KalbarOnline.com – Seorang pasien Covid-19 berusia 45 tahun dari Inggris tiba-tiba kehilangan indera pendengarannya. Dokter mengatakan bahwa pria itu menderita asma tetapi dinyatakan sehat sebelum didiagnosis dengan gangguan pendengaran sensorineural mendadak (SSNHL).
SSNHL atau tuli mendadak adalah kehilangan pendengaran yang cepat tanpa sebab yang jelas, baik sekaligus atau dalam 72 jam. Sejauh ini, ada lima orang yang dilaporkan menderita komplikasi gangguan pendengaran Covid-19 yang sama di dunia, dan pria anonim ini adalah yang pertama di Inggris. Menurut dokter yang menangani, pendengaran pasien hanya pulih sebagian.
Para ahli memperingatkan bahwa gangguan pendengaran di antara pasien di unit perawatan intensif dapat dengan mudah terlewatkan sehingga mereka mendesak petugas medis untuk mewaspadai gejala komplikasi tersebut. Kesadaran tentang hal itu dapat membantu dokter memberikan pengobatan dini untuk mencegah gangguan pendengaran menjadi kondisi permanen.
Menurut para peneliti di Universitas Manchester, 1 dari 8 pasien Covid-19 mungkin mengalami beberapa perubahan pada pendengaran mereka setelah pulih. MailOnline melaporkan bahwa pria Inggris itu telah mengalami gejala Covid-19 selama sepuluh hari sebelum dirawat di rumah sakit. Kemudian dibawa ke unit perawatan intensif karena dia membutuhkan bantuan pernapasan selama 30 hari.
Pria tersebut mengalami banyak komplikasi akibat Covid-19, seperti tekanan darah tinggi, pembekuan darah, anemia, dan pneumonia terkait ventilator. Dia diberi obat remdesivir dan mulai merasa lebih baik.
Seminggu kemudian, selang pernapasan dicopot dan dia boleh keluar dari unit perawatan intensif. Namun, dia mengalami bunyi bising terus menerus di telinga kirinya yang disebut tinnitus. Kemudian tiba-tiba mengalami gangguan pendengaran.
Ketika dokter memeriksanya seminggu kemudian, tim dokter tidak menemukan penyumbatan atau pembengkakan. Namun, tes pendengarannya menunjukkan bahwa indera pendengarannya hilang di telinga kirinya. Pria itu diberi prednisolon steroid oral selama tujuh hari sebagai pengobatan yang sebagian meningkatkan pendengarannya.
Selain itu, dia juga disuntik dengan steroid di telinga kirinya. Tapi tidak ada perbaikan setelah itu. Berdasarkan laporan sebelumnya dari Science Times, beberapa pasien Covid-19, bahkan yang asimtomatik, dapat menjadi tuli atau menderita tinnitus berdasarkan penelitian yang dilakukan.
Waspada Gejala Baru
Dengan meningkatnya jumlah pasien yang melaporkan gangguan pendengaran karena Covid-19, kondisi tersebut menambah komplikasi jangka panjang penyakit mematikan tersebut, selain kerusakan jantung, paru-paru, dan hati.
Menurut laporan BMJ, sekitar lima hingga 160 kasus per 100.000 dilaporkan mengalami gangguan pendengaran meski penyebabnya belum jelas. Kemudian diikuti infeksi termasuk flu, rheumatoid arthritis, herpes, dan HIV.
“Meski jumlah penelitian rendah, penting untuk mempertimbangkan kemungkinan hubungan antara Covid-19 dan SSNHL,” ungkap para peneliti.
Saksikan video menarik berikut ini:
KalbarOnline, Ketapang - Memperingati Hari Guru Nasional 25 November 2024, PT Cita Mineral Investindo Tbk…
KalbarOnline, Pontianak - Panglima Kodam XII/Tanjungpura, Mayjen TNI Iwan Setiawan mengundang para alumni Program Pendidikan Reguler…
KalbarOnline, Putussibau – Polres Kapuas Hulu menggelar apel pergeseran pasukan sekaligus pengecekan sarana dan prasarana…
KalbarOnline, Azerbaijan - Pemerintah Indonesia melalui Utusan Khusus Presiden Republik Indonesia, Hashim Djojohadikusumo berhasil memikat…
KalbarOnline, Ketapang - Kecelakaan lalu lintas tragis terjadi di Jalan Trans Kalimantan, tepatnya di daerah…
KalbarOnline, Ketapang - Bupati Ketapang, Martin Rantan menghadiri Pagelaran Seni Budaya Melayu "Pawai Astagune Raksasa…