Pembekuan darah atau disebut trombosis, adalah kelainan darah berupa terbentuknya gumpalan darah karena darah berubah dari cair menjadi padat. Proses pembekuan darah ini memang diperlukan saat terjadi luka, sehingga perdarahan bisa dihentikan. Namun, pembekuan darah yang tidak sehausnya, justru membahayakan, termasuk pada ibu hamil.
Siapa saja dapat mengalami gangguan pembekuan darah. Tapi, ibu hamil berisiko lebih tinggi mengalami gangguan pembekuan darah selama kehamilan hingga 3 bulan setelah melahirkan.
Kebanyakan Mums dengan kondisi gangguan pembekuan darah tetap bisa memiliki kehamilan yang sehat. Namun, kondisi tersebut dapat menimbulkan masalah bagi sebagian Mums karena dapat menyebabkan kelahiran prematur. Yang lebih parah, bisa menyebabkan kematian ibu dan bayi.
Perubahan alami pada tubuh wanita selama kehamilan, persalinan, dan periode 3 bulan setelah melahirkan dapat membuat wanita berisiko lebih tinggi mengalami pembekuan darah.
Selama kehamilan, wanita lebih mudah menggumpal darah untuk mengurangi kehilangan darah selama persalinan dan melahirkan. Wanita hamil juga mungkin hambatan aliran darah ke kaki di kemudian hari karena pembuluh darah di sekitar panggul ditekan oleh janin yang sedang tumbuh.
Selain itu, gerakan yang terbatas atau kurang (imobilitas) akibat tirah baring setelah melahirkan dapat membatasi aliran darah di kaki dan lengan, meningkatkan risiko wanita untuk mengalami pembekuan darah.
Jadi, apabila Mums sedang hamil dan memiliki masalah dengan pembekuan darah di masa lalu, jangan lupa untuk memberitahu dokter kandungan saat melakukan pemeriksaan pertama kandungan Mums.
Dengan begitu, dokter dapat melakukan tes darah untuk mengetahui apakah Mums menderita trombofilia atau tidak. Trombofilia adalah kondisi kesehatan yang meningkatkan kemungkinan seseorang membuat pembekuan darah tidak normal.
Beberapa ibu hamil yang memiliki trombofilia harus mengonsumsi obat-obatan pengencer darah untuk menghentikan gumpalan darah menjadi lebih besar dan mencegah terbentuknya gumpalan darah baru.
Pembekuan darah yang terjadi selama kehamilan dapat menimbulkan masalah. Apabila Mums memiliki pembekuan darah atau sejenis trombofilia yang disebut sindrom antifosfolipid, Mums lebih mungkin mengalami komplikasi yang dapat memengaruhi kesehatan Mums dan bayi, termasuk:
Bicarakan dengan dokter tentang risiko dan cara mencegah terbentuknya bekuan darah selama hamil. Mums juga harus mewaspadai gejala-gejalanya sehingga dapat segera mencari pengobatan medis jika diperlukan.
Perawatan dini dapat membantu mencegah terjadinya bekuan darah dan mencegah kondisi lain yang berbahaya. Meskipun terbentuknya bekuan darah tidak selalu disertai gejala, namun berikut ini adalah beberapa gejala yang Mums harus waspadai:
– Pembengkakan pada anggota tubuh yang tersumbat bekuan darah, misalnya di tungkai bawah.
– Nyeri atau nyeri tekan namun bukan karena cedera
– Kulit yang hangat dan kemerahan, atau berubah warna.
Referensi:
Ejog. The influence of maternal whole blood viscosity on fetal growth
KalbarOnline - Debut solo Irene Red Velvet "Like a Flower" dikabarkan akan dilakukan pada 26…
KalbarOnline, Pontianak - Atlet panjat tebing Indonesia, Veddriq Leonardo yang sukses meraih medali emas di…
KalbarOnline - Bulking adalah fase dalam program kebugaran di mana seseorang sengaja meningkatkan asupan kalori…
KalbarOnline, Ketapang - Mewakili Bupati Ketapang, Asisten Sekda Bidang Administrasi Umum Pemkab Kegapang, Devy Harinda…
KalbarOnline, Ketapang - Kepolisian Resort (Polres) Ketapang siap mengawal pelaksanaan tahapan pilkada serentak, mulai dari…
KalbarOnline, Ketapang - Dalam rangka mendukung program ketahanan pangan, Polres Ketapang mengikuti zoom meeting “Launching…