KalbarOnline.com – Indonesia siap melaksanakan pemberian vaksin Covid-19 menjelang akhir tahun ini untuk 9,1 juta masyarakat pada gelombang pertama. Vaksin diharapkan akan menurunkan kasus Covid-19 dengan menciptakan kekebalan pada tubuh seseorang dari virus.
Juru Bicara Pemerintah Untuk Covid-19 Prof Wiku Adisasmito menjelaskan, vaksinasi diberikan kepada orang-orang yang sehat dalam rangka untuk melindungi dirinya. Dan tentunya siapa yang diberikan adalah orang-orang yang pasti memiliki risiko tinggi untuk tertular.
“Maka dari itu mereka harus diberikan vaksin terlebih dahulu,” tegasnya dalam konferensi pers, Senin (20/10).
Siapakah mereka? Salah satunya adalah tenaga kesehatan yakni para dokter perawat karena mereka selalu setiap hari berinteraksi dengan pasien yang menderita Covid-19. Dan juga pasti kelompok-kelompok lainnya yang memberikan pelayanan publik yang berinteraksi dengan masyarakat cukup banyak.
“Itu pasti orang-orang yang perlu divaksinasi dulu jadi sesuai dengan kelompok prioritasnya yang berisiko tinggi karena mereka yang harus dilindungi pertama,” jelasnya.
Prof Wiku menjelaskan efektifitas vaksin akan diketahui pada saat hasil uji klinisnya tuntas selesai seluruhnya. Setelah uji klinis fase III maka akan diketahui hasilnya efikasinya.
“Sebenarnya hal hal yang bisa dilakukan setelah pengujian ini. Masyarakat akhirnya menimbulkan reaksi tubuhnya, timbul imunitas maka nanti akan terasa juga bahwa secara kolektif didata nanti,” jelasnya.
Hal ini akan berdampak positif pada penurunan kasus baru. Sebab tubuh seseorang sudah terlindungi.
“Harusnya kelihatan nanti bahwa kasusnya makin lama makin turun pasti karena timbul proteksinya. Jadi virus yang mau menyerang enggak bisa lagi karena masyarakat yang sudah terlindungi. Jadi itu yang nanti akan terjadi,” tegasnya.
Prof Wiku menegaskan vaksinasi diberikan terutama pada orang-orang yang sehat, yang belum pernah terinfeksi. Lalu berapa lama daya kebal vaksin ini juga masih belum bisa dijawab secara pasti sampai hasil uji klinis selesai.
“Di setiap penyakit memiliki karakteristik sendiri, apakah itu virus apakah itu bakteri. Dan kalau dibuat vaksin reaksinya pun juga bervariasi karena tergantung dari hubungan interaksi antara penyakit itu dengan antibodi yang ada pada manusia. Jadi ada yang pendek waktunya, dan ada yang panjang sekali sampai puluhan tahun. Nah nanti untuk vaksin Covid-19 ini berapa lama, kita tunggu hasil dari uji klinisnya,” tutupnya.
Saksikan video menarik berikut ini:
KalbarOnline - Film Hidup Ini Terlalu Banyak Kamu tayang di bioskop Indonesia mulai Kamis, 21…
KalbarOnline - Baru-baru ini, Nana Mirdad curhat lewat akun Instagram pribadinya soal pengalaman tidak menyenangkan…
KalbarOnline, Pontianak - Dalam meningkatkan kualitas pelayanan dan peralatan medis di Kalimantan Barat, Pemerintah Provinsi…
KalbarOnline, Sambas - Dalam rangka optimalisasi lahan (oplah) pertanian di Kalimantan Barat, Menteri Pertanian RI,…
KalbarOnline, Ketapang - Anggota DPRD Kabupaten Ketapang dari Fraksi Partai Demokrat, Rion Sardi melakukan reses…
KalbarOnline, Ketapang - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Ketapang bakal membentuk Tim Reaksi Cepat (TRC) untuk menangani…