Skoliosis adalah kondisi di mana tulang belakang mengalami kelainan atau gangguan, sehingga tidak lagi membentuk garis lurus, melainkan melengkung. Kondisi ini umumnya terjadi selama masa pertumbuhan seseorang sebelum pubertas. Kasus skoliosis ringan biasanya tidak akan menimbulkan masalah, sementara kasus yang parah bisa menyebabkan rasa sakit.
Lalu, apakah skoliosis bisa memengaruhi peluang seorang wanita untuk hamil? Atau apakah skoliosis bisa menimbulkan komplikasi selama kehamilan dan memengaruhi perkembangan bayi? Cari tahu lebih jelas melalui ulasan berikut ini.
Pada kebanyakan wanita, skoliosis tidak berdampak buruk pada kehamilan. Namun, beberapa gejala skoliosis yang parah mungkin akan terasa lebih menyakitkan selama kehamilan. Rasa sakit bisa meningkat saat pusat gravitasi tubuh bergeser karena perut yang membesar, yang secara otomatis membuat Mums akan membebankan tubuh ke tulang belakang.
Berikut ini beberapa permasalahan yang dapat muncul selama kehamilan apabila Mums memiliki kondisi skoliosis:
– Nyeri punggung
Dalam beberapa kasus skoliosis yang parah, nyeri punggung bawah akan sedikit meningkat selama kehamilan. Mums akan menderita nyeri punggung dengan skala sedang hingga parah selama hamil.
– Masalah pernapasan
Secara umum, rahim yang membesar akan memberi tekanan pada diafragma, sehingga sulit bagi ibu untuk bernapas dengan lega. Mums juga mungkin mengalami sesak napas akibat peningkatan hormon progesteron yang meningkatkan laju pernapasan. Gangguan pernapasan memang umum terjadi pada ibu hamil yang mengalami skoliosis. Akan tetapi, kondisi ini tidak akan menjadi komplikasi serius apabila dikelola dengan baik.
– Sulit bergerak
Berjalan akan menjadi masalah apabila kaki Mums menjadi tidak rata akibat skoliosis dan lebih sulit dengan adanya penambahan berat badan dan perubahan pusat gravitasi tubuh. Selain itu, setelah melahirkan, lekuk tubuh bisa semakin memburuk jika Mums cenderung menggendong bayi pada satu sisi saja. Sebaiknya, gunakan gendongan untuk menyeimbangkan berat badan bayi.
Studi melaporkan bahwa wanita yang pernah menjalani perawatan ortopedi untuk skoliosis memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami peningkatan derajat kemiringan tulang selama kehamilan dibanding mereka yang belum pernah hamil. Namun, studi tersebut juga mengatakan perlu ada penelitian lebih lanjut untuk membuktikan poin-poin tersebut.
Bagaimanapun, ibu hamil tetap harus berhati-hati dengan kondisi tulang punggung mereka, terutama pada trimester ketiga. Pasalnya, pada saat ini ligamen menjadi lebih rileks akibat perubahan hormon kehamilan.
Mengobati skoliosis selama kehamilan memang sulit dan biasanya tidak dilakukan. Meski begitu, ahli ortopedi dapat membantu meredakan rasa sakit dan ketidaknyamanan yang timbul. Berdasarkan faktor derajat kemiringan, komplikasi kehamilan, dan risiko terkait, spesialis akan menyarankan salah satu atau lebih dari metode pengobatan berikut:
– Penggunaan obat penghilang rasa sakit.
– Latihan fisik.
– Penggunaan brace atau korset khusus.
– Kinesiatrik-penggunaan simulator.
– Pijat khusus.
– Akupuntur.
Tujuan utama dari prosedur-prosedur di atas adalah untuk meredakan nyeri dan ketidaknyamanan tulang belakang. Dokter juga akan menyarankan ibu hamil dengan kondisi skoliosis untuk menggunakan sabuk bersalin.
Olahraga dapat membantu membuat Mums merasa lebih nyaman dan memperkuat otot punggung Mums. Sedangkan latihan ketahanan elastis adalah aktivitas yang paling membantu, tetapi tetap harus dilakukan dengan bantuan tenaga profesional.
Wanita dengan skoliosis dapat melahirkan bayinya sampai cukup bulan dan secara normal tanpa komplikasi apa pun. Sebelumnya, wanita dengan skoliosis disarankan untuk memilih operasi caesar. Akan tetapi, kini telah ditemukan bahwa persalinan pervaginam masih dimungkinkan, asalkan tidak ada komplikasi kehamilan.
Proses persalinan pada ibu hamil dengan skoliosis tidak berbeda dengan ibu hamil tanpa kondisi ini. Namun, satu tantangan utama dalam kondisi ini adalah penempatan epidural yang efektif. Ibu hamil dengan kondisi skoliosis akan lebih sulit untuk menerima epidural.
Oleh karena itu, sebaiknya lakukan konsultasi anastesi selama kehamilan dengan dokter. Dokter biasanya akan menjelaskan mengenai pilihan prosedur persalinan dan cara menghadapi rasa nyeri sebelum tanggal persalinan tiba, sehingga Mums sudah memiliki bayangan kondisi saat persalinan nanti.
Penyebab pasti dari skoliosis idiopatik tidak diketahui, tetapi bisa jadi turun-temurun. Studi menemukan bahwa sekitar 30% pasien skoliosis memiliki riwayat keluarga dengan kondisi tertentu.
Pola turun-temurun yang tidak jelas seperti ini biasanya melibatkan faktor genetik dan juga lingkungan. Memiliki kerabat dekat dengan kondisi AIS (Adolescent Idiopathic Scoliosis) juga dapat meningkatkan risiko anak mewarisi kondisi tersebut. Risiko ini pun lebih tinggi terjadi pada anak perempuan dibanding anak laki-laki.
Kehamilan bukanlah sesuatu yang tidak mungkin bagi seorang wanita dengan kondisi skoliosis. Akan tetapi, tetap perhatikan beberapa hal untuk menghindari adanya komplikasi. Selalu konsultasikan dengan dokter terkait kondisi skoliosis Mums selama kehamilan, sehingga kesehatan Mums dan juga bayi dalam kandungan dapat terus dipantau. (AS)
Referensi
Mom Junction. “Does Scoliosis Affect Pregnancy? Things You Should Know“
KalbarOnline - Film Hidup Ini Terlalu Banyak Kamu tayang di bioskop Indonesia mulai Kamis, 21…
KalbarOnline - Baru-baru ini, Nana Mirdad curhat lewat akun Instagram pribadinya soal pengalaman tidak menyenangkan…
KalbarOnline, Pontianak - Dalam meningkatkan kualitas pelayanan dan peralatan medis di Kalimantan Barat, Pemerintah Provinsi…
KalbarOnline, Sambas - Dalam rangka optimalisasi lahan (oplah) pertanian di Kalimantan Barat, Menteri Pertanian RI,…
KalbarOnline, Ketapang - Anggota DPRD Kabupaten Ketapang dari Fraksi Partai Demokrat, Rion Sardi melakukan reses…
KalbarOnline, Ketapang - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Ketapang bakal membentuk Tim Reaksi Cepat (TRC) untuk menangani…