Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Redaksi KalbarOnline |
| Selasa, 08 Desember 2020 |
KalbarOnline.com – Ketua PP Muhammadiyah Bidang Hukum dan Hak Asasi Manusia (HAM), Busyro Muqqodas mengutuk keras terkait enam anggota Frot Pembela Islam (FPI) yang meninggal dunia. Karena kejadian itu karena aparat kepolisian menembak mereka hingga tak bernyawa.
Diketahui, baku tembak antara polisi dan simpatisan Front Pembela Islam (FPI) di tol Jakarta-Cikampek pada Senin (7/12) dini hari. Dari peristiwa itu menyebabkan enam orang simpatisan FPI meninggal karena terkena tembakan senjata api oleh petugas kepolisian.
“Tentu PP Muhammadiyah bukan saja menyesalkan, mengutuk terjadinya kekerasan tersebut, apalagi jika itu dilakukan oleh aparat yang punya kuasa,” ujar Busyro dalam konfrensi persnya secara virtual di Jakarta, Selasa (8/12).
Dengan meninggalnya enam anggota FPI tersebut juga menunjukan pihak kepolisian telah melakukan tindakan kekerasan. Sehingga ini menunjukan kekerasan masih terus terjadi oleh petugas kepolisian.
“Peristiwa yang terjadi adalah bentuk dari hadirnya kekerasan yang berkali-kali di negeri ini. Menggambarkan kekerasan yang dilakukan oleh aparat negara yang tidak hanya terjadi pada di Cikampek,” katanya.
Dengan meninggalnya enam anggota FPI ini Busyo meminta dijadikan bahan koreksi bagi petugas kepolisian dalam bertindak. Peristiwa ini juga perlu dijadikan rasa keprihatinan bersama.
“Bukankah negara itu fungsi utamanya melindungi rakyat, dan negara merupakan organisasi tertinggi yang pengelolannya, pengemban amanahnya itu diamanatkam oleh pemilu lima tahun sekali, dan itu merupakan bentuk kepercayaan kepada aparat negara, aparat pemerintah,” ungkapnya.
Sebelumnya, anggota Polri diserang oleh sekelompok orang di Tol Jakarta-Cikampek tepatnya di KM 50 pada Senin (7/12) sekitar pukul 00.30 WIB dini hari. Penyerangan ini diduga dilakukan oleh pendukung Imam Besar FPI Rizieq Shihab.
Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Fadil Imran menyampaikan, diduga penyerangan terhadap anggota Polri itu dilakukan oleh laskar khusus. Penyerangan ini dilakukan saat anggota Polri mengikuti sekelompok orang yang hendak mengawal kedatangan Rizieq Shihab ke Polda Metro Jaya.
Fadil menyampaikan, lantaran mengancam keselamatan jiwa anggota Polri, kemudian melakukan tindakan tegas dan terukur. Hal ini mengakibatkan meninggalnya enam orang yang diduga pengikut Rizieq Shihab. Sementara itu, lanjut Fadil, sebanyak empat penyerang lainnya berhasil melarikan diri. Kini polisi masih mengejar empat orang pelaku penyerangan.
KalbarOnline.com – Ketua PP Muhammadiyah Bidang Hukum dan Hak Asasi Manusia (HAM), Busyro Muqqodas mengutuk keras terkait enam anggota Frot Pembela Islam (FPI) yang meninggal dunia. Karena kejadian itu karena aparat kepolisian menembak mereka hingga tak bernyawa.
Diketahui, baku tembak antara polisi dan simpatisan Front Pembela Islam (FPI) di tol Jakarta-Cikampek pada Senin (7/12) dini hari. Dari peristiwa itu menyebabkan enam orang simpatisan FPI meninggal karena terkena tembakan senjata api oleh petugas kepolisian.
“Tentu PP Muhammadiyah bukan saja menyesalkan, mengutuk terjadinya kekerasan tersebut, apalagi jika itu dilakukan oleh aparat yang punya kuasa,” ujar Busyro dalam konfrensi persnya secara virtual di Jakarta, Selasa (8/12).
Dengan meninggalnya enam anggota FPI tersebut juga menunjukan pihak kepolisian telah melakukan tindakan kekerasan. Sehingga ini menunjukan kekerasan masih terus terjadi oleh petugas kepolisian.
“Peristiwa yang terjadi adalah bentuk dari hadirnya kekerasan yang berkali-kali di negeri ini. Menggambarkan kekerasan yang dilakukan oleh aparat negara yang tidak hanya terjadi pada di Cikampek,” katanya.
Dengan meninggalnya enam anggota FPI ini Busyo meminta dijadikan bahan koreksi bagi petugas kepolisian dalam bertindak. Peristiwa ini juga perlu dijadikan rasa keprihatinan bersama.
“Bukankah negara itu fungsi utamanya melindungi rakyat, dan negara merupakan organisasi tertinggi yang pengelolannya, pengemban amanahnya itu diamanatkam oleh pemilu lima tahun sekali, dan itu merupakan bentuk kepercayaan kepada aparat negara, aparat pemerintah,” ungkapnya.
Sebelumnya, anggota Polri diserang oleh sekelompok orang di Tol Jakarta-Cikampek tepatnya di KM 50 pada Senin (7/12) sekitar pukul 00.30 WIB dini hari. Penyerangan ini diduga dilakukan oleh pendukung Imam Besar FPI Rizieq Shihab.
Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Fadil Imran menyampaikan, diduga penyerangan terhadap anggota Polri itu dilakukan oleh laskar khusus. Penyerangan ini dilakukan saat anggota Polri mengikuti sekelompok orang yang hendak mengawal kedatangan Rizieq Shihab ke Polda Metro Jaya.
Fadil menyampaikan, lantaran mengancam keselamatan jiwa anggota Polri, kemudian melakukan tindakan tegas dan terukur. Hal ini mengakibatkan meninggalnya enam orang yang diduga pengikut Rizieq Shihab. Sementara itu, lanjut Fadil, sebanyak empat penyerang lainnya berhasil melarikan diri. Kini polisi masih mengejar empat orang pelaku penyerangan.
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini