KalbarOnline.com – Kamis siang (10/9), di sebuah hotel yang terletak di Jalan Pecenongan, Jakarta Pusat, belasan legenda bulu tangkis Indonesia bertemu dengan Kepala Staf Kepresidenan Republik Indonesia Moeldoko.
Dalam sebuah makan siang bergaya prasmanan itu, 18 legenda Indonesia berkeluh-kesah tentang kondisi bulu tangkis saat ini. Di tengah perbincangan, secara terus terang mereka meminta mantan Panglima TNI tersebut untuk menjadi Ketua Umum PP PBSI periode 2020-2024.
Masa jabatan ketua umum saat ini Wiranto, akan habis pada Oktober mendatang. Tempat dan waktu Kongres PP PBSI memang belum ditentukan. Namun, kemungkinan berlangsung akhir tahun ini.
Karena waktu sudah semakin dekat, para mantan pemain kelas dunia tersebut berdiskusi dan berkumpul. Mereka mulai mencari calon yang cocok untuk didorong sebagai pengganti Wiranto. Nama Moeldoko muncul. Semua orang sepakat.
Nama-nama besar bulu tangkis dunia hadir dalam pertemuan tersebut. Mulai dari generasi lama yakni Rudy Hartono, Liem Swie King, Christian Hadinata, Lius Pongoh, Ivanna Lie, dan Imelda Wiguna. Sampai dengan generasi lebih baru yaitu Hariyanto Arbi, Markis Kido, hingga Tontowi Ahmad, dan Liliyana Natsir.
”Kami ingin bulu tangkis Indonesia kembali berjaya dan berprestasi di dunia. Karena itu, para mantan pemain yang berkumpul saat ini bersepakat meminta Pak Moeldoko maju Ketua PP PBSI di periode yang akan datang,” kata Rudy Hartono.
”Ke depan, bulu tangkis akan menghadapi banyak tantangan. Saya melihat Pak Moeldoko mampu membawa kembali kejayaan bulu tangkis Indonesia,” imbuh juara All England delapan kali tersebut.
Mantan tunggal putri nasional era 1990-an Yuni Kartika yang juga hadir dalam pertemuan tersebut mengatakan ada tiga hal yang membuat koleganya mantap meminang Moeldoko.
Pertama, kata Yuni, Moeldoko suka olahraga. Pria kelahiran Kediri tersebut pernah menjadi Wakil Ketua Umum PB Persatuan Judo Seluruh Indonesia (PJSI). Kedua, Moeldoko adalah salah satu sosok terpenting untuk menyelesaikan perseteruan antara PB Djarum dan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI).
Tahun lalu, KPAI menuding bahwa audisi umum beasiswa bulu tangkis yang diadakan PB Djarum mengandung unsur eksploitasi anak. Sebab, kata KPAI, banyaknya logo dan kata Djarum di arena audisi, sangat berasosiasi dengan produk rokok.
Secara garis besar, KPAI berpendapat bahwa anak-anak peserta audisi hanyalah alat yang dimanfaatkan untuk mempromosikan rokok.
Pihak Djarum kecewa. Setelah beberapa kali bertemu dengan KPAI, Ketua PB Djarum Yoppy Rosimin mengatakan mundur dan enggan menggelar audisi untuk 2020. Moeldoko, kata Yuni, adalah salah seorang mediator penting untuk mempertemukan dan mendamaikan kedua pihak.
“Dari sana kan bisa dilihat bahwa Pak Moeldoko punya passion pada bulu tangkis. Sebagai bekas panglima TNI, kami kira beliau memiliki visi yang baik dan bisa mengembangkan manajemen yang ada di PBSI,” katanya.
Faktor lainnya, tambah Yuni, Moeldoko adalah sosok yang humble. Dalam pertemuan tersebut, Moeldoko kerap meminta masukan kepada para mantan pemain, kira-kira apa yang bisa dia bantu untuk perkembangan bulu tangkis nasional.
“Kami kira, karakter seperti Pak Moeldoko cocok dan bisa membawa PBSI ke arah yang lebih baik,” kata Yuni.
Meski begitu, Moeldoko belum memberikan jawaban atas lamaran para legenda bulu tangkis dunia itu. Yuni tentu ingin Moeldoko berkenan menerima aspirasi mereka. Selain itu, dia juga berharap pengurus provinsi (pengprov) di seluruh Indonesia mendengar suara para mantan pemain.
Pengprov bakal menjadi kunci dalam pemilihan ketua umum PP PBSI. Sebab, merekalah pemilik suara dalam kongres. Jumlah suara pengprov mencapai 34. Satu suara berasal dari PP PBSI. Jadi, ada 35 suara dalam kongres. Seorang calon ketua umum, harus memiliki syarat dukungan minimal dari 10 pengprov agar bisa maju dalam pemilihan.
Juara dunia 1995 Hariyanto Arbi membenarkan ucapan Yuni. Dia mengatakan bahwa Moeldoko belum langsung menerima pinangan para mantan pemain. Hariyanto berharap, Moeldoko mau mempertimbangan keinginan para legenda bulu tangkis nasional.
Dalam pertemuan itu, kata Hariyanto, perwakilan klub-klub sempat curhat terkait perkembangan bulu tangkis kepada Moeldoko. Hariyanto menambahkan, klub-klub inilah yang menjadi ujung tombak pembinaan bibit-bibit pemain nasional.
Klub seperti PB Djarum dan PB Jaya Raya, tambah Hariyanto, mulai melatih atlet sejak berusia 10 tahun. Dan ini adalah pekerjaan yang sulit serta mahal.
Menurut Hariyanto, Moeldoko adalah sosok yang pas sebagai ketua umum selanjutnya. “Kami hanya bisa memunculkan dan mengusulkan. Sebab, kami tidak punya hak suara di kongres,” kata juara All England 1994 dan 1995 itu.
Yuni tidak menampik bahwa sempat muncul nama Erick Thohir untuk digadang-gadang sebagai Ketua Umum PP PBSI. Sejak dua bulan lalu, nama Erick sudah naik ke permukaan.
Namun, nama Menteri BUMN yang juga mantan Ketua Umum PP Perbasi tersebut lama-lama menguap. “Mungkin Pak Erick sedang sangat sibuk,” ucap Yuni.
Selain Erick, berembus pula kabar bahwa Ketua Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Agung Firman Sampurna potensial jadi kandidat calon ketum PP PBSI 2020-2024.
KalbarOnline, Pontianak - Penjabat Ketua TP PKK Provinsi Kalimantan Barat, Windy Prihastari yang juga selaku…
KalbarOnline, Pontianak - Masyarakat Kota Pontianak masih menginginkan Sutarmidji kembali menjadi Gubernur Kalimantan Barat (Kalbar)…
KalbarOnline - Debut solo Irene Red Velvet "Like a Flower" dikabarkan akan dilakukan pada 26…
KalbarOnline, Pontianak - Atlet panjat tebing Indonesia, Veddriq Leonardo yang sukses meraih medali emas di…
KalbarOnline - Bulking adalah fase dalam program kebugaran di mana seseorang sengaja meningkatkan asupan kalori…
KalbarOnline, Ketapang - Mewakili Bupati Ketapang, Asisten Sekda Bidang Administrasi Umum Pemkab Kegapang, Devy Harinda…