KalbarOnline.com – Ledakan kemarahan umat Muslim di seluruh dunia masih terjadi hingga detik ini, imbas dari sikap kontroversial Presiden Prancis, Emmanuel Macron terhadap Islam. Di Ibukota Bangladesh, sekira 40 ribu lebih pedemo turun ke jalan seraya menyerukan boikot produk dan segera mengusir Duta Besar Prancis di negara tersebut.
Unjuk rasa yang berlangsung pada Selasa, (27/10/2020) waktu setempat itu bahkan membakar patung Macron yang berada di Dhaka. Mereka juga meneriakkan “Boikot produk Prancis” dan menyerukan agar pemimpin Prancis itu dihukum atas sikapnya yang anti Islam.
Melansir Aljazeera, polisi memperkirakan lebih dari 40.000 orang mengambil bagian dalam aksi protes yang diorganisir oleh partai Islami Andolan Bangladesh (IAB) itu.
Macron telah memicu kemarahan uamt Muslim di seluruh dunia dengan menuduh Muslim “separatisme” dan menggambarkan Islam sebagai “agama yang mengalami krisis di seluruh dunia”. Pemimpin Prancis itu juga mengumumkan rencana “untuk mereformasi Islam” agar enam juta Muslim di negara itu lebih sesuai dengan nilai-nilai republik Prancis.
Ketegangan semakin meningkat setelah pembunuhan Samuel Paty, seorang guru sekolah menengah yang menunjukkan gambar Nabi Muhammad kepada murid-muridnya selama diskusi tentang kebebasan berbicara.
Saat Macron mengecam pembunuhan Paty, dia juga membela penerbit karikatur Nabi Muhammad SAW. Sejak itu, reaksi terhadap pernyataan Macron telah meningkat, dengan seruan untuk pengusiran utusan Prancis dari beberapa negara mayoritas Muslim dan pemboikotan produk-produk Prancis.
“Macron adalah salah satu dari sedikit pemimpin yang menyembah Setan,” teriak Ataur Rahman, seorang pemimpin senior IAB mengatakan pada rapat umum di Masjid nasional Baitul Mukarram, di mana aksi protes damai dimulai.
Rahman meminta pemerintah Bangladesh untuk “mengusir” duta besar Prancis.
Sementara pemimpin lainnya, Hasan Jamal, mengatakan para aktivis akan “merobohkan setiap batu bata gedung itu” jika dubes itu tidak diperintahkan keluar.
“Prancis adalah musuh Muslim. Mereka yang mewakili Prancis juga musuh kami,” kata Nesar Uddin, seorang pemimpin muda partai tersebut.
Aksi protes dihentikan sebelum bisa mendekati Kedutaan Besar Prancis di Dhaka. Ratusan petugas menggunakan barikade kawat berduri untuk menghentikan pengunjuk rasa, yang berbaris dengan damai. [ind]
KalbarOnline, Pontianak - Penjabat Ketua TP PKK Provinsi Kalimantan Barat, Windy Prihastari yang juga selaku…
KalbarOnline, Pontianak - Masyarakat Kota Pontianak masih menginginkan Sutarmidji kembali menjadi Gubernur Kalimantan Barat (Kalbar)…
KalbarOnline - Debut solo Irene Red Velvet "Like a Flower" dikabarkan akan dilakukan pada 26…
KalbarOnline, Pontianak - Atlet panjat tebing Indonesia, Veddriq Leonardo yang sukses meraih medali emas di…
KalbarOnline - Bulking adalah fase dalam program kebugaran di mana seseorang sengaja meningkatkan asupan kalori…
KalbarOnline, Ketapang - Mewakili Bupati Ketapang, Asisten Sekda Bidang Administrasi Umum Pemkab Kegapang, Devy Harinda…