KalbarOnline.com – Kehidupan di negara Tiongkok kini sudah kembali normal. Tak seperti awal pandemi yang ketat, Kota Wuhan harus di-lockdown. Seorang mahasiswa asal Amerika Serikat yang menempuh studi di Tiongkok menceritakan setiap perubahan yang terjadi di Tiongkok dari awal pandemi hingga saat ini.
Mahasiswa bernama Roark Jones, asal Georgia, AS, yang kuliah tingkat 2 di Shanghai, adalah salah satu dari sedikit mahasiswa internasional yang tinggal di Tiongkok selama pandemi. Dia mengatakan bahwa pada Februari, dia lebih sering tinggal di asramanya selama penguncian sampai dibuka kembali pada April. Sementara mahasiswa lainnya pergi dari Tiongkok, dia tetap menetap.
Saat awal pandemi, Jones mengungkapkan Tiongkok begitu ketat dalam menerapkan pemeriksaan suhu, memakai masker, dan menjaga jarak. Kondisi itu berlangsunh hingga April.
“Pada Februari, saya pada dasarnya berada di asrama sepanjang waktu. Dan kemudian pada April, segalanya menjadi cukup terbuka,” katanya seperti dilansir dari CBS, Rabu (14/10).
Dan, kini dia melihat keadaan di Tiongkok kembali normal. Bahkan dia menyebut seolah pandemi tak ada di sana saat ini. “Sekarang, orang kadang bahkan tidak memakai masker di luar. Pada dasarnya pandemi tidak ada di sini,” katanya.
Saat ini sekolah sudah mulai melakukan kelas tatap muka. Jones memuji sistem kesehatan di negara itu. “Semua orang di sini sangat bersedia untuk mematuhi kebijakan apa pun yang ditetapkan untuk pengendalian penyakit. Semua orang yang mengikuti karantina sangat menginspirasi,” katanya.
Ketika wabah pertama kali terjadi di Tiongkok, tidak ada yang menyangka virus itu akan menyebar ke seluruh dunia dalam beberapa bulan. Saat ini, para ahli di seluruh dunia menjelaskan bagaimana Tiongkok berhasil mengendalikan pandemi secara efektif.
Pada awal Oktober, Tiongkok memiliki lebih dari 90 ribu kasus yang dikonfirmasi dan lebih dari 4.700 kematian. Sejak akhir Juli, ada kurang dari 50 kasus baru per hari.
Tiongkok telah kembali ke kondisi normal sebelum pandemi. Sekolah, bisnis, dan transportasi umum beroperasi penuh. Tindakan keamanan publik sangat mirip dengan apa yang terjadi pada 2003 selama wabah SARS. Ahli Kesehatan Tiongkok Xi Chen dari Yale School of Public Health mengatakan bahwa masyarakat Tiongkok sangat waspada tentang apa yang bisa terjadi. Sebab generasi senior sudah mengalami epidemi sebelumnya.
Terlepas dari kritik yang diterima Tiongkok atas virus yang diyakini berasal dari Wuhan, mereka tetap menjadi salah satu pengembang teratas dari beberapa kandidat vaksin. Mereka juga dipuji oleh Program Keadaan Darurat Kesehatan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Dalam laman Science Times, Direktur eksekutif Mike Ryan mengucapkan selamat kepada para pekerja kesehatan garis depan Tiongkok dan seluruh masyarakat karena bekerja bersama tanpa lelah untuk membuat penularan ke tingkat yang sangat rendah. Sementara itu, Amerika Serikat, India, Brasil, dan banyak negara lain masih mencatat angka kasus positif per hari yang tinggi.
Saksikan video menarik berikut ini:
KalbarOnline - Debut solo Irene Red Velvet "Like a Flower" dikabarkan akan dilakukan pada 26…
KalbarOnline, Pontianak - Atlet panjat tebing Indonesia, Veddriq Leonardo yang sukses meraih medali emas di…
KalbarOnline - Bulking adalah fase dalam program kebugaran di mana seseorang sengaja meningkatkan asupan kalori…
KalbarOnline, Ketapang - Mewakili Bupati Ketapang, Asisten Sekda Bidang Administrasi Umum Pemkab Kegapang, Devy Harinda…
KalbarOnline, Ketapang - Kepolisian Resort (Polres) Ketapang siap mengawal pelaksanaan tahapan pilkada serentak, mulai dari…
KalbarOnline, Ketapang - Dalam rangka mendukung program ketahanan pangan, Polres Ketapang mengikuti zoom meeting “Launching…