KalbarOnline.com – Remdesivir selama ini digunakan sebagai salah satu obat antivirus untuk pasien Covid-19. Singapura menilai obat tersebut tidak memberikan efek negatif apapun bagi pasien Covid-19. Sebuah pemahaman yang berbeda dari rekomendasi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) bahwa Remdesivir tak boleh lagi digunakan untuk mengobati pasien Covid-19.
“Tidak ada perubahan (negatif) dalam cara obat antivirus Remdesivir digunakan untuk mengobati pasien Covid-19 di sini, karena relatif aman dan memiliki potensi manfaat bagi sebagian orang,” kata Pusat Penyakit Menular Nasional (NCID) Singapura, seperti dilansir dari Straits Times, Jumat (4/12).
Seperti diketahui rekomendasi oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada 20 November menyebutkan obat tersebut tidak boleh digunakan untuk mengobati pasien Covid-19. Tidak peduli seberapa parah kondisi pasien, karena tidak berpengaruh penting pada peluang bertahan hidup.
Namun kepada Straits Times, NCID memastikan Remdesivir tersedia di Singapura. Profilnya relatif aman dan potensi manfaatnya pada beberapa pasien juga dianggap baik.
“Dokter dapat menerapkan kebijaksanaan penggunaannya dalam mengobati pasien Covid-19. Tidak ada perubahan signifikan pada tahap saat ini dalam pendekatan kami terhadap pengobatan terapeutik untuk pasien dengan Covid-19,” tegasnya.
Remdesivir yang dikembangkan oleh pembuat obat AS Gilead Sciences, menerima persetujuan bersyarat dari Otoritas Ilmu Kesehatan Singapura untuk digunakan di luar uji klinis pada bulan Juni. Spesialis penyakit menular dapat memberikannya kepada pasien Covid-19 dengan tingkat saturasi oksigen rendah, kurang dari atau sama dengan 94 persen, atau mereka yang mungkin membutuhkan oksigen tambahan atau bantuan pernapasan yang lebih intensif.
Akan tetapi, WHO merekomendasikan untuk tidak menggunakan remdesivir, mengingat bukti yang lemah bahwa Remdesivir meningkatkan kelangsungan hidup. Rekomendasi tersebut dikembangkan oleh panel pengembangan pedoman internasional yang terdiri dari 28 individu yaity 24 ahli konten seperti dokter, ahli metodologi dan ilmuwan, dan empat penyintas Covid-19. Direktur eksekutif NCID, Profesor Leo Yee Sin, adalah salah satu anggota panel.
“Meski analisis tidak mengungkapkan bukti yang mendukung penggunaan remdesivir pada pasien dengan Covid-19 terlepas dari tingkat keparahan penyakit, bukti yang menentang penggunaannya tercatat lemah,” bunyi pernyataan NCID.
“Terapi Covid-19 adalah sesuatu yang bergerak cepat dinamis dan kelompok kerja terapeutik Covid-19 NCID akan terus memantau dan mempertimbangkan data terbaru dan rekomendasi WHO. Pendekatan Singapura saat ini pada deteksi kasus dini, pemantauan ketat perkembangan penyakit untuk memungkinkan sedini mungkin,” tegas NCID
Saksikan video menarik berikut ini:
KalbarOnline, Pontianak - Atlet panjat tebing Indonesia, Veddriq Leonardo yang sukses meraih medali emas di…
KalbarOnline - Bulking adalah fase dalam program kebugaran di mana seseorang sengaja meningkatkan asupan kalori…
KalbarOnline, Ketapang - Mewakili Bupati Ketapang, Asisten Sekda Bidang Administrasi Umum Pemkab Kegapang, Devy Harinda…
KalbarOnline, Ketapang - Kepolisian Resort (Polres) Ketapang siap mengawal pelaksanaan tahapan pilkada serentak, mulai dari…
KalbarOnline, Ketapang - Dalam rangka mendukung program ketahanan pangan, Polres Ketapang mengikuti zoom meeting “Launching…
KalbarOnline, Pontianak – Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) Kalimantan Barat menyelenggarakan…