KalbarOnline.com – Satu per satu orang-orang yang menyuarakan demokrasi di Hongkong masuk jeruji besi. Minggu (1/11) tujuh politikus prodemokrasi ditahan. Mereka adalah Wu Chi Wai, Andrew Wan, Helena Wong, Kwok Wing Kin, Eddie Chu, Raymond Chan, dan Fernando Cheung. Masing-masing mengumumkan penahanannya via akun Facebook pribadi.
Empat di antaranya masih menjabat anggota dewan. Sisanya adalah mantan dewan dan asisten anggota dewan. Mereka ditahan pagi hari dan bebas setelah membayar uang jaminan.
’’Mereka ditahan untuk penyelidikan lebih lanjut. Operasi masih berjalan dan kemungkinan ada penahanan lainnya.’’ Bunyi pernyataan pihak kepolisian sebagaimana dikutip The Guardian sebelum jaminan untuk tujuh tokoh oposisi itu disetujui.
Penahanan tersebut berkaitan dengan rapat parlemen yang berujung ricuh pada 8 Mei lalu. Mereka dijerat dengan dakwaan penghinaan dan intervensi terhadap anggota Dewan Legislatif Hongkong lainnya. Jika terbukti bersalah, mereka bisa mendekam di dalam penjara lebih dari setahun.
Bentrok Mei lalu terjadi karena perdebatan atas siapa yang bakal menguasai kursi komite. Protes dan perkelahian memang rutin terjadi di parlemen. Kelompok prodemokrasi yang merupakan minoritas kerap menggunakan nyanyian, paparan panjang lebar, dan berbagai cara lainnya untuk menghalangi RUU yang mereka tentang.
Pada insiden tersebut, kubu pro-Beijing ingin agar politisi mereka duduk di posisi tersebut. Kedua pihak sama-sama naik pitam dan adu fisik tak terhindarkan.
Penjaga keamanan dan anggota parlemen pro-Beijing akhirnya menyeret keluar sebagian besar politisi prodemokrasi sebelum akhirnya melanjutkan pelantikan ketua komite. Dalam video siaran langsung, tampak politisi pro-Beijing menyeret kerah baju lawannya dan membawanya ke luar ruangan. Dia kini dituntut secara pribadi dan prosesnya masih berlangsung.
’’Beberapa legislator berlari menuju penjaga keamanan yang mengelilingi mimbar dan membuat rapat tak mungkin dilanjutkan,’’ ujar Kepala Inspektur Polisi Chan Wing-yu seperti dikutip Agence France-Presse kepada pekerja media. Ketika ditanya kenapa hanya legislator prodemokrasi yang ditahan, Chan memilih bungkam.
Pimpinan Partai Demokrat Wu Chi Wai menegaskan bahwa dakwaan yang dialamatkan padanya dan koleganya absurd. Itu sengaja dilakukan untuk memberikan efek menakutkan agar orang-orang lebih hati-hati dengan ucapan dan tindakannya.
Penahanan Minggu pagi itu memicu kemarahan kelompok prodemokrasi. Belakangan Beijing memang getol menangkapi oposisi yang kritis. Tujuh orang tadi sepertinya tidak dijerat dengan Undang-Undang Keamanan Nasional. Meski begitu, Kantor Perwakilan Hongkong memperingatkan agar para politikus berhati-hati. Protes di gedung parlemen adalah kejahatan keamanan nasional baru dan bisa diancam 10 tahun penjara.
UU Keamanan Nasional dikecam oleh negara-negara Barat dan kelompok HAM dari berbagai belahan dunia. Meski begitu, Tiongkok dan pemerintah Hongkong bungkam. Sejak diterapkan, sudah ada sekitar 30 orang yang dijerat dengan dakwaan yang terdapat di undang-undang tersebut.
Saksikan video menarik berikut ini:
KalbarOnline - Film Hidup Ini Terlalu Banyak Kamu tayang di bioskop Indonesia mulai Kamis, 21…
KalbarOnline - Baru-baru ini, Nana Mirdad curhat lewat akun Instagram pribadinya soal pengalaman tidak menyenangkan…
KalbarOnline, Pontianak - Dalam meningkatkan kualitas pelayanan dan peralatan medis di Kalimantan Barat, Pemerintah Provinsi…
KalbarOnline, Sambas - Dalam rangka optimalisasi lahan (oplah) pertanian di Kalimantan Barat, Menteri Pertanian RI,…
KalbarOnline, Ketapang - Anggota DPRD Kabupaten Ketapang dari Fraksi Partai Demokrat, Rion Sardi melakukan reses…
KalbarOnline, Ketapang - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Ketapang bakal membentuk Tim Reaksi Cepat (TRC) untuk menangani…