KalbarOnline.com – Sebuah studi baru mengungkapkan bahwa ban bekas dan puing-puing bangunan dapat digunakan untuk membuat material jalan yang berkelanjutan dan ramah lingkungan. Cara ini juga sebagai alternatif daur ulang limbah. Karena hanya akan berakhir di tempat pembuangan sampah dan semakin memperburuk kondisi lingkungan.
Dikembangkan oleh para peneliti dari Australia, material penutup jalan yang baru adalah yang pertama yang menggabungkan puing-puing dan karet dalam campuran yang dioptimalkan untuk memenuhi standar keselamatan jalan. Campuran daur ulang yang dirancang untuk digunakan untuk lapisan dasar jalan disebut memiliki keuntungan menjadi lebih fleksibel dari pada bahan standar untuk membantu menghentikan jalan dari keretakan.
Menurut tim, solusi nol limbah juga akan mendukung ekonomi berkelanjutan. Sekitar setengah dari produksi limbah tahunan dunia berasal dari konstruksi, renovasi dan pembongkaran. Sementara itu, sekitar satu miliar ban bekas dihasilkan setiap tahun secara global.
Menurut Mohammad Saberian Boroujeni dari Universitas RMIT Melbourne, Australia, penggunaan campuran puing-puing karet berpotensi memberikan manfaat lingkungan dan teknik. “Basis jalan tradisional terbuat dari bahan yang tidak berkelanjutan, batu galian, dan pasir alami,” sebutnya.
Dia melanjutkan, bahan campuran yang digunakannya adalah alternatif daur ulang 100 persen yang menawarkan cara baru untuk menggunakan kembali ban dan limbah bangunan. “Kami mendukung penggunaan sumber daya secara berkelanjutan, campuran daur ulang kami adalah pilihan yang tepat untuk jalan yang lebih baik dan lingkungan yang lebih baik,” klaimnya.
Di Australia, tempat penelitian dilakukan, hanya 16 persen ban bekas didaur ulangi. Sementara itu, sekitar 3,15 juta ton puing bangunan menumpuk setiap tahun. RCA berpotensi digunakan untuk membentuk lapisan dasar jalan. Para ahli telah menunjukkan bahwa bahan daur ulang dapat secara signifikan ditingkatkan dengan penambahan limbah karet.
Para peneliti menggunakan mesin khusus untuk menilai kinerja bahan campuran serta untuk membandingkan kinerja berbagai jenis dan rasio remah karet dari ban dicampur dengan RCA. “Solusi untuk masalah limbah datang tidak hanya dari mengurangi berapa banyak yang dibuang ke tempat pembuangan akhir dan meningkatkan berapa banyak mendaur ulang, tapi juga mengembangkan penggunaan baru,” pungkas Boroujeni.
KalbarOnline - Film Hidup Ini Terlalu Banyak Kamu tayang di bioskop Indonesia mulai Kamis, 21…
KalbarOnline - Baru-baru ini, Nana Mirdad curhat lewat akun Instagram pribadinya soal pengalaman tidak menyenangkan…
KalbarOnline, Pontianak - Dalam meningkatkan kualitas pelayanan dan peralatan medis di Kalimantan Barat, Pemerintah Provinsi…
KalbarOnline, Sambas - Dalam rangka optimalisasi lahan (oplah) pertanian di Kalimantan Barat, Menteri Pertanian RI,…
KalbarOnline, Ketapang - Anggota DPRD Kabupaten Ketapang dari Fraksi Partai Demokrat, Rion Sardi melakukan reses…
KalbarOnline, Ketapang - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Ketapang bakal membentuk Tim Reaksi Cepat (TRC) untuk menangani…