KalbarOnline.com – Peneliti Amerika Serikat menemukan sensor elektrokimia berbasis kertas untuk mendeteksi Covid-19 dalam waktu kurang dari 10 menit. Setelah pemeriksaan lebih lanjut, mahasiswa pascasarjana bioteknologi di Amerika Serikat menunjukkan bahwa tes tersebut bisa menjadi teknik diagnostik yang cepat, murah, dan lebih mudah.
Peneliti mengunggah laporan tersebut di jurnal ACS Nano. Para akademisi pascasarjana Bioteknologi itu membantu dunia mendeteksi Covid-19 lebih cepat lagi.
“Kami menanggapi kebutuhan global ini dari pendekatan holistik dengan mengembangkan alat multidisiplin untuk deteksi dini dan diagnosis serta pengobatan untuk SARS-CoV-2,” kata peneliti, Maha Alafeef seperti dilansir dari Science Times, Rabu (9/12).
Baca juga: Beda dari WHO, Singapura Sebut Obat Remdesivir Aman Bagi Pasien Covid
Metode yang dilakukan peneliti yakni memeriksa sampel RNA yang diambil dari sampel usap hidung atau air liur pasien menggunakan molekul yang sangat sensitif yang melekat pada nanopartikel emas untuk mendeteksi RNA virus dalam pengujian yang diproduksi oleh Fakultas Kedokteran Universitas Maryland (UMSOM), AS. Molekul (bertindak sebagai biosensor) menempel. Nanopartikel emas yang menempel menggeser warna reagen cair dari ungu menjadi biru jika terdapat antigen virus dalam sampel, menandakan bahwa terdapat protein Covid-19.
“Berdasarkan hasil awal kami, kami yakin tes baru yang menjanjikan ini dapat mendeteksi materi RNA dari virus sedini mungkin pada hari pertama infeksi,” kata pemimpin studi Dr. Dipanjan Pan, Profesor Radiologi Diagnostik dan Kedokteran Nuklir dan Pediatri di UMSOM.
Dr. Pan juga mengklarifikasi bahwa setiap tes Covid-19 didasarkan pada kecepatan dan keakuratan mendeteksi virus secara efisien. Ini menunjukkan bahwa jika virus saat ini aktif, tidak menawarkan hasil negatif palsu, tetapi hasil positif palsu jika virus tidak ada. Virus tidak akan diidentifikasi oleh beberapa tes skrining yang sudah ada di pasaran selama beberapa hari setelah infeksi.
Bagaimana Rekomendasi FDA?
Sebuah bisnis bernama VitruVian Bio telah didirikan untuk meningkatkan pengujian penggunaan komersial. Dr. Pan juga berencana untuk mengadakan konsultasi pra-pengajuan dengan Food and Drug Administration (FDA) Amerika Serikat selama bulan depan untuk mendapat izin penggunaan darurat. Rekan penulis studi tersebut, Dr. Matthew Frieman, Associate Professor Mikrobiologi dan Imunologi di UMSOM, mengatakan tes berbasis RNA ini tampaknya cukup menjanjikan dalam identifikasi virus. Solusi kreatif tanpa persyaratan untuk fasilitas laboratorium yang kompleks menghasilkan kinerja.
Tim tersebut mengatakan bahwa apa yang mereka hasilkan mungkin menawarkan alternatif yang lebih murah dan lebih mudah untuk penelitian laboratorium Covid-19. Mereka menyimpulkan bahwa tes tersebut secara teoritis dapat digunakan sebagai alat skrining untuk mendeteksi kemunculan kembali infeksi di area seperti panti jompo dan sekolah jika memenuhi standar FDA.
Saksikan video menarik berikut ini:
KalbarOnline - Film Hidup Ini Terlalu Banyak Kamu tayang di bioskop Indonesia mulai Kamis, 21…
KalbarOnline - Baru-baru ini, Nana Mirdad curhat lewat akun Instagram pribadinya soal pengalaman tidak menyenangkan…
KalbarOnline, Pontianak - Dalam meningkatkan kualitas pelayanan dan peralatan medis di Kalimantan Barat, Pemerintah Provinsi…
KalbarOnline, Sambas - Dalam rangka optimalisasi lahan (oplah) pertanian di Kalimantan Barat, Menteri Pertanian RI,…
KalbarOnline, Ketapang - Anggota DPRD Kabupaten Ketapang dari Fraksi Partai Demokrat, Rion Sardi melakukan reses…
KalbarOnline, Ketapang - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Ketapang bakal membentuk Tim Reaksi Cepat (TRC) untuk menangani…