KalbarOnline.com – Merebaknya virus corona atau Covid-19 di Indonesia, membuat salah seorang pengemudi Ojek berbasis Online (Ojol), Muhammad Syauqi Hadzami (26) mengeluhkan pendapatannya yang berkurang dua kali lipat.
Diakui Syauqi, jika dalam situasi normal dirinya bisa mendapatkan penghasilan lebih dari Rp200 ribu. Namun, dalam kondisi pandemi Corona ini penghasilannya hanya Rp120 ribu tanpa intensif. Baginya, jumlah itu belum cukup untuk memenuhi kebutuhan cicilan motor, tagihan listrik dan lain-lain.
“Semenjak mewabahnya virus Covid-19 ini pendapatan saya berkurang. Yang biasanya sehari 200rb, sekarang paling sampe 120rb,” ujar Syauqi saat ditemui indopolitika.com, Rabu (25/3/2020).
Pria yang tinggal di daerah Kebun Jeruk, Jakarta Barat itu kini hanya mengandalkan jasa antar orderan makanan. Sebab, menurutnya para customer tidak ingin mengambil resiko terkena virus corona. Mereka mengikuti kebijakan pemerintah untuk selalu menjaga jarak (Social Distancing). “Jadi saya cuma ngambil orderan makanan,” imbuhnya.
“Pernah dikasih makanan waktu mau anter makanan. Customer yang bayarin dan bilang gak usah diantar, bawa pulang aja, buat keluarga,” lanjutnya.
Saat ini, dirinya hanya bisa pasrah dan berharap kondisi pandemi covid-19 di Indonesia berakhir secepatnya. Syauqi juga mendesak pemerintah agar tidak gegabah dalam mengambil kebijakan seperti Work From Home (WFH). Dimana, tidak semua masyarakat memiliki pekerjaan yang bisa dikerjakan dari rumah. Pemerintah, kata dia juga harus memikirkan nasib para kerja lepasan yang mengandalkan penghasilan harian dengan turun ke lapangan.
“Pemerintah juga jangan gegabah mengambil keputusan, pikirkan nasib kita yang kerja di lapangan, sebab rata-rata penghasilan masyarakat kita dari sektor informal,” pungkasnya.
Presiden Minta Tak Usah Khawatir
Untuk diketahui, sejak pemerintah menyampaikan imbauan kepada masyarakat untuk diterapkannya physical/social distancing dan work from home (WFH, berdampak buruk bagi pengemudi atau driver ojek online (ojol) dan sopir taksi online. Mereka yang berpenghasilan harian itu khawatir tak bisa memenuhi kebutuhannya.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) pun mengaku telah mendengar keluhan-keluhan tersebut. Dia menyampaikan, pemerintah sudah memberikan relaksasi bahwa mereka tidak perlu membayar angsuran kredit kendaraan selama 1 tahun.
“Keluhan yang saya dengar juga dari tukang ojek, sopir taksi yang sedang memiliki kredit motor atau mobil, atau nelayan yang sedang memiliki kredit, saya kira sampaikan ke mereka, tidak perlu khawatir karena pembayaran bunga atau angsuran diberikan kelonggaran selama 1 tahun,” ujarnya saat memberikan arahan kepada para gubernur melalui video conference, Selasa (24/3/2020).
Relaksasi pembayaran angsuran kendaraan tersebut, sebut Jokowi sudah difinalisasikan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Selain memberikan relaksasi itu, OJK juga melonggarkan kredit UMKM.
“OJK akan memberikan kelonggaran relaksasi kredit UMKM untuk nilai kredit di bawah Rp 10 miliar baik kredit perbankan maupun industri keuangan non bank, penundaan cicilan sampai satu tahun, dan penurunan bunga,” tuturnya.
Jokowi menegaskan kepada bank maupun leasing, bahwa kebijakan itu tidak main-main. Semua bank maupun perusahaan pembiayaan dilarang melakukan penagihan angsuran. Larangan itu juga sudah diserukan kepada Kepolisian. [rif]
KalbarOnline, Pontianak - Penjabat Ketua TP PKK Provinsi Kalimantan Barat, Windy Prihastari yang juga selaku…
KalbarOnline, Pontianak - Masyarakat Kota Pontianak masih menginginkan Sutarmidji kembali menjadi Gubernur Kalimantan Barat (Kalbar)…
KalbarOnline - Debut solo Irene Red Velvet "Like a Flower" dikabarkan akan dilakukan pada 26…
KalbarOnline, Pontianak - Atlet panjat tebing Indonesia, Veddriq Leonardo yang sukses meraih medali emas di…
KalbarOnline - Bulking adalah fase dalam program kebugaran di mana seseorang sengaja meningkatkan asupan kalori…
KalbarOnline, Ketapang - Mewakili Bupati Ketapang, Asisten Sekda Bidang Administrasi Umum Pemkab Kegapang, Devy Harinda…