KalbarOnline.com – Vaksin Covid-19 dari Inggris, AstraZeneca, dikatakan efektif hingga 90 persen. Dan tak hanya itu, kabar baiknya vaksin mereka diklaim murah dan mudah diproduksi.
Analisis awal data dari uji klinis tahap akhir menemukan bahwa vaksin AstraZeneca manjur dari mulai 62 persen hingga 90 persen. Hal itu tergantung pada cara pemberian dosisnya.
Meskipun keampuhan vaksin secara keseluruhan masih belum jelas, hasil awal cukup menggembirakan dan memberi harapan. AstraZeneca mengatakan pihaknya berharap untuk mulai mendistribusikan vaksin tahun ini dan akan mampu membuat hingga tiga miliar dosis tahun depan. Dengan dua dosis per orang, itu akan cukup untuk menyuntik hampir 1 dari 5 orang di seluruh dunia.
Harga Diklaim Murah
Tidak seperti beberapa kandidat vaksin terkemuka lainnya, vaksin AstraZeneca dapat dengan cepat diproduksi dalam jumlah besar, dan harganya hanya beberapa dolar per dosis. Bahkan mudah disimpan untuk waktu yang lama.
Pengumuman AstraZeneca dilakukan setelah Pfizer dan Moderna merilis hasil uji coba yang menunjukkan bahwa vaksin mereka efektif sekitar 95 persen. Namun, vaksin tersebut yang hanya dapat disimpan di luar freezer ultracold selama beberapa minggu, membuat distribusi dan penyimpanannya lebih sulit.
Dilansir dari New York Times, Selasa (24/11), harga vaksin AstraZeneca dibanderol USD 3 sampai USD 4 atau sekitar Rp 42 ribu. AstraZeneca telah berjanji untuk menyediakannya dengan harga terjangkau di seluruh dunia hingga setidaknya Juli 2021. Sehingga negara-negara miskin bisa mudah mengakses vaksin.
Efektivitas vaksin AstraZeneca yang bervariasi mencerminkan perbedaan dalam cara pemberian dosis dalam uji coba tahap akhir. Dalam pemberian dosis 90 persen efektif, peserta penelitian diberi setengah dosis vaksin dan kemudian sebulan kemudian diberikan dosis penuh.
Namun, vaksin tersebut kurang efektif ketika orang diberi dosis penuh standar di awal, lalu diikuti sebulan kemudian dengan dosis penuh lainnya. Jika dosisnya penuh di awal, vaksin itu hanya efektif 70 persen.
AstraZeneca mengatakan, pihaknya akan membagikan data uji coba terbaru Inggris dan Brasil dengan FDA (BPOM Inggris) minggu ini. Salah satunya untuk meminta izin penggunaan darurat.
Untuk metode, Vaksin Pfizer dan Moderna ditelitik didasarkan pada teknologi messenger RNA yang serupa. Peneliti menggunakan materi genetik sintetis untuk merangsang sel dan menghasilkan protein virus yang tidak berbahaya.
Vaksin AstraZeneca menggunakan versi lemah dari adenovirus simpanse untuk mengangkut gen virus Korona ke dalam sel manusia. Sehingga melatih sistem kekebalan untuk melawan serangan di masa depan dari virus Korona yang sebenarnya.
Saksikan video menarik berikut ini:
KalbarOnline, Pontianak - Uang korupsi pembangunan Gedung Balai Pendidikan dan Pelatihan Transportasi Darat (BP2TD) di…
KalbarOnline, Kapuas Hulu - Calon Wakil Gubernur Kalimantan Barat nomor urut 1, Didi Haryono menyempatkan…
KalbarOnline - Jalan kaki merupakan salah satu bentuk aktivitas fisik yang paling sederhana dan mudah…
KalbarOnline, Kapuas Hulu - Calon Wakil Gubernur Kalimantan Barat nomor urut 1, Didi Haryono diminta…
KalbarOnline, Pontianak - Ketua DPW Partai Nasdem Kalimantan Barat sekaligus Ketua Tim Pemenangan Pasangan Midji-Didi,…
KalbarOnline, Jakarta - PT PLN (Persero) terus menggalang kolaborasi global demi mendukung upaya pemerintah dalam…