Pemerintah pusat memutuskan, masyarakat yang akan menggunakan transportasi udara maupun angkutan umum lain wajib menyertakan hasil rapid swab antigen. Aturan ini untuk mengantisipasi lonjakan kasus baru COVID-19 usai libur panjang, seperti yang selalu terjadi sebelumnya.
Prof. Wiku Adisasmito selaku Juru Bicara Pemerintah dari Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 melalui keterangan pers di saluran Youtube Sekretariat Presiden, 17 Desember 2020, menjelaskan, lonjakan kasus positif biasanya terjadi usai libur panjang.
Dampak lonjakan kasus baru COVID-19 akan meningkatkan jumlah pasien yang harus dirawat maupun isolasi mandiri. Hal ini akan semakin mengurangi kapasitas ruang perawatan di rumah sakit yang saat ini saja di beberapa daerah sudah mencapai 70%. Petugas medis pun menjadi semakin terbatas, dan dampak besarnya adalah angka korban jiwa pun ikut naik.
“Untuk mencegah kejadian serupa terulang, dalam rangka libur natal dan tahun baru, maka disusun kebijakan, termasuk syarat testing bagi pelaku perjalanan. Beberapa memang mengeluhkan ini sulit dijalankan. Meski demikian, masyarakat harus menyadari bahwa kebijakan ini ditujukan untuk melindungi masyarakat mencegah penularan COVID-19. Masyarakat diharapkan patuh agar kebiajakan ini efektf,” jelas Prof Wiku.
Apa sih bedanya rapid swab antigen dan PCR? Lantas di mana bisa melakukan tes ini dan berapa biayanya? Simak yuk, penjelasannya!
Swab antigen sudah diakui WHO sebagai alat skrining COVID-19. Pemerintah memutuskan, masyarakat yang akan menggunakan pesawat dan kapal, wajib menjalani swab antigen dan jika dinyatakan negatif, baru boleh melanjutkan rencana bepergian.
Swab antigen adalah tes yang mendeteksi protein virus (antigen). Prosedurnya sama dengan swab PCR untuk mendeteksi DNA virus, yakni dilakukan usap nasofaring atau orofaring. Nantinya sampel cairan dari rongga hidung dan mulut ini akan diperiksa. Jika hasilnya positif, artinya sampel yang diambil mengandung antigen virus penyebab COVID-19.
Seperti dijelaskan dr. Adam Prabata, kandidat PhD di bidang Medical Science dari Kobe University, Jepang, melalui akun Instagram 17 Desember 2020, risiko negatif palsu dari swab antigen ini sangat tinggi, terutama bila muatan virus (viral load) di tubuh rendah, atau sebelum 1-3 hari pra-gejala atau sudah lebih dari 7 hari setelah gejala muncul. “Swab antigen mungkin menunjukkan hasil negatif meskipun pasien masih bisa menularkan COVID-19 atau hasil kultur viru spositif,” jelas dr. Adam.
Seperti kita tahu, masa infeksius COVID-19 adalah hari ke-2 sebelum bergejala hingga hari ke-10 seteleh bergejala. Nah, masa swab antigen memiliki akurasi tertinggi hampir sama dengan masa infeksius ini, yakni 1-3 hari sebelum gejala muncul hingga hari ke-7 setelah gejala muncul.
Meskipun tidak seakurat tes swab PCR yang mendeteksi materi genetik virus, namun tes swab antigen ini masih lebih akurat dibandingkan tes antibodi atau yagn biasa dikenal dengan rapid test. Sensitivitas swab antigen ini sangat bervariasi, antara 0-94% dengan spesifitas lebih dari 97%.
CDC merekomendasikan rapid swab untuk untuk skrining COVID-19, terutama untuk pasien yang tidak bergejala atau dengan kecurigaan kontak terhadap pasien COVID-19. Sedangkan WHO merekomendasikan rapid swab untuk daerah di mana transmisi komunitas terjadi luas dan pemeriksaan PCR tidak ada atau hasilnya muncul lambat.
Pengambilan swab untuk swab antigen dilakukan di laboratorium dan fasilitas ruangan tekanan negatif, atau tempat terbuka dengan mempertimbangkan keamanan lingkungan sekitar.
Swab antigen harus dilakukan tenaga terlatih dan hasilnya disupervisi dan diinterpretasi oleh tim ahli. Saat ini beberapa klinik dan rumah sakit menyediakan fasilitas swab antigen ini, dan pemerintah sudah menetapkan harganya, yakni harga tertinggi 250.000 untuk di Pulau Jawa, dan 275.000 untuk luasr Pulau Jawa. Hasil tes bisa diketahui dalam waktu 15-30 menit saja.
Nah, Geng Sehat yang mau berlibur menggunakan pesawat atau angkutan umum, bersiap melakukan tes swab antigen ya! Ini demi melindungi orang lain dan menurunkan angka penularan COVID-19 yang masih tinggi di Indonesia.
Sumber:
Youtube Sekretariat Presiden, Kamis, 17 Desember 2020
WHO.int. Antigen-detection in the diagnosis of SARS-CoV-2 infection using rapid immunoassays
KalbarOnline, Putussibau – Polres Kapuas Hulu menggelar apel pergeseran pasukan sekaligus pengecekan sarana dan prasarana…
KalbarOnline, Azerbaijan - Pemerintah Indonesia melalui Utusan Khusus Presiden Republik Indonesia, Hashim Djojohadikusumo berhasil memikat…
KalbarOnline, Ketapang - Kecelakaan lalu lintas tragis terjadi di Jalan Trans Kalimantan, tepatnya di daerah…
KalbarOnline, Ketapang - Bupati Ketapang, Martin Rantan menghadiri Pagelaran Seni Budaya Melayu "Pawai Astagune Raksasa…
KalbarOnline, Ketapang - Pj Sekretaris Daerah Kabupaten Ketapang, Donatus Franseda menghadiri senam massal dalam rangka…
KalbarOnline, Ketapang - Dewan Pertimbangan Partai Golkar Ketapang, Martin Rantan menegaskan, pasangan calon bupati dan…