Categories: HeadlinesPontianak

Sutarmidji Ingatkan Masyarakat Tak Anggap Remeh Covid

Sutarmidji Ingatkan Masyarakat Tak Anggap Remeh Covid

KalbarOnline, Pontianak – Gubernur Kalimantan Barat, Sutarmidji mengingatkan masyarakat di provinsi tersebut untuk tak menganggap remeh Covid-19. Sebab, diungkapkan dia, ada klaster akibat tak percaya Covid.

“Ada klaster akibat tak percaya Covid, fatal. Tak percaya protokol Covid dan sebagainya, ini yang bahaya, kalau tak percaya tak apa, tapi kasihan yang lain, begitu kena tetap saja urusannya pemerintah, rumah sakit dan sebagainya. Saya minta jangan remehkan Covid, kalau tak percaya pergi ke rumah sakit lihat orang yang terpapar,” ujarnya, Rabu.

Orang nomor wahid di Bumi Tanjungpura ini juga menceritakan bahwa ada yang meremehkan Covid namun tetp menggunakan masker.

“Ada juga yang remehkan Covid, dia sendiri pakai masker terus. Tapi orang yang diajaknya kumpul tak pakai masker. Ini kan mencelakakan orang. Dia tak percaya dan tak yakin Covid, tapi maskernya tak lepas. Tapi kalau ngomong Covid seakan-akan. Orang gak pakai masker, buat acara ngumpulkan orang, tak pakai masker, tapi dia pakai terus, orang lain yang kena. Ini yang bahaya seperti ini, ini yang saya wanti-wanti,” ceritanya.

Mantan Wali Kota Pontianak ini juga menyarankan masyarakat Kalbar untuk tak bepergian ke daerah luar Kalbar seperti Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah jika tak perlu. Sebab, kata Midji, rerata yang terpapar virus corona dari daerah tersebut memiliki kandungan virus yang sangat tinggi.

“Jumlah virus dalam swabnya antara 11 juta sampai 19 juta copies virus. Satu copies virus ada 225 virus. Jangan juga ada Bupati atau kepala daerah beranggapan 10 hari diisolasi sembuh. Gak bisa. Hasil PCR kita menunjukkan mereka yang terpapar dari Jawa dan lainnya rata-rata hari ke-14 virus yang ada di swab dia masih tujuh juta, sekarang kalau kita nyatakan sembuh maka dia bisa jadi penyebar virus. Tujuh juta itu masih sangat bahaya. Akhirnya rata-rata yang terpapar dari Jawa dan sebagainya itu sembuhnya kurang lebih 24-26 hari. Kalau transmisi lokal antara 10-14 hari itupun kalau imunitasnya bagus dan tidak ada penyakit bawaan,” jelasnya.

Diceritakannya lagi, ada satu warga yang baru pulang perjalanan dari Surabaya hanya untuk jalan-jalan. Ketika pulang ke Kalbar, yang bersangkutan, kata Midji, menularkan suami dan anak-anaknya.

“Akhirnya suami kena, anak semua kena, hanya karena istri pergi jalan saja ke Surabaya. Saya tanya ngapa ke Surabaya, jawabnya hanya jalan saja. Jadi sekarang sudah klaster-klaster, klaster rumah tangga dan sebagainya,” tukasnya.

Untuk itu, Midji, meminta masyarakat Kalbar waspada terhadap orang yang baru datang dari luar Kalbar. Dirinya juga menyarankan agar warga Kalbar tak berinteraksi dengan orang yang tak menggunakan masker.

“Jangan,” tandasnya.

Hal senada turut disampaikan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalbar, Harisson. Masyarakat jangan menganggap remeh Covid-19. Menurutnya, pasien Covid-19 yang beberapa waktu terakhir meninggal dunia patut dijadikan contoh. Sebab, kata dia, yang bersangkutan masih terbilang muda dan tidak memiliki penyakit penyerta.

“Saya ingin menyampaikan kepada masyarakat agar jangan menganggap remeh Covid-19. Jangan anggap remeh. Sudah kita lihat kemarin, ada contoh pasien yang meninggal dan umurnya masih muda 42 tahun dan sekarang cenderung kasus kita meningkat. Untuk itu masyarakat agar berprinsip bahwa orang lain itu sudah terkonfirmasi covid-19. Supaya kita tidak tertular, maka kita jaga jarak dengan orang lain di sekitar kita, gunakan masker lalu sering cuci tangan dan jauhi orang yang tidak menggunakan masker, jangan berinteraksi dengan orang yang tidak pakai masker, bila perlu orang yang tidak pakai masker kita kucilkan,” tegasnya.

“Kita memang ada 803 orang kasus konfirmasi covid-19, meninggal itu tujuh, kalau kita lihat angka tujuh itu kecil, hanya 0,8 persen dari semua kasus, tapi jangan salah ini nyawa orang, makanya Pak Gubernur itu selalu konsen terhadap keselamatan warga Kalbar. Pak Gubernur selalu mengingatkan agar jangan sampai masyarakat meremehkan penyakit ini, terakhir kasus meninggal itu adalah orang muda umur 42 tahun dan tanpa penyait comorbid atau penyakit penyerta atau pemberat, ini menjadi suatu perhatian kewaspadaan ternyata menyerang orang muda juga bisa fatal. Jadi sekali lagi jangan meremehkan kasus Covid-19,” tandasnya.

Di Kalbar sendiri per tanggal 16 September 2020 terdapat 19 tambahan kasus konfirmasi baru. Dengan demikian sampai dengan 16 September 2020, di Kalbar terdapat 803 kasus konfirmasi, di mana 666 kasus dinyatakan sembuh atau sekitar 82,93 persen dan tujuh kasus meninggal dunia.

Jauhari Fatria

Saya Penulis Pemula

Share
Published by
Jauhari Fatria

Recent Posts

Sutarmidji Puji Keberadaan Rumah Makan Gratis Habib di Pontianak

KalbarOnline, Pontianak - Calon Gubernur Kalimantan Barat (Kalbar) nomor urut 1, Sutarmidji menjadi tamu spesial…

2 hours ago

Sutarmidji Nyekar ke Makam Kedua Orang Tua di Gang Tengah

KalbarOnline, Pontianak-Calon Gubernur Kalbar nomor urut 1, Sutarmidji nyekar ke makam kedua orang tuanya, HM…

2 hours ago

Tayang 22 November, Simak Sinopsis Film We Live in Time

KalbarOnline - Film We Live in Time mempertemukan Andrew Garfield dan Florence Pugh. Film garapan…

3 hours ago

Ketegangan Rusia-Ukraina Melonjak, Harga Emas Capai Level Tertinggi Seminggu

KalbarOnline - Kamis (21/11/2024) harga emas mencapai level tertinggi dalam lebih dari seminggu. Setelah prospek…

3 hours ago

Transisi PAUD Menyenangkan, Windy Bacakan Dongeng hingga Ajak Anak di Pontianak Sarapan Sehat

KalbarOnline, Pontianak - Penjabat Ketua TP PKK Provinsi Kalimantan Barat, Windy Prihastari yang juga selaku…

8 hours ago

Sutarmidji Siap Turun Tangan Tata Kawasan Sungai Jawi

KalbarOnline, Pontianak - Masyarakat Kota Pontianak masih menginginkan Sutarmidji kembali menjadi Gubernur Kalimantan Barat (Kalbar)…

8 hours ago