Di tengah kepanikan masyarakat di seluruh dunia akibat pandemi Covid-19, belum lama ini beredar informasi yang cukup meresahkan para penderita tekanan darah tinggi yang rutin mengonsumsi obat antihipertensi golongan angiotensin converting enzyme inhibitor (ACEI) dan angiotensin receptor blocker (ARB).
Hal ini berhubungan dengan adanya publikasi ilmiah yang menyatakan bahwa penggunaan kedua golongan obat ini berpotensi meningkatkan risiko infeksi dan keparahan Covid-19. Padahal, kedua jenis obat tersebut tergolong obat yang paling sering digunakan pada penderita tekanan darah tinggi.
Tak heran banyak yang kemudian ragu melanjutkan konsumsi obat tersebut karena khawatir mengalami peningkatan risiko terjangkit Covid-19. Benarkah demikian? Simak dulu penjelasan berikut, yuk!
Seperti yang Geng Sehat ketahui, virus Covid-19 yang bermula dari Wuhan, Tiongkok telah menginfeksi lebih dari 250 ribu orang dan menyebabkan lebih dari 10 ribu kematian di seluruh dunia. Data menunjukkan bahwa terdapat beberapa populasi yang lebih rentan mengalami infeksi berat, salah satunya adalah mereka yang memiliki kondisi medis berupa penyakit jantung dan pembuluh darah (salah satunya hipertensi atau tekanan darah tinggi), serta diabetes atau penyakit kencing manis.
Salah satu faktor yang diduga berpengaruh pada tingginya kasus dan keparahan infeksi Covid-19 pada penderita penyakit kardiovaskular dan diabetes berkaitan dengan peningkatan regulasi enzim bernama angiotensin converting enzyme 2 (ACE2).
Di dalam tubuh manusia, enzim ini terdapat pada jaringan epitel paru-paru, ginjal, pembuluh darah, serta usus. Serupa dengan yang terjadi pada wabah severe acute respiratory syndrome (SARS), virus penyebab Covid-19 membutuhkan ACE2 sebagai reseptor (entry point/jalan masuk) untuk dapat menginfeksi tubuh manusia.
Penelitian menunjukkan bahwa beberapa jenis obat, termasuk obat golongan angiotensin converting enzyme inhibitor (ACEI) dan angiotensin receptor blocker (ARB) yang umum dikonsumsi oleh penderita tekanan darah tinggi maupun diabetes dengan komplikasi kardiovaskular dapat menyebabkan peningkatan regulasi ACE2.
Dengan demikian timbul hipotesis bahwa mereka yang mengonsumsi obat-obatan tersebut memiliki risiko untuk mengalami keparahan infeksi Covid-19 yang lebih tinggi. Pesan berantai mengenai hubungan antara konsumsi obat antihipertensi dengan Covid-19 ini pun ramai menghiasi media sosial dan menimbulkan kesimpangsiuran akan perlu atau tidaknya mengganti obat.
Menanggapi polemik terkait pandemi Covid-19 yang semakin meluas dan perlu atau tidaknya orang yang mengonsumsi kedua jenis obat di atas untuk mencari alternatif terapi, beberapa institusi telah mengeluarkan pernyataan rekomendasi mengenai hal ini.
Dilansir dari berbagai sumber, baik American College of Cardiology (ACC), American Heart Association (AHA), Heart Failure Society of America (HFSA), serta European Society of Cardiology (ESC) konsisten merekomendasikan untuk tidak melakukan penggantian atau penghentian terapi antihipertensi sehubungan dengan adanya wabah Covid-19.
Hal ini karena belum terdapat bukti ilmiah yang cukup kuat untuk mendukung hal tersebut. Ini juga berlaku bagi mereka yang berstatus suspek atau telah dinyatakan positif terinfeksi Covid-19. Bukti-bukti ilmiah justru sangat konsisten dalam menunjukkan peran penting dari konsumsi obat antihipertensi golongan ACEI dan ARB dalam mengendalikan tekanan darah dan menurunkan kejadian kardiovaskular yang berisiko fatal seperti stroke dan serangan jantung serta komplikasi lainnya.
Oleh karenanya, tatalaksana hipertensi harus tetap dilakukan dengan standar yang tinggi dengan mempertimbangan risiko kejadian kardiovaskular dari setiap penderita. Berdasarkan hal tersebut, mereka yang telah rutin mengonsumsi obat antihipertensi golongan ACEI dan ARB dianjurkan untuk tetap melanjutkan terapinya, kecuali dokter merekomendasikan adanya perubahan terapi.
Sangat tidak dianjurkan untuk mengganti atau menghentikan terapi obat antihipertensi dengan inisiatif sendiri tanpa berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter, karena hal ini justru malah bisa menjadi berbahaya!
Prinsip mengutamakan pencegahan menjadi hal terpenting yang perlu diperhatikan oleh semua orang di tengah pandemi Covid-19, terlebih bagi mereka yang memiliki riwayat medis tertentu seperti hipertensi dan diabetes dan rutin mengonsumsi obat antihipertensi golongan ACEI dan ARB.
Menerapkan physical distancing dan hygiene yang baik adalah strategi terbaik yang dapat diupayakan untuk memutus rantai penularan virus. Selain meminimalisasi risiko tertular Covid-19, dengan physical distancing dan hygiene yang baik, Geng Sehat yang sehat juga dapat membantu melindungi populasi-populasi rentan yang mungkin ada di sekitar Geng Sehat, seperti anggota keluarga yang sudah berusia lanjut atau mereka yang memiliki riwayat medis tertentu.
Referensi:
Thelancet.com. Are patients with hypertension and diabetes mellitus at increased risk for COVID-19 infection?
Acc.org. Concerns reusing RAAS antagonist in covid-19.
Escardio.org. Hypertension on ace inhibitors
Medscape.com. US Cardio Societies: Continue Antihypertensives Amid COVID-19
KalbarOnline - Film Hidup Ini Terlalu Banyak Kamu tayang di bioskop Indonesia mulai Kamis, 21…
KalbarOnline - Baru-baru ini, Nana Mirdad curhat lewat akun Instagram pribadinya soal pengalaman tidak menyenangkan…
KalbarOnline, Pontianak - Dalam meningkatkan kualitas pelayanan dan peralatan medis di Kalimantan Barat, Pemerintah Provinsi…
KalbarOnline, Sambas - Dalam rangka optimalisasi lahan (oplah) pertanian di Kalimantan Barat, Menteri Pertanian RI,…
KalbarOnline, Ketapang - Anggota DPRD Kabupaten Ketapang dari Fraksi Partai Demokrat, Rion Sardi melakukan reses…
KalbarOnline, Ketapang - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Ketapang bakal membentuk Tim Reaksi Cepat (TRC) untuk menangani…