Categories: Internasional

CDC AS: Jarak 1,8 Meter Tak Cukup Tangkal Virus Korona di Ruangan

KalbarOnline.com – Jarak enam kaki atau 1,8 meter tak cukup untuk melindungi seseorang dari penularan virus Korona. Berdasar itu, jika sebelumnya ada panduan menjaga jarak 1 sampai 1,5 meter, maka itu tak cukup.

“Orang yang secara fisik berada di dekat (dalam jarak 6 kaki atau 1,8 meter) seseorang dengan pasien Covid-19, atau memiliki kontak langsung dengan mereka yang terinfeksi memiliki risiko infeksi terbesar,” ungkap Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS dalam panduan terbarunya yang diposting, Senin (5/10) sore.

  • Baca juga: Peneliti AS Temukan Bukti Aerosol Covid-19 Berbentuk Jet Lewat Obrolan

Seseorang tertular Covid-19 dari droplet yang berasal dari batuk, bersin, bernyanyi, berbicara, atau bernapas orang yang terinfeksi. Dalam pernyataan email yang dirilis bersama dengan panduan barunya, CDC menegaskan pedoman lainnya pada prinsipnya tetap sama.

“CDC terus percaya berdasarkan ilmu pengetahuan saat ini, bahwa orang lebih mungkin terinfeksi semakin lama dan semakin dekat dengan seseorang terinfeksi Covid-19,” beber pernyataan itu.

“Orang dapat melindungi diri dari virus yang menyebabkan Covid-19 dengan menjaga jarak minimal 6 kaki dari orang lain, memakai masker yang menutupi hidung dan mulut, sering mencuci tangan, sering membersihkan permukaan yang disentuh, dan tinggal di rumah saat sakit,” kata CDC seperti dilansir dari Science Alert, Rabu (7/10).

Jarak 1,8 meter pun dirasa belum cukup. Mengapa demikian? Sebab virus tumbuh subur di ruang yang pengap. “Ada bukti bahwa dalam kondisi tertentu, orang dengan Covid-19 tampaknya telah menginfeksi orang lain yang jaraknya lebih dari 6 kaki,” kata CDC.

Transmisi ini terjadi di dalam ruang tertutup yang memiliki ventilasi yang tidak memadai. Terkadang orang yang terinfeksi terengah-engah, misalnya saat bernyanyi atau berolahraga.

Pengakuan CDC bahwa virus dapat menyebar di udara, mengambang dalam partikel atau mikro droplet yang lebih kecil, ketimbang jatuh ke tanah. Napas yang berat, berteriak, dan bernyanyi, tanpa ventilasi yang baik, semuanya dianggap berkontribusi pada penumpukan partikel pembawa virus. Dan ini dapat lebih mudah menginfeksi orang lain di sekitarnya.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga mengakui jenis penyebaran lewat udara mungkin terjadi pada Juli. Namun, WHO memastikan penularan bisa terjadi jika ruangan itu penuh sesak dan ventilasinya buruk lalu berada di sana dalam waktu yang lama.

Saksikan video menarik berikut ini:

Redaksi KalbarOnline

Share
Published by
Redaksi KalbarOnline

Recent Posts

Transisi PAUD Menyenangkan, Windy Bacakan Dongeng hingga Ajak Anak di Pontianak Sarapan Sehat

KalbarOnline, Pontianak - Penjabat Ketua TP PKK Provinsi Kalimantan Barat, Windy Prihastari yang juga selaku…

2 hours ago

Sutarmidji Siap Turun Tangan Tata Kawasan Sungai Jawi

KalbarOnline, Pontianak - Masyarakat Kota Pontianak masih menginginkan Sutarmidji kembali menjadi Gubernur Kalimantan Barat (Kalbar)…

2 hours ago

Debut Solo Irene Red Velvet Begitu Dinantikan, Ternyata Ini Alasannya

KalbarOnline - Debut solo Irene Red Velvet "Like a Flower" dikabarkan akan dilakukan pada 26…

3 hours ago

Inilah Penampakan Mobil Mewah Veddriq Leonardo, Hadiah dari Oesman Sapta

KalbarOnline, Pontianak - Atlet panjat tebing Indonesia, Veddriq Leonardo yang sukses meraih medali emas di…

3 hours ago

Mengenal Bulking dan Cara Menerapkannya untuk Orang Kurus

KalbarOnline - Bulking adalah fase dalam program kebugaran di mana seseorang sengaja meningkatkan asupan kalori…

4 hours ago

Devy Harinda Buka Lomba Senam Kreasi HUT ke-53 Korpri 2024 Kabupaten Ketapang

KalbarOnline, Ketapang - Mewakili Bupati Ketapang, Asisten Sekda Bidang Administrasi Umum Pemkab Kegapang, Devy Harinda…

4 hours ago