KalbarOnline.com – Kendati kini berstatus positif Covid-19, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump berusaha meyakinkan pendukungnya bahwa kondisinya baik-baik saja. Dia bahkan berjanji menyelesaikan kampanye sebelum pemungutan suara pada 3 November nanti.
Padahal, sebelumnya kondisi Trump dikabarkan sempat memburuk. Dia bahkan harus dilarikan ke Walter Reed Military Medical Center untuk mendapatkan perawatan. Namun, dalam video yang direkam di rumah sakit, Trump menyatakan bahwa dirinya merasa lebih baik. Trump mengakui bahwa kondisi kesehatannya bisa berubah kapan saja. Itu disebabkan gejala Covid-19 bisa tiba-tiba memburuk pada pasien yang kondisinya mulai pulih.
”Anda tidak akan tahu apa yang akan terjadi dalam beberapa hari ke depan. Saya rasa itu adalah ujian yang sebenarnya. Jadi, kita akan melihat nanti apa yang akan terjadi dalam beberapa hari,” terang Trump seperti dikutip Agence France-Presse.
Baca juga: Debat Pilpres AS, Joe Biden-Trump Saling Hina
Kondisi Melania, sang istri, jauh lebih baik daripada Trump. Kepala Staf Gedung Putih Mark Meadows Sabtu malam (3/10) menjelaskan bahwa Trump dilarikan ke rumah sakit karena demam dan level oksigen dalam darahnya tiba-tiba menurun dengan cepat. Namun, saat ini dia sudah membaik dan tidak perlu menyerahkan kekuasaannya sementara ke Wakil Presiden Mike Pence. Sesuai dengan aturan perundang-undangan, jika berhalangan memimpin negara, presiden akan digantikan sementara oleh wakil presiden.
Kondisi Trump saat ini membuat kubu Partai Republik ketir-ketir. Jika kondisi Trump memburuk, Republik memang bisa melakukan voting internal untuk memilih pengganti. Pence berpeluang besar mengisi kekosongan. Tapi, dia tidak memiliki pengaruh ke pendukung Republik sebesar Trump.
Banyak pakar yang menyatakan bahwa pemilu akan tetap berjalan apa pun yang terjadi pada kondisi Trump nanti. Kalau toh akhirnya kondisi politikus 74 tahun itu memburuk, kandidat yang dipilih Republik akan menggantikannya. Tapi, nama yang tercetak di balot tetap tertulis Donald Trump dan Joe Biden.
Mengubah jadwal pemilu dan balot sulit dilakukan dengan kurun waktu pemilu kurang dari satu bulan. ”Hampir bisa dipastikan nama Presiden Trump bakal tetap di balot, apa pun yang terjadi,” ujar profesor bidang hukum dan pakar pemilu Richard Pildes seperti dikutip BBC.
Baca juga: Masih Mau Remehkan Covid-19, Trump?
Yang belum diketahui dengan pasti adalah bagaimana caranya electoral college memberikan suara jika kandidatnya diganti. Sebab, di beberapa negara bagian, tidak ada aturan yang membahas hal tersebut. Seandainya Trump berpulang setelah electoral college memberikan suara, keputusan ada di tangan Kongres. Sangat mungkin calon wakil presiden yang digandengnya, yaitu Pence, akan jadi presiden. Sebab, berdasar amandemen ke-20 konstitusi AS, wakil presiden terpilih akan menjadi presiden jika presiden terpilih meninggal dunia sebelum hari pelantikan.
Tapi, jika Kongres menolak hasil voting electoral college kandidat yang meninggal dan kandidat presiden yang hidup tidak mendapatkan suara terbanyak, keputusan ada di House of Representative. Mereka akan memilih satu dari tiga peraih suara elektoral teratas.
Saksikan video menarik berikut ini:
KalbarOnline, Pontianak - Uang korupsi pembangunan Gedung Balai Pendidikan dan Pelatihan Transportasi Darat (BP2TD) di…
KalbarOnline, Kapuas Hulu - Calon Wakil Gubernur Kalimantan Barat nomor urut 1, Didi Haryono menyempatkan…
KalbarOnline - Jalan kaki merupakan salah satu bentuk aktivitas fisik yang paling sederhana dan mudah…
KalbarOnline, Kapuas Hulu - Calon Wakil Gubernur Kalimantan Barat nomor urut 1, Didi Haryono diminta…
KalbarOnline, Pontianak - Ketua DPW Partai Nasdem Kalimantan Barat sekaligus Ketua Tim Pemenangan Pasangan Midji-Didi,…
KalbarOnline, Jakarta - PT PLN (Persero) terus menggalang kolaborasi global demi mendukung upaya pemerintah dalam…