KalbarOnline.com – Konvensi Partai Republik selesai Kamis (27/8). Trump resmi diusung sebagai kandidat calon presiden. Pendampingnya tak berubah, tetap Mike Pence. Spekulasi yang bergulir belakangan ini bahwa Trump akan memilih Nikki Haley terbantahkan.
Haley digadang-gadang sebagai kartu yang bisa menyelamatkan kampanye Trump. Latar belakangnya yang mirip dengan kandidat wakil presiden Demokrat, Kamala Harris, diyakini bisa mendongkrak suara pemilih. Sama-sama perempuan, cerdas, dan berkulit warna. Pertarungan memperebutkan tiket ke Gedung Putih diyakini panas.
Tapi, Trump tampaknya telanjur cocok dengan Pence. Sang wakil itu tidak pernah menunjukkan sikap tak setuju dengan Trump secara terbuka. Ketika pernyataannya dan Trump di publik tidak sama, dia akan bermanuver sehingga tampak mereka masih dalam satu pikiran. Pence ibarat bayangan Trump yang siap ikut ke mana saja tanpa mengganggunya. Dia tidak pernah berusaha lebih menonjol daripada Trump.
”Saya rasa wakil presiden (Pence, Red) berusaha loyal sebisanya,” ujar pelobi Partai Republik Brian Ballard seperti dilansir The New York Times. Dia menyamakan Trump dan Pence seperti Ronald Reagan dan George H.W. Bush.
Banyak yang memperkirakan Pence ingin mencalonkan diri sebagai orang nomor satu di AS pada 2024 nanti. Karena itu, saat ini dia menahan diri dan bersabar. Trump adalah jalan baginya untuk sampai di titik tersebut. Saat Reagan berkuasa, Bush juga bersabar menunggu giliran selama delapan tahun sebelum akhirnya berkuasa.
Jika benar mengintai untuk bertanding di Pemilu 2024, Pence mungkin harus berhadapan dengan Nikki Haley untuk berebut tiket pencalonan. Dalam beberapa wawancara, Haley menyatakan saat ini terlalu dini untuk memperkirakan apakah empat tahun lagi dirinya mencalonkan diri sebagai presiden atau tidak. Tapi, pada saat bersamaan, dia juga tidak menampik bahwa peluang itu ada.
Dalam wawancara dengan Fox News, dia menegaskan bahwa fokusnya saat ini adalah agar Trump dan Pence bisa menang pada pemilu November nanti. Dia juga membuka diri jika ditawari peluang bekerja di pemerintahan Trump sekali lagi. ”Jika ada kesempatan untuk melayani negara, saya mau melakukannya,” terang Haley.
Mantan duta besar AS untuk PBB itu mengklarifikasi rumor yang beredar bahwa Trump akan memilihnya dan mendepak Pence. Haley menegaskan bahwa Pence adalah teman yang baik dan sudah melakukan tugas dengan baik. Dia juga setia dengan Trump.
Sementara itu, ratusan orang dari gerakan Black Lives Matter (BLM) turun ke jalan pada hari terakhir konvensi Partai Republik. Mereka berkumpul di depan Gedung Putih menjelang pidato Trump. Mereka bukan ingin melihat Trump menerima tiket pencalonan dari Partai Republik, tapi menyingkirkannya dari Gedung Putih. Aksi BLM kembali marak setelah terjadi penembakan pria kulit hitam Jacob Blake oleh polisi di Kenosha, Wisconsin.
KalbarOnline - Film Hidup Ini Terlalu Banyak Kamu tayang di bioskop Indonesia mulai Kamis, 21…
KalbarOnline - Baru-baru ini, Nana Mirdad curhat lewat akun Instagram pribadinya soal pengalaman tidak menyenangkan…
KalbarOnline, Pontianak - Dalam meningkatkan kualitas pelayanan dan peralatan medis di Kalimantan Barat, Pemerintah Provinsi…
KalbarOnline, Sambas - Dalam rangka optimalisasi lahan (oplah) pertanian di Kalimantan Barat, Menteri Pertanian RI,…
KalbarOnline, Ketapang - Anggota DPRD Kabupaten Ketapang dari Fraksi Partai Demokrat, Rion Sardi melakukan reses…
KalbarOnline, Ketapang - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Ketapang bakal membentuk Tim Reaksi Cepat (TRC) untuk menangani…