KalbarOnline.com – Keresahan Partai Republik bukan hanya soal kekalahan capres Donald Trump. Lengah sedikit, mereka bisa kehilangan dua kekuatan politik terbesar di AS. Gedung Putih dan Kongres.
Meski tak banyak mendapat perhatian, kendali Senat AS juga dipertaruhkan 3 November nanti. Pemilu 3 November bakal memperebutkan posisi 35 senator. Sebanyak 23 kursi itu kini dimiliki Republik.
Jika mengacu pada tren 2016, pilihan kandidat presiden senada dengan keterwakilan Senat. Hal itu jelas merugikan bagi Republik karena survei menunjukkan bahwa Trump kalah banyak di beberapa negara bagian.
’’Banyak orang yang melihat kenyataan, tapi belum ada yang menyerah,’’ ujar Mike DuHaime, pakar strategi Grand Old Party (GOP), sebutan Republik, kepada Politico.
DuHaime memang benar, tren menjelang pemilu menunjukkan bahwa Demokrat berada di atas angin. Faktor terbesarnya adalah penanganan rezim Trump dan Senat atas pandemi Covid-19 serta isu rasisme. Ditambah, mayoritas Republik di Senat tak banyak.
Semenjak pemilu sela 2018, Republik memegang 53 kursi, sedangkan Demokrat memegang 45 kursi plus dukungan dua senator independen. Demokrat hanya perlu menambah empat kursi lagi untuk merebut suara mayoritas. Mereka hanya perlu tiga jika Biden menang. Sebab, wakil presiden yang juga berstatus pemimpin Senat bakal menjadi penentu jika hasil pemungutan seimbang.
Baca juga: Menerka Pemenang Pilpres AS 2020
’’Saya rasa, kita punya kesempatan yang besar untuk mendapatkan kendali Senat,’’kata J.B. Poersch, presiden komite aksi politik Senate Majority.
Tentu, ada juga kursi senator Demokrat yang goyah. Misalnya, senator Demokrat Doug Jones yang diprediksi digeser Tommy Tuberville. Namun, CNN mengabarkan bahwa dari 10 kursi yang mungkin berpindah kubu, 8 menjadi milik Republik.
Republik Sudah Berpikir 2024
Di luar hasil pemilu nanti, Republik, tampaknya, satu langkah di depan Demokrat. Menurut media, mereka sudah bersiap untuk menghadapi Pilpres 2024.
CNN melaporkan, beberapa tokoh Republik sudah terlihat menyambangi Negara Bagian Iowa. Salah satunya senator Nebraska Ben Sasse yang mengisi kuliah tamu. Beberapa hari kemudian, dia menyambangi lagi negara bagian itu untuk mendukung koleganya, Joni Ernst.
Pekan lalu mantan perwakilan AS untuk PBB Nikki Haley juga datang ke Iowa untuk mendukung Ernst. Sementara itu, senator Arkansas Tom Cotton malah mengunjungi Iowa dan New Hampshire.
Ernst memang sedang melalui pertarungan sengit di Iowa. Semua beralasan ingin mendukung rekan satu partai. Namun, pakar berpikir lain.
’’Perang untuk mendapatkan posisi di dalam partai sudah berlangsung,’’ tegas DuHaime.
Jeff Roe, mantan tim kampanye Presiden Trump, menjelaskan bahwa Iowa merupakan tempat penting bagi kandidat presiden. Sebab, negara bagian tersebut merupakan tempat pertama kompetisi pemilihan capres partai.
’’Pada 2024 nanti, pasti masyarakat akan bertanya, apa yang Anda lakukan pada 2020 untuk menyokong kemenangan partai? Dari jawaban kandidat, di mana lokasi mereka (berada) menjadi yang paling penting,’’ paparnya.
Saksikan video menarik berikut ini:
KalbarOnline - Film Hidup Ini Terlalu Banyak Kamu tayang di bioskop Indonesia mulai Kamis, 21…
KalbarOnline - Baru-baru ini, Nana Mirdad curhat lewat akun Instagram pribadinya soal pengalaman tidak menyenangkan…
KalbarOnline, Pontianak - Dalam meningkatkan kualitas pelayanan dan peralatan medis di Kalimantan Barat, Pemerintah Provinsi…
KalbarOnline, Sambas - Dalam rangka optimalisasi lahan (oplah) pertanian di Kalimantan Barat, Menteri Pertanian RI,…
KalbarOnline, Ketapang - Anggota DPRD Kabupaten Ketapang dari Fraksi Partai Demokrat, Rion Sardi melakukan reses…
KalbarOnline, Ketapang - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Ketapang bakal membentuk Tim Reaksi Cepat (TRC) untuk menangani…