Apakah anak Mums dan Dads suka memukul setiap kali marah atau frustrasi? Walaupun tidak setiap hari, ada saatnya seorang anak memukul balita lain ketika sedang bermain yang kemudian berakhir dengan jeritan, tangisan, dan rengekan. Jangan emosi ya Mums, ada tips mengatasi balita memukul kalau lagi marah.
Yakinlah, Mums dan Dads tidak sendirian dalam menghadapi masalah ini. Meskipun perilaku tersebut membuat Mums malu, ingatlah bahwa itu bukan salah orang tua. Dan, bukan berarti anak kalian akan tumbuh menjadi penindas.
Bagaimanapun, jika sedang berurusan dengan balita, Mums dan Dads harus tahu bahwa mereka tidak memiliki kontrol impuls. Artinya, apabila seorang balita merasa frustrasi, bahagia, bosan, atau marah, mereka akan mengungkapkannya melalui pukulan.
Deborah Glasser Schenck, Ph.D, direktur layanan dukungan keluarga di Nova Southeastern University, Ford Lauderdale, mengatakan masa balita sebagai tahap awal perkembangan karena kebiasaan memukul umum terjadi pada anak-anak berusia antara 1 dan 2 tahun. M
enurut penelitian, perilaku mereka menunjukkan perubahan positif antara usia 3 hingga 9 tahun, di mana anak perempuan mengalami perkembangan lebih signifikan dibandingkan anak laki-laki.
Balita tidak mengerti bahwa memukul merupakan perilaku tidak baik. Jadi, Mums gak usah heran kalau terkadang anak Mums menggunakan kekerasan tanpa diprovokasi orang lain. Dengan memukul, mereka hanya ingin melihat apa yang akan terjadi.
Belum memiliki pemahaman bahwa perbuatan tidak boleh dilakukan karena dapat menyakiti orang lain. Para ilmuwan yang mempelajari kebiasan memukul pada balita berusia 11 hingga 24 bulan menyatakan bahwa dalam banyak kasus, anak-anak sama sekali tidak tertekan ketika memukul orang lain.
Alasan lain kenapa balita suka memukul karena mereka tidak tahu bagaimana memproses perasaannya. Ya, memukul merupakan cara mereka dalam menangani emosi. Mereka merasa frustrasi, tapi tidak bisa menjelaskannya kepada Mums atau Dads.
Dan juga, balita seringkali tidak memiliki kemampuan bahasa atau pengendalian diri untuk berhenti, memeriksa perasaan mereka, dan bereaksi dengan cara tertentu. Atau, saat anak Mums menginginkan sesuatu, merasa marah, dan merasa dianiaya oleh temannya dalam beberapa hal.
“Balita belum sepenuhnya memahami emosi mereka atau orang lain. Jadi, mereka tidak sengaja melukai perasaan seseorang,” ucap Edward Carr, PhD, profesor di Departemen Psikologi University of New York, Stony Brook.
Hal senada dikatakan Miriam Schechter, MD, dokter anak di The Children’s Hopital, Bronx, New York, “Karena tidak memiliki keterampilan verbal untuk mengomunikasikan emosi, mereka semakin frustrasi. Apalagi, kosakata yang dimiliki balita belum sepenuhnya berkembang. Itulah kenapa, mereka cenderung menggunakan anggota tubuhnya untuk menunjukkan perasaan atau membalas ketidaksetujuan.”
Jadi, apa yang harus Mums dan Dads lakukan saat balita kalian suka memukul? Sebagai orang tua, Mums dan Dads dapat melakukan beberapa tindakan nyata untuk mencegah dan mengontol agar buah hati tidak lagi memukul.
“Cara Mums atau Dads bereaksi terhadap perilaku anak yang suka memukul merupakan hal terpenting untuk menghentikan kebiasaan buruknya sejak dini. Turunkan suara Mums, tatap matanya dan katakan dengan suara tenang dan tegas, ‘Jangan memukul. Memukul itu menyakitkan’. Penjelasan berlebihan atau panjang lebar akan membuat mereka tambah frustasi dan terus memukul,” kata Miriam.
Semakin sering Mums melibatkan anak dalam diskusi, semakin banyak perhatian yang didapatnya kerana bersikap agresif. Itulah kenapa, jika buah hati Mums memukul lagi, berikan mereka waktu istirahat satu menit.
“Ketika orang tua mendisiplinkan anak setiap kali mereka memukul, dia akan belajar bahwa tidak ada alasan untuk melakukan kekerasan,” beber Miriam. Inilah beberapa tips dari Miriam agar Mums dan Dads bisa mendisiplinkan anak yang suka memukul.
1. Beritahu alasannya. Tunjukkan dengan tepat alasan mengapa balita Mums memukul. Apakah dia melakukannya karena kesal tidak bisa menemukan mainan favoritnya atau ingin camilan? Bantu si Kecil mengungkapkan kata-kata pada gerakannya. Jika dia menolak secangkir jus karena bukan itu yang diinginkannya, Mums bisa bilang, “Kamu mau susu? Bilang susu.”
2. Tunjukkan empati. Walaupun balita tidak dapat memahami perasaan marah atau frustrasinya, ada baiknya untuk memberi label emosi untuknya. Misalnya, “Kamu pasti sangat marah saat temanmu merebut mainan itu.” Pada saat yang sama, terapkan penguatan positif dengan memberikan pujian saat dia berbagi mainan dengan orang lain. Hal ini akan menginspirasi perilaku yang lebih baik di kemudian hari.
3. Jangan berteriak atau bereaksi dengan amarah. Disiplinkan balita Mums dengan tenang dan tegas daripada memarahinya dengan berteriak. Meski situasi tersebut dapat membuat Mums atau Dads frustrasi, luangkan waktu sejenak untuk mengendalikan emosi diri sendiri sebelum berbicara pada anak.
Referensi:
Healthline. Toddler Hitting: Why It Happens and How To Make It Stop
Parents. How to Stop a Toddler from Hitting
KalbarOnline - Film Hidup Ini Terlalu Banyak Kamu tayang di bioskop Indonesia mulai Kamis, 21…
KalbarOnline - Baru-baru ini, Nana Mirdad curhat lewat akun Instagram pribadinya soal pengalaman tidak menyenangkan…
KalbarOnline, Pontianak - Dalam meningkatkan kualitas pelayanan dan peralatan medis di Kalimantan Barat, Pemerintah Provinsi…
KalbarOnline, Sambas - Dalam rangka optimalisasi lahan (oplah) pertanian di Kalimantan Barat, Menteri Pertanian RI,…
KalbarOnline, Ketapang - Anggota DPRD Kabupaten Ketapang dari Fraksi Partai Demokrat, Rion Sardi melakukan reses…
KalbarOnline, Ketapang - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Ketapang bakal membentuk Tim Reaksi Cepat (TRC) untuk menangani…