Keduanya adalah penyakit berbahaya. Ya, hipertensi dan dan kolesterol tinggi, jika dimiliki bersama akan semakin meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke. Oleh karena itu mengobati hipertensi dan kolesterol tinggi adalah keharusan, agar terhindari dari penyakit jantung, stroke, bahkan kematian dini.
Pengobatan utama untuk hipertensi dam kolesterol tinggi adalah memperbaiki gaya hidup, yakni dengan diet rendah garam dan lemak serta olahraga teratur. Jika kedua hal ini tidak berhasil membuat tekanan darah dan kadar kolesterol normal kembali, biasanya dokter akan meresepkan obat.
Orang dengan dua atau tiga masalah kesehatan sekaligus, misalnya memiliki hipertensi dan kolesterol tinggi, apalagi ditambah diabetes, harus ekstra ketat mengendalikan penyakitnya. Obat yang diminum pun tak cukup satu pil, bisa sampai 6-7 pil. Ini tentu sangat merepotkan.
Ada banyak golongan obat antihipertensi dengan cara kerja yang berbeda-beda, meskipun tujuannya sama, yakni menurunkan tekanan darah. Obat antihipertensi yang paling sering diresepkan adalah ACE inhibitor, Calcium Channel Blocker, dan Angiotensin Receptor Blocker (ARB). Golongan antihipertensi lainnya ada diuretik dan Beta Blocker, dan masih banyak lagi.
Obat-obatan ini sering diberikan bersama agar memberikan efek pengobatan yang lebih kuat. Masing-masing pasien bisa mendapatkan kombinasi obat yang berbeda, sesuai kondisinya. Dokter yang akan memutuskan pengobatan yang terbaik untuk masing-masing pasien.
Sedangkan obat penurun kolesterol, dalam hal ini “kolesterol jahat” LDL, paling sering diresepkan adalah obat golongan statin. Ada beberapa jenis statin yang sudah beredar di pasar, dan masing-masing pasien memiliki kecocokan sendiri.
Jika satu pasien memiliki hipertensi dan kolesterol tinggi sekaligus, tentunya ia harus mengonsumsi minimal 3 pil setiap hari, terdiri dari 2 obat antihipertensi dan 1 statin. Saat ini, pengobatan bisa disederhanakan, menjadi 1-2 pil saja. Hal ini memungkinkan, karena beberapa produsen obat sudah mengombinasikan 2 jenis obat atau lebih, menjadi 1 pil saja. Kombinasi obat seperti ini disebut fixed doses combination atau kombinasi obat dosis tetap.
Belum lama ini, Daewoong Pharmaceutical dari Korea Selatan mengenalkan kombinasi dua obat dalam 1 tablet untuk mengobati hipertensi dan dislipidemia (kolesterol tinggi). Obat yang dimaksud terdiri dari olmesartan yang merupakan obat antihipertensi golongan ARB, dan rosuvastatin, salah satu jenis statin (penurun kolesterol) yang poten.
Saat kedua obat tersebut disatukan menjadi 1 pil, ternyata efeknya sangat kuat. Melalui uji klinis yang dipublikasikan di American Journal of Therapeutics, kedua obat memiliki efek menurunkan tekanan darah dan memperbaiki profil lipid dengan lebih baik, dibandingkan diminum terpisah atau obat kombinasi lainnya.
Penelitian dilakukan pada 112 pasien berusia di atas 18 tahun yang memiliki gejala arteri koroner akut (penyempitan pembuluh darah akibat kolesterol tinggi) disertai dengan hipertensi. Pasien yang menerima kombinasi olmesartan dan rosuvastatin mengalami penurunan tekanan darah sistolik dan diastolik yang lebih signifikan dibandingkan dengan kelompok yang mendapatkan obat kombinasi lainnya. Profil lemak darah pada pasien juga membaik, ditandai dengan penurunan kolesterol LDL yang signifikan.
Selain manfaat kesehatan yang lebih baik, menggabungkan dua obat menjadi satu ternyata meningkatkan kepatuhan berobat, dibandingkan dengan penggunaan obat secara terpisah. Sebenarnya inilah tujuan utama dari pengobatan hipertensi dan kolesterol. Dengan patuh berobat, maka hipertensi dan dislipidemia bisa dikendalikan sehingga menurunkan risiko penyakit jantung dan stroke. Dengan kata lain, tingkat kepatuhan berobat sangat penting untuk mencegah komplikasi dan kekambuhan penyakit kardiovaskular pada pasien dengan gejala arteri koroner.
Jin-man Cho, Director of the Cardiovascular Center dari Kyung Hee University Hospital di Gangdong, Korea Selatan, selaku peneliti mengatakan, “Pengobatan dengan obat kombinasi dosis tetap akan mendorong pasien menjalani proses pengobatan dengan baik. Sebagai hasilnya, pengobatan tersebut ternyata lebih efektif dalam mengendalikan tekanan darah dan kolesterol.”
Presiden Direktur PT Daewoong Infion, Chang-woo Suh, menambahkan, kombinasi obat hipertensi dan dislipidemia ini ditargetkan akan diluncurkan tahun ini dan menjadi yang pertama di Indonesia. Saat ini penderita hipertensi dan dislipidemia di Indonesia cukup tinggi, dan menjadi salah satu faktor risiko penyakit jantung yang utama.
Sumber:
Siaran Pers hasil Uji Klinis ‘Obat Hipertensi dan Dislipidemia’ dari Daewoong Pharmaceutical di Jurnal Akademik SCI Tingkat Internasional, November 2020
Heart.org. Types of Blood Pressure Medications
KalbarOnline - Film Hidup Ini Terlalu Banyak Kamu tayang di bioskop Indonesia mulai Kamis, 21…
KalbarOnline - Baru-baru ini, Nana Mirdad curhat lewat akun Instagram pribadinya soal pengalaman tidak menyenangkan…
KalbarOnline, Pontianak - Dalam meningkatkan kualitas pelayanan dan peralatan medis di Kalimantan Barat, Pemerintah Provinsi…
KalbarOnline, Sambas - Dalam rangka optimalisasi lahan (oplah) pertanian di Kalimantan Barat, Menteri Pertanian RI,…
KalbarOnline, Ketapang - Anggota DPRD Kabupaten Ketapang dari Fraksi Partai Demokrat, Rion Sardi melakukan reses…
KalbarOnline, Ketapang - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Ketapang bakal membentuk Tim Reaksi Cepat (TRC) untuk menangani…