KalbarOnline.com – Sejumlah bisnis hiburan malam menyambut baik inisiatif terbaru pemerintah Singapura. Salah satunya mengizinkan beberapa operator untuk melanjutkan bisnis pada bulan depan atau setidaknya Januari 2021 dengan langkah-langkah protokol kesehatan yang ketat.
Sebagai permulaan, ada batasan 25 bisnis yang dapat berpartisipasi dalam program percontohan 2 hingga 3 bulan ini. Lalu ada pula bantuan dana hibah dari pemerintah bagi pebisnis yang terdampak.
Bantuan datang karena banyak bisnis telah ditutup selama pandemi dan terus bertambah karena kekhawatiran Covid-19. Tetapi operator lain khawatir bahwa beberapa tindakan baru tidak masuk akal bagi mereka karena ada biaya yang harus dikeluarkan.
Presiden Asosiasi Bisnis Hiburan Malam Singapura (SNBA) Joseph Ong mengatakan industri telah memperhatikan langkah-langkah tersebut. Asosiasi telah menerima lebih dari 50 pertanyaan tentang langkah baru untuk membantu operator beralih ke bisnis lain.
Langkah-langkah yang perlu mereka terapkan termasuk memastikan bahwa pelanggan mengenakan masker di lantai dansa dan memberikan bukti tes Covid-19 negatif sebelum masuk. Tempat hiburan malam yang tidak masuk dalam program percontohan bisa mendapatkan dukungan finansial untuk membiarkan mereka beralih ke bisnis lain. Dana bantuan atau hibah mencapai USD 50 ribu atau setara Rp 700 juta atau pembayaran satu kali sebesar USD 30 ribu.
Ong mengatakan SNBA akan membantu bisnis kehidupan malam untuk berputar atau beralih bisnis. “Kami akan memfasilitasi seluruh proses apakah mereka anggota atau bukan dan memberi mereka link-up yang diperlukan untuk melihat pilihan terbaik bagi mereka,” jelasnya seperti dilansir Straits Times.
Salah satu pendiri A Phat Cat Collective, yang menjalankan bar dan klub retro Nineteen80 dan Pinball Wizard, Francesca Way, mengatakan program percontohan adalah cara sempurna untuk melihat bagaimana hiburan malam bekerja dan membuka kembali bisnisnya usai Covid-19. Dia tidak masalah dengan tes Covid-19 dan masker di lantai dansa.
“Pada akhirnya, keselamatan adalah prioritas. Faktanya, kehidupan malam seperti dulu perlu diubah. Covid-19 telah mengubah cara kita bersosialisasi, dan kelab malam juga harus beradaptasi,” tambahnya.
Chief executive Zouk Group Andrew Li mengatakan pihaknya setuju dengab aturan itu. “Apa pun yang dapat kami lakukan untuk mendorong membuka kembali industri ini dengan cara yang aman pasti disambut baik,” katanya.
Fleksibilitas dalam tindakan baru diminta oleh beberapa operator. Sayangnya beberapa bisnis kehidupan malam juga khawatir bahwa protokol baru tersebut tidak akan berhasil meningkatkan pendapatan.
Anggota komite dari Singapore Entertainment Affiliation, Simon Sim, menilai tempat karaoke tidak bisa menerapkan program percontohan tersebut. Tes wajib Covid-19 adalah kendala utama, karena biaya tes mungkin lebih besar daripada harga sesi karaoke itu sendiri.
“Tidak seperti penumpang kapal pesiar, yang mungkin bersedia mengeluarkan uang ekstra untuk membayar tes naik kapal pesiar, pelanggan karaoke akan merasakan kesulitan lebih karena sesi yang relatif lebih murah,” katanya
Hibah yang diberikan juga masih kurang bagi bisnis untuk keluar dari industri yang sudah ada. Sebab bisnis hiburan malam mungkin tetap tidak bisa menutupi biaya sewa sebulan yang terutang kepada penyewa.
“Menurut saya itu (dana hibah) tidak banyak membantu, tapi itu lebih baik daripada tidak sama sekali,” kata Simon.
KalbarOnline - Film Hidup Ini Terlalu Banyak Kamu tayang di bioskop Indonesia mulai Kamis, 21…
KalbarOnline - Baru-baru ini, Nana Mirdad curhat lewat akun Instagram pribadinya soal pengalaman tidak menyenangkan…
KalbarOnline, Pontianak - Dalam meningkatkan kualitas pelayanan dan peralatan medis di Kalimantan Barat, Pemerintah Provinsi…
KalbarOnline, Sambas - Dalam rangka optimalisasi lahan (oplah) pertanian di Kalimantan Barat, Menteri Pertanian RI,…
KalbarOnline, Ketapang - Anggota DPRD Kabupaten Ketapang dari Fraksi Partai Demokrat, Rion Sardi melakukan reses…
KalbarOnline, Ketapang - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Ketapang bakal membentuk Tim Reaksi Cepat (TRC) untuk menangani…