Categories: Kesehatan

Tinggi Badan Berkurang? Waspada, Tanda Tulang Keropos

Tanggal 20 Oktober diperingati sebagai Hari Osteoporosis Sedunia. Osteoporosis adalah kondisi di mana kepadatan tulang berkurang, sehingga rentan terjadi fraktur atau patah tulang. Orang awam menyebutnya dengan tulang keropos.

Karena tidak mematikan, sebagian masyarakat tidak menganggap osteoporosis sebagai penyakit berbahaya. Apalagi tidak ada gejala sama sekali, hingga tiba-tiba penderita mengalami benturan ringan dan mengalami patah tulang. Pada orang dengan tulang sehat, benturan ringan tidak sampai menyebabkan retak atau patah tulang.

“Osteoporosis bukan suatu kondisi yang boleh dianggap ringan atau bisa diabaikan. Jika sudah terjadi patah tulang, akan menyebabkan kesakitan dan menurunkan kualitas hidup pasien. Selain itu dibutuhkan biaya mahal untuk perawatannya,” jelas Dr. dr. Rudy Hidayat SpPD (KR), dari Perhimpunan Osteoporosis Indonesia (Perosi) dalam Instagram Live yang diselenggarakan Anlene, Selasa (20/10).

Baca juga: Kenali Penyebab Osteoporosis dan Cara Mencegahnya!

Menabung Massa Tulang Sejak Dini

Ketua Perosi, Dr. Fiastuti Witjaksono SpGK menjelaskan, salah satu faktor risiko osteoporosis adalah usia, berat badan berlebihan, kekurangan kalsium dan vitamin D, serta gaya hidup tidak aktif.

“Usia tidak bisa diubah, sehingga salah satu upaya menjaga tulang tetap sehat adalah mengubah apa yang bisa diubah, misalnya pola makan diperbaiki, jangan sampai kekurangan kalsium dan vitamin D,” jelasnya.

Kalsium dan vitamin D sangat dibutuhkan untuk menjaga tulang tetap sehat dan kuat. Tulang sehat ditandai dengan massa tulang yang padat, sehingga tidak ada rongga-rongga (keropos). Kepadatan tulang dibangun sejak bayi hingga mencapai puncaknya di usia puncak 20-30 tahun. Setelah itu, massa tulang akan mengalami penurunan secara alamiah dan bertahap. Setelah menopause, penurunan kepadatan tulang semakin cepat.

Oleh sebab itu, jelas Dr. Rudy, menabung massa tulang sebanyak-banyaknya sebelum mencapai puncak massa tulang (peak bone mass) di usia 20-30 tahun sangat dianjurkan. “Semakin tinggi kepadatan tulang di masa peak bone mass ini, akan sangat berguna sebagai untuk tabungan saat massa tulang mulai menurun.”

Bagaimana caranya? Dr. Fiastuti menambahkan, konsumsi makanan yang kaya kalsium adalah salah satu cara menambah kepadatan tulang sejak dini. Contoh makanan kaya kalsium adalah susu, yogurt, dan keju, atau ikan dengan tulangnya (teri, bandeng duri lunak), kedelai, serta makanan berbahan kedelai lainnya.

“Untuk vitamin D, memang tidak banyak makanan yang mengandung vitamin D, kecuali ikan salmon. Namun, kita bisa memenuhinya dari makanan yang sudah difortifikasi (diperkaya) dengan vitamin D, atau mendapatkannya langsung dari sinar matahari,” jelasnya.

Idealnya, kebutuhan kalsium untuk masing-masing orang bervariasi. Anak-anak membutuhkan sekitar 700-1000 mg sehari, sedangkan remaja hingga dewasa antara 1.300 mg/hari.

Baca juga: Tanda-tanda Wanita Kekurangan Nutrisi

Apakah Kita Bisa Kelebihan Kalsium?

Kalsium memang diperlukan untuk menjaga kepadatan tulang dan memelihara fungsi organ tubuh lainnya. Namun, mengonsumsi berlebihan juga tidak disarankan. Menurut dr. Fiastuti, selama kita hanya mendapatkan kalsium dari makanan alami seperti susu, keju, ikan teri dan sebagainya, maka risiko kelebihan kalsium jarang sekali ditemui.

Kelebihan kalasium dalam tubuh bisa menyebabkan masalah, misalnya penyumbatan pembuluh darah dan terbentuknya batu ginjal. Kondisi ini biasanya akibat konsumsi kalsium dari suplemen dengan kadar yang melebihi dosis. Oleh karena itu, penting untuk selalu mengonsultasikan dengan dokter terlebih dahulu jika ingin mengonsumsi suplemen kalsium.

Menjaga tulangs ehat tidak cukup dari makanan saja. Agar penyerapan kalsium ke dalam tulang menjadi efektif dan optimal, harus didukung dengan olahraga teratur. Minimal jalan kaki setiap hari, selama 30 menit.

Jika upaya tersebut sudah dilakukan, Geng Sehat bisa memastikan tulang sehat dengan melakukan pemeriksaan kepadatan massa tulang secara berkala. Pemeriksaannya mudah dan tidak menyakitkan.

Jangan terlambat ya, karena jika gejala osteoporosis sudah dirasakan, artinya sudah terlambat. Misalnya, postur tubuh mulai bungkuk, dan tinggi badan berkurang. “Ini adalah gejala tulang sudah keropos, dan sudah terjadi osteoporosis,” pungkas dr. Rudy.

Baca juga: Konsumsi Makanan yang Mengandung Mineral Kalsium Berikut agar Tulangmu Sehat!

Referensi:

Worldosteoporosisday.org

Mayoclinic.com. Calcium and calcium supplements: Achieving the right balance

Jauhari Fatria

Saya Penulis Pemula

Share
Published by
Jauhari Fatria

Recent Posts

Tayang Hari Ini di Bioskop, Berikut Sinopsis Film Hidup Ini Terlalu Banyak Kamu

KalbarOnline - Film Hidup Ini Terlalu Banyak Kamu tayang di bioskop Indonesia mulai Kamis, 21…

12 hours ago

Pergoki Rumah Berantakan dan Kotor, Nana Mirdad Trauma Punya ART

KalbarOnline - Baru-baru ini, Nana Mirdad curhat lewat akun Instagram pribadinya soal pengalaman tidak menyenangkan…

12 hours ago

Pj Gubernur Harisson Minta Rumah Sakit Daerah di Kalbar Berikan Layanan Prima Bagi Masyarakat

KalbarOnline, Pontianak - Dalam meningkatkan kualitas pelayanan dan peralatan medis di Kalimantan Barat, Pemerintah Provinsi…

14 hours ago

Mentan Andi Amran Sulaiman Dorong Kalbar Jadi Lumbung Pangan Nasional

KalbarOnline, Sambas - Dalam rangka optimalisasi lahan (oplah) pertanian di Kalimantan Barat, Menteri Pertanian RI,…

14 hours ago

Anggota DPRD Ketapang Rion Sardi Serap Aspirasi Masyarakat di Tepian Sungai Pawan

KalbarOnline, Ketapang - Anggota DPRD Kabupaten Ketapang dari Fraksi Partai Demokrat, Rion Sardi melakukan reses…

14 hours ago

Tangani Ruas Jalan Pelang – Sungai Kepuluk, Dinas PUPR Ketapang Bakal Siagakan TRC

KalbarOnline, Ketapang - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Ketapang bakal membentuk Tim Reaksi Cepat (TRC) untuk menangani…

14 hours ago