Berita meninggalnya Pangeran Brunei Abdul Azim pada 24 Oktober 2020 yang lalu cukup menjadi sorotan media dunia, termasuk Indonesia. Pasalnya putra kedua Sultan Haji Hassanal Bolkiah, raja Brunei Darussalam ini meninggal di usia yang terbilang muda, yakni 38 tahun.
Lewat laman akun instagramnya, sang adik kandung, Pangeran Abdul Mateen membagikan informasi penyebab kematian kakaknya karena sebuah peradangan akibat reaksi autoimun yang bernama vaskulitis sistemik. Penyakit ini membuat Sang Pangeran mengalami kegagalan multiorgan.
Pernahkah Geng Sehat bayangkan kalau sebuah reaksi peradangan dapat menyebabkan kematian? Simak ulasan ringan tentang vaskulitis berikut ini supaya Geng Sehat tidak penasaran lagi.
Pada penderita vaskulitis, sistem kekebalan keliru melihat pembuluh darah sebagai benda asing yang berbahaya sehingga tubuh berusaha untuk menghancurkannya. Penyakit ini menyerang orang-orang dari segala usia, ras, dan jenis kelamin.
Vaskulitis menyebabkan timbulnya peradangan pada dinding pembuluh darah. Adanya peradangan ini menyebabkan dinding pembuluh darah membengkak menjadi semakin tebal sehingga pembuluh darah menyempit dan risiko terjadinya sumbatan serta gangguan aliran darah meningkat. Jika aliran darah menuju jaringan dan organ terganggu, pasokan oksigen berkurang sehingga lama kelamaan jaringan atau organ akan mengalami kerusakan.
Selain itu dilaporkan pula adanya potensi pembentukan aneurisma atau tonjolan pada dinding pembuluh darah pada penderita vaskulitis. Risiko kematian pada kasus vaskulitis dengan aneurisma sangat tinggi sehingga perlu ditangani segera sebelum pembuluh darah yang mengalami pelebaran atau tonjolan tersebut pecah.
Vaskulitis sendiri terdiri dari beberapa jenis mulai dari yang gejalanya ringan, berlangsung singkat dan tidak memerlukan pengobatan hingga yang gejalanya parah dan berdampak ke organ penting dalam jangka waktu yang panjang.
Vaskulitis digolongkan menjadi 3 kelompok berdasarkan ukuran pembuluh darah yang terdampak, yaitu:
Gejala vaskulitis dapat terjadi sekali atau beberapa kali selama beberapa tahun. Tanda dan gejala sangat bervariasi tergantung pada jenis vaskulitis, jaringan atau organ yang terdampak, dan seberapa parah kondisinya. Umumnya penderita vaskulitis menunjukkan gejala umum seperti:
Untuk menegakkan diagnosis penyakit ini diperlukan beberapa tes seperti:
Sekilas tentang Vaskulitis Sistemik
Ketika vaskulitis tidak segera ditangani, kerusakan jaringan dan organ dapat menjadi semakin luas sehingga ada banyak fungsi organ yang terganggu. Pada akhirnya vaskulitis yang tidak ditangani dengan tepat akan menyebabkan kegagalan multi organ dan beresiko tinggi menyebabkan kematian.
Referensi:
Arthritis Foundation. (2020). Vasculitis. https://www.arthritis.org/diseases/vasculitis
Jeremy B. Levy, Charles D. Pusey, Systemic Vasculitis and Pauci-Immune Glomerulonephritis, Therapy in Nephrology & Hypertension (Third Edition), 2008
Sharma, et al. (2011). Systemic Vasculitis. American Academy of Family Physicians, 83(5), pp. 556-565.
Shiel, W. MedicineNet (2018) Vasculitis Symptoms, Causes, Diagnosis, Treatment and Types.
KalbarOnline, Pontianak - Penjabat Ketua TP PKK Provinsi Kalimantan Barat, Windy Prihastari yang juga selaku…
KalbarOnline, Pontianak - Masyarakat Kota Pontianak masih menginginkan Sutarmidji kembali menjadi Gubernur Kalimantan Barat (Kalbar)…
KalbarOnline - Debut solo Irene Red Velvet "Like a Flower" dikabarkan akan dilakukan pada 26…
KalbarOnline, Pontianak - Atlet panjat tebing Indonesia, Veddriq Leonardo yang sukses meraih medali emas di…
KalbarOnline - Bulking adalah fase dalam program kebugaran di mana seseorang sengaja meningkatkan asupan kalori…
KalbarOnline, Ketapang - Mewakili Bupati Ketapang, Asisten Sekda Bidang Administrasi Umum Pemkab Kegapang, Devy Harinda…