres psikologis
Walaupun secara ilmiah masih belum terbukti secara kuat, stres psikologis diduga dapat memengaruhi kesehatan reproduksi dan berakibat buruk terhadap kesuburan. Pada wanita, stres psikologis berimplikasi pada sistem hormonal, imunologi, dan sistem saraf otonom yang secara tidak langsung berefek pada kemampuan reproduksi seorang wanita.
6. Konsumsi kafein berlebihan
Selain kopi, beberapa minuman atau makanan yang mengandung kafein seperti teh dan soft drink serta cokelat dipercaya memiliki kaitan dengan lamanya seseorang untuk mendapatkan keturunan, walaupun mekanisme dan bukti ilmiahnya masih belum terlalu jelas. Konsumsi kafein yang berlebihan dapat memengaruhi fungsi reproduksi wanita dengan mengganggu fungsi ovulasi dan perubahan kadar hormon.
7. Kebiasaan mengonsumsi alkohol
Walaupun banyak studi yang mengaitkan alkohol dengan infertilitas, namun belum terlalu jelas berapa besar jumlah yang berhubungan dengan meningkatnya risiko tersebut. Pada pria, konsumsi alkohol berdampak negatif terhadap kesuburan seperti mengecilnya buah zakar, menurunnya libido, menurunnya jumlah dan volume sperma.
Konsumsi alkohol juga memiliki efek yang bervariasi terhadap kesuburan wanita, antara lain menurunnya angka penempelan janin di rahim, meningkatnya angka keguguran dan kematian janin, disfungsi ovulasi, dan perkembangan embrio (janin) yang abnormal.
8. Paparan tinggi terhadap polutan dan zat-zat kimiawi
Melansir dari Reproductive Science Center of New Jersey, beberapa bahan kimia disebut dapat memicu produksi hormon wanita dalam tubuh pria yang mengakibatkan menurunnya produksi sperma. Peptisida, herbisida, dan insektisida adalah contoh bahan kimia yang dapat memengaruhi kemampuan sperma dalam membuahi sel telur.
9. Sering terpapar suhu tinggi
Suhu udara yang terlalu tinggi terutama di sekitar buah zakar, misalnya kolam air panas atau sauna terbukti dapat mengganggu kesuburan pada laki-laki akibat produksi sperma yang berkurang. Selain itu, celana ketat juga menyebabkan suhu di sekitar buah zakar menjadi lebih tinggi, yang kemudian dapat berdampak buruk pada kualitas sperma.
Nah, itulah beberapa faktor gaya hidup yang dapat memengaruhi tingkat kesuburan seseorang. Sebagai pasangan suami istri, tentu Kamu dan pasangan menginginkan kehadiran buah hati, dong.
Oleh karena itu, mulailah untuk menerapkan gaya hidup yang sehat, ya. Menerapkan gaya hidup sehat tidak hanya baik untuk tingkat kesuburan, tetapi juga kondisi kesehatanmu secara keseluruhan. (AS)
Referensi
Press Release Rumah Sakit Pondok Indah. “Gangguan Kesuburan dan Gaya Hidup, Apa Kaitannya? ” – dr. Shanty Olivia Jasirwan, Sp. OG-KFER, Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan Konsultan Fertilitas, Endokrinologi, dan Reproduksi RS Pondok Indah – Pondok Indah
KalbarOnline - Film Hidup Ini Terlalu Banyak Kamu tayang di bioskop Indonesia mulai Kamis, 21…
KalbarOnline - Baru-baru ini, Nana Mirdad curhat lewat akun Instagram pribadinya soal pengalaman tidak menyenangkan…
KalbarOnline, Pontianak - Dalam meningkatkan kualitas pelayanan dan peralatan medis di Kalimantan Barat, Pemerintah Provinsi…
KalbarOnline, Sambas - Dalam rangka optimalisasi lahan (oplah) pertanian di Kalimantan Barat, Menteri Pertanian RI,…
KalbarOnline, Ketapang - Anggota DPRD Kabupaten Ketapang dari Fraksi Partai Demokrat, Rion Sardi melakukan reses…
KalbarOnline, Ketapang - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Ketapang bakal membentuk Tim Reaksi Cepat (TRC) untuk menangani…