Categories: Kesehatan

Berbahayakah jika Pusar Bodong Setelah Melahirkan?

Apa yang berubah dari perut Mums saat hamil? Bukan hanya ukurannya, beberapa ibu hamil juga mengalami pusar yang menonjol, atau biasa disebut pusar bodong. Namun perlu diketahui, pusar bodong yang berlanjut hingga postpartum atau pasca-kelahiran bukanlah gejala yang baik. Yuk, ulik lebih lanjut di sini.

Kenapa Pusar Bumil Bisa Menonjol?

Sebelum membahas tentang pusar bodong saat hamil, menarik juga nih, jika membahas sebentar seputar pusar. Pernah enggak, Mums bertanya-tanya, bagaimana pusar kita bisa terbentuk? Pasalnya kalau Mums perhatikan, masing-masing orang memiliki bentuk pusar yang berbeda-beda, lho. Bahkan dalam dunia medis, terdapat 6 jenis pusar yang berbeda, yaitu menonjol, horizontal, vertikal, berbentuk mirip bohlam, bulat, dan dalam.

Jika Mums belum tahu, pusar adalah sisa tali pusat, yang mana tali pusat berfungsi menghubungkan janin dengan sang ibu saat masih berada di dalam rahim untuk menyediakan nutrisi dan oksigen untuk janin yang sedang tumbuh. Saat janin lahir dan tidak lagi membutuhkan tali pusat, umumnya tali pusat akan dipotong, kemudian dipasang penjepit kecil di atasnya. Puntung pusar yang tersisa biasanya lepas dalam waktu satu-2 minggu (terkadang lebih lama) setelah lahir. Nah, yang tersisa inilah yang kemudian menjadi pusar.

Oke, kembali ke pembahasan utama, kenapa sih, pusar ibu hamil bisa menonjol? Pusar bodong terjadi ketika janin yang semakin besar menekan dinding perut, sehingga membuat pusar terdorong keluar dan menonjol. Umumnya, hal ini terjadi di akhir trimester kedua atau memasuki trimester akhir, di saat ukuran perut membesar secara cepat.

Seperti banyak hal yang terjadi di masa kehamilan, terbentuknya pusar bodong tidak bisa dicegah dan terjadi secara acak. Artinya, beberapa ibu hamil akan mengalami pusar bodong. Namun, ada pula yang tidak mengalami perubahan pusar hingga melahirkan. Jika Mums merasa risih karena pusar bergesekan dengan pakaian, Mums dapat menyiasatinya dengan menggunakan penutup pusar yang dirancang khusus untuk melindungi pusar. Perlengkapan ibu hamil seperti celana hamil atau maternity belt, juga dapat melindungi pusar yang menonjol keluar

Tak perlu khawatir, Mums. Secara alami bentuk pusar Mums nantinya akan kembali seperti semula ketika sudah melahirkan. Selain itu, pusar bodong selama kehamilan sudah dipastikan tidak membahayakan janin dan Mums, kok. Yang perlu diwaspadai ketika pusar masih tetap bodong setelah bersalin, karena dikhawatirkan merupakan gejala hernia umbilikalis. Apa itu?

Baca juga: Teman Bumil Tampil dengan Wajah Baru, Dukung Ibu Milenal

Di Balik Pusar Bodong, Waspadai Gejala Hernia Umbilikalis

Hernia didefinisikan sebagai suatu kondisi saat organ dalam atau jaringan menonjol keluar melalui lubang otot perut yang lemah. Salah satu jenis hernia yang umum terjadi pasca-persalinan adalah hernia umbilikalis.

Kondisi tersebut ditandai dengan pusar yang menonjol keluar melalui lubang di otot perut. Tonjolan yang lembut dan empuk ini, umumnya berukuran kecil. Namun, perut bagian bawah terasa cukup teregang dan tegang setiap kali Mums mengangkat benda berat, bersin, atau batuk. Serupa seperti penyebab pusar menonjol pada ibu hamil, hernia umbilikalis pasca-persalinan adalah akibat adanya penumpukan tekanan di dalam perut yang membesar, serta daerah panggul menjorok ke dalam organ melalui lubang yang ada di dinding perut.

Hernia umbilikalis juga dapat dipicu oleh faktor-faktor tertentu yang menyebabkan terjadinya tekanan di dalam perut (intraabdomen), seperti:

  • Hamil lebih dari satu kali serta hamil kembar, terutama dalam jarak waktu berdekatan. Hal ini dapat membuat otot Mums cenderung melemah.
  • Beberapa orang memiliki celah kecil atau lubang di otot perut atau jaringan setelah lepasnya tali pusat saat lahir. Hal ini dapat terlihat jelas saat sudah dewasa dan hamil, yang akhirnya menyebabkan hernia umbilikalis.
  • Durasi persalinan yang lama karena meregangkan otot perut.
  • Otot perut cenderung kehilangan elastisitasnya ketika mengalami kelebihan berat badan atau obesitas. Obesitas juga meningkatkan kemungkinan berulangnya hernia umbilikalis.
  • Pernah menjalani operasi di area abdomen (perut) atau operasi caesar sebelumnya.
  • Terjadi penumpukan cairan di organ perut (asites).
  • Terjadi penggelembungan cairan di rongga perut (distensi) dan lemahnya jaringan ikat.
  • Mengejan karena batuk berkepanjangan, mengangkat beban berat, atau bersin terus-menerus juga dapat meningkatkan risiko terjadinya hernia umbilikalis.
Baca juga: 5 Kebiasaan Buruk Penyebab Perut Buncit

Berbahayakah Hernia Umbilikalis?

