KalbarOnline.com – Keputusan India melakukan lockdown selama 21 hari mulai 25 Maret hingga 14 April mendatang membuat ribuan orang kabur meninggalkan New Delhi. Mereka adalah pekerja migran harian yang menggantukan hidup sehari-harinya dari penghasilan hariannya.
Bagi mereka, lockdown berarti tak ada pekerjaan dan penghasilan bagi para pekerja di sektor formal maupun informal di India. Ini yang mereka rasakan dan akhirnya menjadi kepanikan massal.
Proyek-proyek konstruksi, layanan taksi, tata graha dan pekerjaan sektor informal lainnya terhenti sejak pengumuman lockdown Perdana Menteri M Modi. Pertokoan juga tutup dan sang pemilik pertokoan itu memilih memulangkan para pegawainya.
Dilansir dari National Post, meskipun ada larangan keluar rumah, ratusan orang berbondong-bondong ke pasar di kota-kota besar India seperti Delhi, Kolkata, dan Mumbai.
Mereka terlihat berbaris secara dekat satu sama lain dan bahkan ada yang berkerumun untuk memeriksa kualitas buah-buahan dan sayuran yang tersedia untuk dibeli dari pedagang.
Para pekerja yang merasa akan mati karena tidak “mendapat uang” bukan karena ancaman virus corona itu akhirnya mengambil sikap tegas: pulang kampung.
Mereka pun mendatangi terminal-terminal di ibu kota India itu. Terminal pun penuh sesak. Namun, bus-bus untuk membawa para pekerja dan keluarganya ini tidak bisa beroperasi. Armada bus pun kalaupun ada yang berani berangkat tidak memadai alias tidak cukup untuk mengangkut ribuan orang ini. Oleh karenanya banyak juga yang memilih pulang ke kampung halaman dengan berjalan kaki.
Pemerintah Uttar Pradesh, yang berbatasan dengan New Delhi, mengirim armada bus umum dan pribadi dengan kapasitas 52.000 orang ke jalan layang di perbatasan Delhi. “Di sana ribuan orang terlunta-lunta,” menurut juru bicara pemerintah negara bagian Awanish Awasthi.
Ketika kerumunan memanjang di pos pemeriksaan perbatasan di seluruh India, pemerintah daerah diminta mendirikan tenda dan memberikan makan.
Polisi juga membuat lingkaran menggunakan kapur di trotoar, masing-masing terpisah dua meter, dan memerintahkan orang untuk berdiri di dalamnya ketika menunggu dalam antrean.
Kondisi mereka sangat memprihatinkan. Selain kelelahan, ribuan pekerja migran dan keluarganya ini pun mengalami kelaparan cukup serius.
PM Modi menjelaskan langkah ekstrem diperlukan untuk menghentikan penyebaran virus corona di India. Apalagi, India telah mengkonfirmasi lebih dari 900 kasus dan 20 kematian.
Tindakan Modi bertujuan untuk mengendalikan penyebaran virus di kota-kota kecil India setelah gelombang pertama virus corona terjadi di Delhi, Mumbai, dan kota-kota besar lainnya.
Langkah lockdown Modi juga banyak mendapatkan kritik publik. Sebab, banyak yang bertanya bagaimana mereka yang tinggal di daerah kumuh dan daerah berpenghasilan rendah lainnya akan mampu menyediakan diri sendiri dan keluarga mereka selama lockdown.
Kemampuan fasilitas kesehatan di India juga dinilai sangat kurang. India hanya memiliki 0,5 tempat tidur rumah sakit untuk setiap 1.000 orang, dibandingkan dengan 4,3 di Cina dan 3,2 di Italia. Kondisi itu membuat India melakukan langkah pencegahan dengan penutupan 36 negara bagian. [rif]
KalbarOnline, Pontianak - Atlet panjat tebing Indonesia, Veddriq Leonardo yang sukses meraih medali emas di…
KalbarOnline - Bulking adalah fase dalam program kebugaran di mana seseorang sengaja meningkatkan asupan kalori…
KalbarOnline, Ketapang - Mewakili Bupati Ketapang, Asisten Sekda Bidang Administrasi Umum Pemkab Kegapang, Devy Harinda…
KalbarOnline, Ketapang - Kepolisian Resort (Polres) Ketapang siap mengawal pelaksanaan tahapan pilkada serentak, mulai dari…
KalbarOnline, Ketapang - Dalam rangka mendukung program ketahanan pangan, Polres Ketapang mengikuti zoom meeting “Launching…
KalbarOnline, Pontianak – Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) Kalimantan Barat menyelenggarakan…