Ketika orang semakin mudah berkomunikasi melalui pesan instan dan mdia sosial, makin mudah pula penyebaran hoax. Dan semua orang tahu, betapa merusaknya hoax yang tersebar secara massif. Seperti yang terjadi pada saat pandemic Covid-19 ini. Banyak hoax bertaburan, yang akhirnya menyesatkan pemahaman orang mengenai wabah mematikan ini.
Hal itu ikut menjadi perhatian Whatsapp, aplikasi pesan instan paling populer sejagat. Maklum, karena paling populer, maka paling banyak juga menjadi media penyebaran hoax, melalui fitur forward message. Dengan fitur ini, pengguna bisa dengan mudah membagikan atau mem-forward konten tersebut, ke list kontak yang ada, atau ke group.
Itulah kenapa, konten yang bersifat hoax dan menyesatkan, cepat sekali tersebar. Ditambah lagi dengan kecenderungan pengguna yang malas melakukan cek dan ricek untuk mengetahui fakta sebenarnya –dengan cara mencari sumber informasi lain yang terkait dengan konten yang dibagikan.
Whatsapp sudah berupaya mengatasi penyebaran hoax yang tak terkendali itu. Caranya, dengan membatasi berapa kali sebuah konten dapat diforward. April lalu, Whatsapp melakukan pembatasan, sebuah konten hanya dapat dibagikan lima kali saja. Menurut Whatsapp, perubahan itu mampu mengurangi penyebaran sebuah pesan yang viral hingga 70%.
Tapi fitur itu masih mengandung kelemahan. Bagaimana bila ternyata konten yang dibagikan tersebut justru berguna? Secara Whatsapp menggunakan metoda end-to-end enscription, yang tak memungkinkan pihak Whatsapp mengecek kebenaran konten yang dibagikan tersebut.
Maka langkah lainpun dilakukan. Mulai Agustus ini, Whatsapp memulai pilot project penambahan fitur yang memungkinkan pengguna bisa mengecek kebenaran konten yang dibagikan, sebelum memforward lagi.
Sebelumnya, Whatsapp menyediakan fitur untuk menandai pesan atau konten yang sudah diforward secara berantai, dengan memberi tanda panah ganda pada pesan tersebut. Itu artinya, pesan bukan berasal dari kontak list pengguna, tetapi bersumber entar dari mana. Itu akan menjadi peringatan bagi pengguna, bahwa konten yang bersangkutan perlu diperiksa lagi kebenarannya, sebelum memutuskan untuk diforward lagi.
Tapi ya itu tadi, kendalanya ada pada pengguna yang malas untuk bersusah payah membuka browser, masuk ke mesin pencari, dan mencari artikel atau informasi yang terkait dengan konten.
Kini, Whatsapp mencoba membantu mengatasi kemalasan itu, dengan menyediakan tautan situs yang terkait dengan konten yang dibagikan. Dengan cara memberi ikon kaca pembesar di samping konten yang diforward. Dengan men-tap ikon tersebut, maka akan muncul sederet tautan situs terkait konten. Pengguna bisa mengklik, memeriksa dan membandingkan, untuk mengetahui apakah konten yang dibagikan itu informasi keliru (hoax) atau sesuai fakta.
Fitur baru itu sudah digulirkan pada iOS, Android, dan versi Web, untuk pengguna di Brazil, Itali, Irlandia, Meksiko, Spanyol, Inggris dan Amerika. Pengguna di negara lain segera menyusul.
The post WhatsApp Luncurkan Fitur Search Untuk Kurangi Hoax appeared first on KalbarOnline.com.
KalbarOnline - Film Hidup Ini Terlalu Banyak Kamu tayang di bioskop Indonesia mulai Kamis, 21…
KalbarOnline - Baru-baru ini, Nana Mirdad curhat lewat akun Instagram pribadinya soal pengalaman tidak menyenangkan…
KalbarOnline, Pontianak - Dalam meningkatkan kualitas pelayanan dan peralatan medis di Kalimantan Barat, Pemerintah Provinsi…
KalbarOnline, Sambas - Dalam rangka optimalisasi lahan (oplah) pertanian di Kalimantan Barat, Menteri Pertanian RI,…
KalbarOnline, Ketapang - Anggota DPRD Kabupaten Ketapang dari Fraksi Partai Demokrat, Rion Sardi melakukan reses…
KalbarOnline, Ketapang - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Ketapang bakal membentuk Tim Reaksi Cepat (TRC) untuk menangani…