Hal ini perlu ditelaah terlebih dulu melalui pemeriksaan dokter. Hernia kecil tanpa rasa sakit atau tidak mengganggu aktivitas sehari-hari, umumnya merupakan hernia yang tidak mengganggu aliran darah ke usus. Sehingga, dinilai tidak terlalu parah dan jarang memerlukan prosedur pembedahan. Walau begitu, pastikan Mums memeriksakan diri ke dokter untuk memutuskan apakah perlu/tidak intervensi medis.

Gaya hidup sehat dan olahraga teratur merupakan dua cara yang umumnya dianjurkan untuk memperkuat otot perut. Beberapa gerakan sederhana seperti menggerakkan kaki seperti mengayuh sepeda dalam keadaan berbaring, atau bernapas melalui perut, dapat memperbaiki kekuatan otot perut pasca-persalinan. Hal ini secara tidak langsung dapat membantu meredakan hernia umbilikalis minor.

Namun ingat, setiap hernia berbeda dan mungkin dokter menyarankan Mums untuk membatasi pergerakan seseorang sampai batas tertentu. Karena itu, jangan mencoba olahraga apa pun tanpa bertanya kepada dokter.

Sementara, jika hernia umbilikalis pasca-persalinan disertai dengan nyeri hebat dan gangguan aliran darah ke usus, memerlukan perhatian medis atau pembedahan segera. Dalam beberapa kasus, hernia yang tidak diobati dapat mengganggu pergerakan usus, menyebabkan sakit perut yang hebat, dan masalah gastrointestinal.

Terlepas dari itu, tidak ada alasan untuk panik jika Mums mengalami hernia umbilikalis pasca-persalinan. Dengan perawatan yang tepat diikuti gaya hidup sehat, pemulihan hernia umbilikalis dapat berlangsung cepat dan tidak berkepanjangan.

Selain itu, tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa operasi perbaikan hernia dapat menyebabkan hilangnya kesuburan atau masalah kehamilan. Namun, besar kemungkinan Mums akan mengalami hernia umbilikalis pada kehamilan berikutnya. Oleh karena itu, lebih baik berkonsultasi dengan dokter jika Mums berencana ingin hamil setelah menjalani operasi perbaikan hernia.

Baca juga: Perubahan Payudara selama Kehamilan Trimester Pertama

Sumber:

Mom Junction. Umbilical Hernia.

First Cry Parenting. Umbilical Hernia.

Jauhari Fatria

Saya Penulis Pemula

Share
Published by
Jauhari Fatria

Recent Posts

Tayang Hari Ini di Bioskop, Berikut Sinopsis Film Hidup Ini Terlalu Banyak Kamu

KalbarOnline - Film Hidup Ini Terlalu Banyak Kamu tayang di bioskop Indonesia mulai Kamis, 21…

11 hours ago

Pergoki Rumah Berantakan dan Kotor, Nana Mirdad Trauma Punya ART

KalbarOnline - Baru-baru ini, Nana Mirdad curhat lewat akun Instagram pribadinya soal pengalaman tidak menyenangkan…

12 hours ago

Pj Gubernur Harisson Minta Rumah Sakit Daerah di Kalbar Berikan Layanan Prima Bagi Masyarakat

KalbarOnline, Pontianak - Dalam meningkatkan kualitas pelayanan dan peralatan medis di Kalimantan Barat, Pemerintah Provinsi…

13 hours ago

Mentan Andi Amran Sulaiman Dorong Kalbar Jadi Lumbung Pangan Nasional

KalbarOnline, Sambas - Dalam rangka optimalisasi lahan (oplah) pertanian di Kalimantan Barat, Menteri Pertanian RI,…

13 hours ago

Anggota DPRD Ketapang Rion Sardi Serap Aspirasi Masyarakat di Tepian Sungai Pawan

KalbarOnline, Ketapang - Anggota DPRD Kabupaten Ketapang dari Fraksi Partai Demokrat, Rion Sardi melakukan reses…

13 hours ago

Tangani Ruas Jalan Pelang – Sungai Kepuluk, Dinas PUPR Ketapang Bakal Siagakan TRC

KalbarOnline, Ketapang - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Ketapang bakal membentuk Tim Reaksi Cepat (TRC) untuk menangani…

13 hours ago