KalbarOnline.com – Tiongkok secara tegas mengatakan tidak tertarik untuk ikut campur pada urusan pemilihan presiden AS pada November 2020 mendatang. Kini yang menjadi keinginan Tiongkok adalah berdialog secara terbuka untuk berdamai dengan AS.
Pihak Tiongkok bahkan tidak ingin membuang waktu menunggu sampai setelah pemilu AS. Tiongkok melontarkan seruan terbaru untuk mendorong hubungan bilateral kembali ke awal dan berjalan secara beriringan.
Duta Besar Tiongkok untuk AS sejak 2013, Cui Tiankai mengatakan pihaknya siap untuk bekerja sama dengan pemerintah AS saat ini. Tiongkok ingin memperbaiki kerja sama agar bisa bersama-sama menangani wabah Covid-19.
“Kapan saja dan di mana saja untuk mengatur ulang hubungan dan membahas kerja sama di era Covid-19. Biar saya jelaskan, kami tidak menunggu apa pun dan kami tidak pernah mau membuang waktu untuk menunggu. Selain itu, dinamika internal Amerika jauh melampaui apa yang dapat kami prediksi atau pengaruhi. Kami tidak punya niat atau minat untuk terlibat,” kata Cui seperti dilansir dari South China Morning Post, Kamis (20/8).
Pernyataan tersebut disampaikan dalam webinar Brookings Institution dan transkrip pidato utama Cui diterbitkan oleh kedutaan pada Kamis (20/8). Komentar itu muncul di tengah ketegangan yang semakin tinggi antara kedua negara dalam masalah perdagangan, teknologi, Hongkong, Laut Cina Selatan, dan ideologi.
Sebelumnya tudingan dilakukan Direktur FBI Christopher Wray bahwa Tiongkok meningkatkan kemampuannya untuk memengaruhi pemilihan. Sekelompok diplomat senior Tiongkok telah menyampaikan pernyataan damai sejak akhir Juni, menyerukan kedua negara untuk terlibat di semua tingkatan dalam dialog untuk menghentikan eskalasi dan menyusun rancangan untuk hubungan di masa depan.
AS sendiri belum menanggapi keinginan Tiongkok secara langsung. “Kami menantikan tanggapan positif dari pihak AS,” harap Cui.
Cui juga mengecam pola pikir perang dingin dalam konfrontasi AS-Tiongkok saat ini. Menurutnya, jika tren negatif hubungan Tiongkok-AS dibiarkan berlanjut, Tiongkok mungkin harus menghadapi lebih banyak kesulitan dan tantangan.
“Para pemrakarsa perang dingin harus mempertimbangkan biaya yang harus dikeluarkan dan konsekuensinya bagi dunia,” ujarnya.
Tiongkok dan AS diharapkan segera mengadakan pembicaraan. Para pengamat di Tiongkok memperingatkan bahwa ketegangan dapat meningkat dalam beberapa bulan mendatang sebelum masa jabatan presiden baru AS dimulai pada Januari 2021.
KalbarOnline - Film Hidup Ini Terlalu Banyak Kamu tayang di bioskop Indonesia mulai Kamis, 21…
KalbarOnline - Baru-baru ini, Nana Mirdad curhat lewat akun Instagram pribadinya soal pengalaman tidak menyenangkan…
KalbarOnline, Pontianak - Dalam meningkatkan kualitas pelayanan dan peralatan medis di Kalimantan Barat, Pemerintah Provinsi…
KalbarOnline, Sambas - Dalam rangka optimalisasi lahan (oplah) pertanian di Kalimantan Barat, Menteri Pertanian RI,…
KalbarOnline, Ketapang - Anggota DPRD Kabupaten Ketapang dari Fraksi Partai Demokrat, Rion Sardi melakukan reses…
KalbarOnline, Ketapang - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Ketapang bakal membentuk Tim Reaksi Cepat (TRC) untuk menangani…