KalbarOnline.com – Covid-19 sudah menjadi pandemi. Namun, asal munculnya virus SARS-CoV-2 masih menjadi misteri. Karena itulah, tim peneliti Badan Kesehatan Dunia (WHO) bakal bertandang ke Wuhan, Hubei, Tiongkok, pada Januari tahun depan.
Mereka bakal meneliti sampel medis dan binatang. Tidak hanya untuk mengetahui dari binatang apa virus tersebut, tetapi juga bagaimana ia bisa menular ke manusia dan bermutasi.
Tim itu juga akan mencari tahu apakah benar bahwa Wuhan adalah tempat virus SARS-CoV-2 kali pertama muncul. Kasus Covid-19 kali pertama terjadi di kota tersebut dan para peneliti meyakini bahwa penyebabnya berasal dari kelelawar.
Baca juga: Catatan Kondisi Pasien Covid-19 di Wuhan, Bisa Memburuk Selama 27 Hari
Total, ada 10 anggota tim WHO yang bakal pergi ke Wuhan. Salah satunya adalah ahli biologi di Robert Koch Institute, Jerman, Fabian Leendertz. Mereka akan bekerja sama dengan ilmuwan Tiongkok selama 4–5 pekan.
’’Tujuan utamanya adalah mencari tahu apa yang terjadi,’’ ujar Leendertz sebagaimana dikutip The Guardian.
Para ilmuwan memang harus mendapatkan jawaban secepatnya dan mencari solusi. Sebab, hingga saat ini penularan Covid-19 masih masif. WHO bahkan menyatakan bahwa vaksin bukan kunci segalanya. Meski vaksinasi dilakukan, protokol kesehatan tetap harus dijalankan.
Negara-negara yang sebelumnya berhasil mengendalikan angka penularan kini harus kembali terpuruk dengan gelombang kedua, bahkan ketiga. Korea Selatan (Korsel), salah satunya. Kemarin (16/12) Badan Pencegahan dan Kontrol Penyakit Korea (KDCA) mencatat rekor penularan harian tertinggi sejak awal pandemi, yaitu 1.078 kasus. Jumlah korban meninggal kemarin mencapai 12 orang.
Perdana Menteri (PM) Korsel Chung Sye-kyun meminta tempat tidur di rumah sakit ditambah untuk menampung lonjakan jumlah pasien Covid-19. Rumah sakit memang sudah kewalahan. Di Seoul, tempat tidur untuk pasien di ICU tinggal tiga unit. Padahal, wilayah tersebut dihuni 26 juta jiwa.
’’Prioritas utamanya adalah menyediakan lebih banyak tempat tidur di rumah sakit,’’ tegas Chung. Dia juga meminta tidak ada pasien yang harus menunggu lebih dari sehari untuk mendapatkan kamar.
Sementara itu, otoritas Brasil terpaksa membatalkan jadwal pesta dan festival yang dihelat dalam waktu dekat. Salah satunya, pesta malam pergantian tahun di pantai Rio de Janerio. Wali Kota Rio de Janeiro Marcelo Crivella memutuskan untuk menghapus acara tersebut karena kasus terus melonjak.
’’Kami memilih membatalkan acara ini untuk menghormati korban (pandemi, Red). Kami akan prioritaskan keselamatan untuk semua,’’ tutur Crivella sebagaimana yang dilansir Agence France-Presse pada Selasa (15/12).
Saksikan video menarik berikut ini:
KalbarOnline, Jakarta - PT PLN (Persero) terus menggalang kolaborasi global demi mendukung upaya pemerintah dalam…
KalbarOnline - Film Hidup Ini Terlalu Banyak Kamu tayang di bioskop Indonesia mulai Kamis, 21…
KalbarOnline - Baru-baru ini, Nana Mirdad curhat lewat akun Instagram pribadinya soal pengalaman tidak menyenangkan…
KalbarOnline, Pontianak - Dalam meningkatkan kualitas pelayanan dan peralatan medis di Kalimantan Barat, Pemerintah Provinsi…
KalbarOnline, Sambas - Dalam rangka optimalisasi lahan (oplah) pertanian di Kalimantan Barat, Menteri Pertanian RI,…
KalbarOnline, Ketapang - Anggota DPRD Kabupaten Ketapang dari Fraksi Partai Demokrat, Rion Sardi melakukan reses…