Kalau pergi ke dokter untuk cabut gigi, pasti dokter akan selalu bertanya terlebih terlebih dahulu, adakah riwayat penyakit-penyakit tertentu, salah satunya diabetes. Sebagai penderita diabetes, Diabestfriends perlu tahu alasan kenapa dokter harus mempertimbangkan jika mau cabut gigi untuk penderita diabetes.
Supaya Diabestfriends paham alasannya, baca penjelasan di bawah ini, ya!
Gigi sudah terbuat agar bisa bertahan sepanjang hidup, sehingga perlu dirawat dengan baik. Namun karena berbagai masalah, gigi bisa jadi perlu dicabut. Penyebab gigi harus dicabut cukup beragam, namun yang paling umum adalah karena kerusakan gigi dan infeksi.
Penyebab lain kenapa gigi harus dicabut di antaranya gigi bengkok, gigi tidak selaras, gingivitis, dan trauma. Kerusakan gigi sendiri bisa disebabkan oleh banyak faktor, khususnya terkait gaya hidup, misalnya terlalu banyak mengonsumsi makanan manis dan bertepung di usia muda. Kurangnya kebersihan gigi dan mulut juga bisa menjadi penyebab kerusakan gigi, sehingga gigi perlu dicabut.
Diabetes merupakan salah satu penyakit kronis paling umum yang disebabkan oleh gaya hidup tidak sehat. Penyakit ini menyebabkan tubuh tidak mampu menggunakan gula darah sebagai energi.
Pankreas adalah organ tubuh yang memproduksi insulin di dalam tubuh. Insulin sangat penting, karena tubuh membutuhkan hormon tersebut untuk mengolah gula darah dan mengubahnya menjadi energi. Jika pankreas tidak memproduksi insulin, kadar gula darah meningkat di dalam tubuh dan akan memengaruhi kerja organ tubuh lainnya.
Bakteri bisa hidup di mana saja, termasuk di dalam mulut. Pertumbuhan bakteri semakin pesat di dalam kondisi kadar gula darah tinggi. Kalau kadar gula darah Diabestfriends lebih tinggi dari normal, maka pertumbuhan bakteri di dalam mulut meningkat dan akan memengaruhi gusi.
Secara perlahan bakteri-bakteri tersebut akan merusak semua jaringan dan serat yang menghubungkan gigi ke gusi. Lama kelamaan, gigi jadi longgar dan penyakit gigi akan bermunculan.
Penderita diabetes berisiko mengalami kerusakan gigi dan penyakit mulut dibandingkan orang lain. Pasalnya, kadar gula darah tinggi membuat sistem imun tidak efektif. Sekitar 22% orang yang didiagnosis penyakit gusi memiliki diabetes.
Meningkatnya usia dan kadar gula darah tidak terkontrol semakin meningkatkan risiko terkena penyakit gusi pada orang lanjut usia. Sebaliknya, masalah gusi yang serius juga bisa menyebabkan kadar gula darah meningkat. Penyakit gusi membuat diabetes menjadi lebih sulit dikontrol karena semakin sulit melawan bakteri di gusi, sehingga kadar gula darah juga sulit diturunkan.
Cabut gigi untuk penderita diabetes boleh saja dilakukan, asalkan atas izin dokter dan memenuhi syarat tertentu. Dokter gigi biasanya akan meminta laporan untuk mengecek apakah kadar gula darah Diabestfriends berada di batas yang sudah ditentukan.
Kadar gula darah yang disarankan adalah pada rentang target kontrol diabetes, yaitu gula darah puasa 80 – 130 mg/dl dan gula darah 2 jam setelah makan < 180 mg/dL. Kalau lebih tinggi dari angka tersebut, lukanya bisa membutuhkan waktu lebih lama untuk sembuh. Kalau cabut gigi saat kadar gula darah tidak terkontrol, maka akan meningkatkan risiko peradangan lebih lama akibat berlebihnya produksi sitokin, suatu protein yang bertanggung jawab terhadap inflamasi.
Kadar gula darah tinggi juga mengganggu pembekuan darah dan membuat proses penanganan masalah gigi dan mulut sulit untuk pulih lebih cepat. Oleh sebab itu, sebelum cabut gigi Diabestfriends harus menjalani pengobatan secara disiplin untuk menjaga agar kadar gula darah berada dalam batas normal. Diabestfriends juga harus konsultasi dengan dokter terlebih dahulu sebelum cabut gigi.
Setelah cabut gigi, Diabestfriens juga harus mengontrol kadar gula darah sehingga proses pemulihan bisa berjalan dengan lancar. Pada pasien diabetes, kalau kadar gula darah terkontrol, jaringan gingiva akan bereaksi dengan normal setelah gigi dicabut.
Penderita diabetes perlu berhati-hati karena cabut gigi bisa membuat gusi berisiko terkena infeksi. Infeksi ini bisa menyebabkan hiperglikemia dan meningkatkan asam lemak, sehingga lama kelamaan menyebabkan asidosis (kondisi kadar asam dalam tubuh tinggi). Semua kondisi tersebut membuat kadar gula darah sulit dikontrol.
Jadi, risiko utama cabut gigi untuk diabetes, khususnya yang kadar gula darahnya tinggi, bukanlah saat proses pencabutan, melainkan proses pemulihannya. Waktu pemulihannya bisa lebih lama jika dibandingkan dengan orang yang tidak memiliki diabetes.
Kalau diabetes disertai dengan hipertensi, maka risikonya bisa lebih berbahaya. Diabestfriends bisa mengalami komplikasi hanya karena cabut gigi. Namun secara keseluruhan, jika Diabestfriends memiliki kadar gula darah yang terkontrol dan kondisi yang baik, cabut gigi bisa dilakukan dengan aman. Cabut gigi untuk diabetesi boleh dilakukan, asalkan kondisi pasien terkontrol dan konsultasi terlebih dahulu dengan dokter spesialis diabetes. (UH)
Sumber:
Crossroad Dental. Teeth Anatomy. 2019.
Diabetes.co.uk. Tooth Extraction And Being Diabetic. Mei 2015.
KalbarOnline - Film Hidup Ini Terlalu Banyak Kamu tayang di bioskop Indonesia mulai Kamis, 21…
KalbarOnline - Baru-baru ini, Nana Mirdad curhat lewat akun Instagram pribadinya soal pengalaman tidak menyenangkan…
KalbarOnline, Pontianak - Dalam meningkatkan kualitas pelayanan dan peralatan medis di Kalimantan Barat, Pemerintah Provinsi…
KalbarOnline, Sambas - Dalam rangka optimalisasi lahan (oplah) pertanian di Kalimantan Barat, Menteri Pertanian RI,…
KalbarOnline, Ketapang - Anggota DPRD Kabupaten Ketapang dari Fraksi Partai Demokrat, Rion Sardi melakukan reses…
KalbarOnline, Ketapang - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Ketapang bakal membentuk Tim Reaksi Cepat (TRC) untuk menangani…