Bulan lalu, pemkot menggagas program baru wisata kampung. Namanya, Kampoeng Oase Suroboyo. Itu adalah kolaborasi antara Kampung Ondomohen dan Tembok Gede. Tak hanya mengandalkan pengolahan lingkungan, tapi juga kearifan lokal dan budaya Belanda.
—
KAWASAN Ondomohen Megarsari V, RT 8, RW 7, dan kampung Tembok Gede II sudah terkenal. Beragam prestasi pun telah diraih. Khususnya soal penanganan lingkungan. Tak jarang, dua lokasi tersebut jadi jujukan tamu dari Nusantara. Bahkan dari turis mancanegara. Tujuannya pun tidak lain untuk studi banding soal pengelolaan lingkungan.
Melihat peluang tersebut, fasilitator dan warga dari dua kampung itu bergerak. Mereka menggali potensi apa yang menjadi nilai jual. Dengan diskusi dan kajian berdasar historis, tergagas membuat Kampoeng Oase Suroboyo. ”Ini kolaborasi dua kampung,” kata fasilitator lingkungan Pemkot Surabaya Adi Chandra.
Dia menuturkan, Ondomohen dan Tembok Gede ibarat sebuah oase di tengah Surabaya yang menjadi kota metropolitan. Kampung tersebut juga memiliki kultur dan ciri khas yang begitu kental. Khususnya mengenai lingkungan dan pemanfaatan daur ulang.
Ketua Kampung Ondomohen Mus Mulyono menjelaskan, tempatnya memang menjadi langganan kunjungan tamu pemkot dari berbagai daerah. Bahkan luar pulau. Jika ditotal sudah puluhan. Belum lagi sering dijadikan tempat turis mancanegara untuk studi banding. ”Pengembangan black soldier fly (BSF) juga kerja sama dengan pihak asing,” ucapnya.
Nah, adanya kesempatan tersebut kurang dimanfaatkan masyarakat. Dengan begitu, saat kunjungan, kampung tidak mendapatkan pemasukan. Adanya Kampoeng Oase Suroboyo tersebut nanti dibuat sebuah paket wisata. ”Jadi, selain ke Ondomohen, mereka juga berkunjung ke Tembok Gede. Di sana juga dikenal dengan Kampung Pintar,” terangnya.
Di Ondomohen, pengunjung bisa melihat pengolahan lingkungan dan pemanfaatan limbah. Sementara itu, di Tembok Gede bisa belajar soal daur ulang dari limbah elektronik. ”Jadi, keduanya akan menjadi tempat jujukan belajar soal pengelolaan lingkungan yang baik,” lanjutnya.
Mus Mulyono menambahkan, Kampoeng Oase itu digagas untuk bisa sinergitas dengan berbagai pihak. Mulai industri hotel di sekitar lokasi hingga UMKM yang dibuat warga kampung. ”Mereka juga bisa pilih paket makan khas setiap kampung,” terangnya.
Penggiat budaya Tommy Priyo Pratomo yang juga perumus Kampoeng Oase Suroboyo mengatakan, budaya lintas negara juga disajikan. Salah satunya, Belanda. Sebab, Ondomohen memang tak bisa lepas dari peran Belanda. Bahkan, dulu Jalan Ondomohen sangat terkenal.
Kerena itu, akan dibuat festival bertema zona Ondomohen Straat 1935. Saat itu, tarian Belanda akan disajikan. Sementara, kampung ditambahi spot foto bertema negeri kincir angin. ”Nah, saat festival berlangsung nanti, semua produk UMKM juga ditampilkan. Harapannya bisa memperkuat perekonomian warga sekitar,” katanya.
Ketua Kampung Tembok Gede Aseyan menjelaskan, selain IPAL dan pembuatan pupuk organik, pengunjung diajak belajar daur ulang dari limbah barang elektronik bekas. ”Kami juga akan menambah koleksi robot di depan gang. Tentunya dengan konsep untuk menyambut tamu yang datang,” paparnnya.
Baca Juga: Boedi & Tusmini Disidang karena Tetap Tempati Rumah yang Sudah Dijual
Selain UMKM makanan dan minuman, kampung pintar dikenal sebagai tempat pembuatan handycraft. Tentunya bahan yang digunakan tak lepas dari bahan bekas elektronik. ”Bonsai tanaman dari tembaga adalah salah satu bentuk daur ulang kami,” kata Aseyan.
Sama seperti Kampung Ondomohen, Tembok Gede nanti dilengkapi dengan spot foto. Kerja sama dengan seniman mural pun sudah dilakukan. Kampoeng Oase rencananya grand launching pada awal tahun mendatang. Sekaligus dipersembahkan untuk Wali Kota Tri Rismaharini di akhir jabatannya.
—
ADA APA SAJA DI KAMPOENG OASE?
KAMPUNG ONDOMOHEN
– IPAL grey water (air limbah mandi dan cuci dibuat budi daya lele dan akuaponik)
– Pembuatan sofa ecobrick
– Pembuatan briket arang limbah dari bakaran sate
– Pembudiyaan BSF
– Budi daya jamur
– Produk UMKM hasil pemanfaatan lingkungan
– Sajikan cross kultur dari negara lain
– Spot foto bertema Belanda
– Pengembangan solar cell dari warga
KAMPUNG PINTAR TEMBOK GEDE
– Belajar membuat dari ulang dari elektronik
– Melihat robot dari bekas lampu PJU yang bisa interaksi
– Belajar kerajinan tangan dari tembaga bekas bahan elektronik
– Melihat penanganan IPAL dan pemanfaatannya
– Meninjau pembuatan pupuk organik dari limbah warga
– Berkunjung ke setiap UMKM warga
Saksikan video menarik berikut ini:
KalbarOnline - Film Hidup Ini Terlalu Banyak Kamu tayang di bioskop Indonesia mulai Kamis, 21…
KalbarOnline - Baru-baru ini, Nana Mirdad curhat lewat akun Instagram pribadinya soal pengalaman tidak menyenangkan…
KalbarOnline, Pontianak - Dalam meningkatkan kualitas pelayanan dan peralatan medis di Kalimantan Barat, Pemerintah Provinsi…
KalbarOnline, Sambas - Dalam rangka optimalisasi lahan (oplah) pertanian di Kalimantan Barat, Menteri Pertanian RI,…
KalbarOnline, Ketapang - Anggota DPRD Kabupaten Ketapang dari Fraksi Partai Demokrat, Rion Sardi melakukan reses…
KalbarOnline, Ketapang - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Ketapang bakal membentuk Tim Reaksi Cepat (TRC) untuk menangani…