Categories: Internasional

Selamatkan Pasien Covid-19, Inggris Temukan Obat Seharga Rp 97 Ribu 

KalbarOnline.com – Peneliti Inggris untuk kali kedua menemukan obat untuk mengobati pasien Covid-19 dalam kondisi kritis. Sehingga pasien kondisi berat bisa diselamatkan, tidak sampai parah atau meninggal. Harganya juga efisien dan terjangkau yakni seharga GPB 5 atau setara Rp 97 ribu.

Obat tersebut merupakan steroid yamg dapat menyelamatkan 1 nyawa dari setiap 10 pasien yang dirawat. Obat tersebut diberikan kepada pasien yang membutuhkan oksigen dan dapat diberikan dalam bentuk tablet atau disuntikkan ke aliran darah untuk pasien.

Ada 7 percobaan yang dikoordinasikan kepada Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Obat tersebut diuji coba pada pasien dengan jenis steroid yang disebut kortikosteroid di 88 rumah sakit Pusat Kesehatan Nasional (NHS). Salah satu jenis kortikosteroid yang disebut hidrokortison, mengurangi risiko kematian pada pasien Covid-19 yang sakit kritis sebesar 20 persen.

Kepala eksekutif NHS Inggris, Sir Simon Stevens mengatakan NHS sekarang akan mengambil tindakan segera untuk memastikan bahwa pasien dapat memperoleh manfaat dari pengobatan dengan hidrokortison.

“Seperti senjata dalam perang dunia melawan Covid-19,” ujarnya seperti dilansir dari Mirror.

Sebelumnya Inggris juga menemukan obat Dexamethasone untuk pasien Covid-19 yang parah. Temuan obat tersebut dipuji WHO.

Steroid bersifat anti-inflamasi menghentikan virus yang memicu reaksi parah dan sistem kekebalan menyerang tubuh, terutama di paru-paru. Wakil Kepala Petugas Medis Prof Jonathan Van-Tam, mengatakan temuan ini menawarkan bukti lebih lanjut bahwa kortikosteroid dapat menjadi bagian penting dari pengobatan Covid-19 untuk pasien yang parah.

“Sungguh mengesankan melihat begitu banyak peserta Inggris yang mau ambil bagian dalam studi,” kata Prof Jonathan.

Salah satu studi oleh Imperial College London menemukan hidrokortison menyebabkan 93 persen kemungkinan hasil yang lebih baik. Ini adalah peluang bertahan hidup yang lebih besar bagi pasien Covid-19.

Prof Stephen Evans dari London School of Hygiene and Tropical Medicine, mengatakan bahwa nalisis yang diterbitkan adalah tur-de-force. “Metodenya adalah standar tertinggi untuk menggabungkan hasil dari beberapa percobaan yang menjawab pertanyaan yang sama,” sebutnya.

Redaksi KalbarOnline

Share
Published by
Redaksi KalbarOnline

Recent Posts

Ria Ricis Tetap Lanjutkan Proses Hukum Kasus Dugaan Pemerasan, Meski Eks Karyawan Sudah Minta Maaf

KalbarOnline - Kasus dugaan pengancaman dan pemerasan yang dilakukan mantan karyawan Ria Ricis kembali disidang…

18 minutes ago

Ini Rincian Dugaan Aliran Uang Korupsi Erry ke Ria Norsan, Termasuk Untuk Membeli Karpet Masjid Agung Al-Falah Mempawah

KalbarOnline, Pontianak - Uang korupsi pembangunan Gedung Balai Pendidikan dan Pelatihan Transportasi Darat (BP2TD) di…

1 hour ago

Momen Bang Didi Temui Pedagang Sembari Belanja Sayur di Pasar Pagi Putussibau

KalbarOnline, Kapuas Hulu - Calon Wakil Gubernur Kalimantan Barat nomor urut 1, Didi Haryono menyempatkan…

1 hour ago

Manfaat Jalan Kaki untuk Kesehatan Fisik dan Mental

KalbarOnline - Jalan kaki merupakan salah satu bentuk aktivitas fisik yang paling sederhana dan mudah…

1 hour ago

Silaturahmi dengan Paguyuban Jawa Kapuas Hulu, Bang Didi Diminta Perbaiki Infrastruktur

KalbarOnline, Kapuas Hulu - Calon Wakil Gubernur Kalimantan Barat nomor urut 1, Didi Haryono diminta…

1 hour ago

Syarief Abdullah Tegaskan Timses Midji-Didi Tak Level Gunakan Kampanye Hitam

KalbarOnline, Pontianak - Ketua DPW Partai Nasdem Kalimantan Barat sekaligus Ketua Tim Pemenangan Pasangan Midji-Didi,…

1 hour ago