KalbarOnline.com – Status Gunung Semeru masih waspada hingga kemarin. Meski demikian, sebagian warga, tampaknya, tak betah berlama-lama di lokasi pengungsian. Kemarin mereka mulai kembali ke rumah masing-masing.
Hal itu berdasar laporan yang disampaikan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lumajang kepada BNPB kemarin.
’’Ada satu orang yang diduga hilang dan masih dikonfirmasi petugas di lapangan,’’ kata Kapusdatinkom BNPB Raditya Jati kemarin (2/12). Hingga pukul 19.30 WIB tadi malam, satu orang yang hilang itu belum ditemukan. Pusdalops Kabupaten Lumajang menginformasikan bahwa pencarian saat ini terus dilakukan. ’’Tim asesmen masih mencari data alamat yang akurat karena infonya orang ini dari luar Lumajang,’’ ujar petugas Pusdalops BPBD Lumajang saat dikonfirmasi Jawa Pos tadi malam.
Beberapa dusun yang patut waspada, menurut BPBD Lumajang, meliputi Dusun Curah Kobokan, Desa Supiturang, dan Dusun Rowobaung, Desa Oro-Oro Ombo. Dua dusun itu berisiko terkena dampak aktivitas vulkanis Gunung Semeru. Wilayah tersebut berada di Kecamatan Pronojiwo. Di samping dua desa itu, wilayah lain seperti Dusun Kajar Kuning, Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro, juga diminta waspada.
Kendati sebagian warga mulai pulang ke rumah masing-masing, BPBD dan dinas terkait tetap menyiapkan tempat evakuasi. Tempat yang disiapkan, antara lain, lapangan di Dusun Kamar Kajang berupa tenda keluarga dua unit, lapangan di Desa Supiturang, SDN 4 Supiturang, SDN Sumberwuluh, serta halaman di sekitar Pos Pantau Gunung Sawur dan pos komando di Balai Desa Supiturang. Palang Merah Indonesia (PMI) dan Dinas Sosial Kabupaten Lumajang membantu pelayanan dapur umum, termasuk menyediakan air bersih.
Sementara itu, BPBD mencatat sejumlah kerugian materiil berupa alat deteksi di wilayah Sawur, aset penambangan warga (termasuk alat berat dan kendaraan), hewan ternak, area kebun dan sawah, infrastruktur pipa, serta tempat usaha warga.
PVMBG merekomendasikan masyarakat untuk tidak melakukan aktivitas di dalam radius 1 km dan wilayah sejauh 4 km di sektor lereng selatan-tenggara kawah aktif yang merupakan wilayah bukaan kawah aktif Gunung Semeru (Jonggring Seloko) sebagai alur luncuran awan panas. Selain itu, warga diminta untuk mewaspadai gugurnya kubah lava di kawah Jonggring Seloko.
’’BNPB terus memonitor penanganan darurat dan kondisi aktivitas vulkanis yang berkoordinasi dengan BPBD setempat,’’ tutur Raditya.
Erupsi Gunung Semeru Rabu dini hari mengakibatkan puluhan hewan ternak di Desa Supiturang, Lumajang, mati. Jumlahnya mungkin bertambah karena pendataan belum selesai hingga kemarin petang.
Plt Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Lumajang Agus Triono menyatakan, selain hewan ternak yang mati, ada beberapa pekerja tambang yang diduga menjadi korban. Mereka adalah para pekerja yang biasa bekerja malam. Agus mendengar kabar tersebut dari warga. ’’Namun, sampai sekarang (kemarin, Red) belum ada laporan keluarga yang kehilangan,’’ ucapnya kepada Jawa Pos Radar Jember.
Agus mengakui, kondisi Desa Oro-Oro Ombo, Kecamatan Pronojiwo, cukup mengkhawatirkan. Di sana, hujan masih turun bercampur dengan material abu. Saat malam, turun kabut asap yang cukup pekat. Warga bisa sulit bernapas karena udara bercampur debu.
Kabid Kedaruratan, Rehabilitasi, dan Rekonstruksi BPBD Lumajang Setyawan Purnomo menuturkan, persiapan di posko pengungsian Desa Sumberwuluh cukup baik. Namun, warga yang terdampak biasanya datang saat malam. Mayoritas adalah warga Dusun Kamar A yang kemarin terimbas bau belerang.
Di posko pengungsian, kebutuhan warga sampai hari keempat tergolong aman. Sebab, bantuan terus berdatangan dari komunitas dan relawan. Penyaluran tidak hanya diberikan kepada warga terdampak yang ada di posko. Warga yang belum mengungsi juga diberi bantuan. ’’Bantuan terus ada ke posko dan sekarang masih dihitung,’’ ucapnya.
Tadi malam Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menuju lokasi pengungsian warga terdampak erupsi Semeru di Lumajang. Dia bersama beberapa kepala dinas berangkat dari Terminal 1 Bandara Internasional Juanda.
Plt Kepala BPBD Jawa Timur Yanuar Rahmadi menegaskan, saat ini pemprov sudah menempatkan tenda untuk pengungsi. Logistik juga telah dikirim. Perangkat tersebut dibangun sebagai titik kumpul warga. ’’Kami bersama pemerintah daerah terus memantau kondisi dari waktu ke waktu,’’ ujarnya.
BPBD Jawa Timur juga menyediakan logistik yang siap dikirim sewaktu-waktu. Pemprov juga berkoordinasi dengan tim geologi untuk melihat perkembangan terakhir di sekitar Semeru.
Saksikan video menarik berikut ini:
KalbarOnline - Film Hidup Ini Terlalu Banyak Kamu tayang di bioskop Indonesia mulai Kamis, 21…
KalbarOnline - Baru-baru ini, Nana Mirdad curhat lewat akun Instagram pribadinya soal pengalaman tidak menyenangkan…
KalbarOnline, Pontianak - Dalam meningkatkan kualitas pelayanan dan peralatan medis di Kalimantan Barat, Pemerintah Provinsi…
KalbarOnline, Sambas - Dalam rangka optimalisasi lahan (oplah) pertanian di Kalimantan Barat, Menteri Pertanian RI,…
KalbarOnline, Ketapang - Anggota DPRD Kabupaten Ketapang dari Fraksi Partai Demokrat, Rion Sardi melakukan reses…
KalbarOnline, Ketapang - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Ketapang bakal membentuk Tim Reaksi Cepat (TRC) untuk menangani…