KalbarOnline.com – Di tengah kekacauan pandemi Covid-19, upaya ilmiah bersejarah telah memberikan solusi dan harapan pada dunia lewat perlombaan penemuan vaksin. Bahkan hanya butuh waktu 11 bulan, sejumlah vaksin yang manjur dengan tingkat efikasi di atas 90 persen sudah ditemukan dan mulai digunakan.
Para peneliti memberikan solusi kepada dunia untuk melawan penyakit pernapasan yang mematikan tersebut. Vaksin Covid-19 telah dikembangkan dan diuji dengan kecepatan yang menakjubkan. Penghitungan terakhir, pada November 2020, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan ada lebih dari 200 vaksin yang sedang dikembangkan, kira-kira 50 di antaranya sedang dalam tahap uji klinis.
Hasil dari uji khasiat menunjukkan bahwa vaksin yang dikembangkan oleh perusahaan farmasi Pfizer dan perusahaan bioteknologi Jerman BioNTech; perusahaan bioteknologi AS Moderna; dan perusahaan farmasi AstraZeneca dan Universitas Oxford, Inggris, secara efektif mampu mencegah Covid-19. Dalam sebulan terakhir, regulator di Inggris Raya dan Amerika Serikat telah mengeluarkan otorisasi darurat untuk vaksin Pfizer-BioNTech, yang memungkinkan penggunaannya secara luas.
Dan, regulator di Uni Eropa diharapkan untuk membuat keputusan dalam beberapa minggu mendatang. Vaksin yang dikembangkan di Tiongkok dan Rusia juga telah disetujui, meskipun pengujian tahap akhir pada manusia belum diselesaikan sepenuhnya.
Vaksin Pfizer dan Moderna diyakini 95 persen efektif dalam mencegah Covid-19. Sedangkan kemanjuran AstraZeneca dan Oxford masih belum pasti. Pertanyaan penting masih ada: seberapa baik vaksin mencegah penyakit parah, terutama pada orang tua, dan berapa lama perlindungan bertahan? Dan para ilmuwan masih belum tahu apakah vaksin akan menghentikan orang menyebarkan virus.
Tantangan Distribusi Vaksin
Agar vaksin dapat melakukan tugasnya, negara miskin harus bisa menjangkau akses mendapatkan vaksin. Negara-negara kaya termasuk Amerika Serikat, Inggris Raya, anggota Uni Eropa, dan Jepang telah membeli miliaran dosis berbagai vaksin di muka.
Upaya pengadaan vaksin untuk negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah telah mendapat dukungan dari banyak negara kaya. Ada banyak sekali rintangan dalam membuat dan mengirimkan vaksin. Misalnya, Pfizer perlu disimpan pada suhu −70 derajat C, yang akan menimbulkan masalah di wilayah dunia tanpa infrastruktur penyimpanan dingin. Lebih banyak kesulitan pasti akan muncul.
Vaksinasi Dimulai
Inggris sudah memulai program vaksinasi masal pada awal Desember 2020. Inggris menawarkan suntikan kepada orang-orang yang berusia di atas 80 tahun, staf panti jompo dan beberapa pekerja NHS. Tidak jelas berapa banyak orang yang telah menerima suntikan itu sejauh ini. Sebagai bagian dari otorisasi darurat untuk vaksin tersebut mewajibkan petugas kesehatan untuk melaporkan setiap reaksi yang merugikan guna membantu regulator mengumpulkan lebih banyak informasi tentang keamanan dan efektivitas vaksin. Bahkan salah satu orang yang sudah divaksin adalah Ratu Elizabeth II.
Sudah Ada 9 Vaksin
Para peneliti di sejumlah negara terus berlomba mencari vaksin untuk menghadapi pandemi Covid-19. Setidaknya sejauh ini sudah ada 9 vaksin di dunia yang ditemukan peneliti. Ada berbagai perusahaan farmasi yang sedang mengembangkan vaksin Covid 19 di seluruh dunia. Mereka semua dalam berbagai tahap uji coba dan berharap untuk segera merilis vaksinnya. Beberapa vaksin tersebut berada dalam tahap akhir uji klinis atau fase III.
Dilansir dari Science Times, 9 vaksin tersebut adalah:
1. Pfizer – BNT162
AZD1222 yang disponsori Pfizer sedang dalam tahap ke-3 uji coba. Vaksin yang dikatakan efektif hingga 95 persen, siap diluncurkan pada Desember. Vaksin ini merupakan temuan pasangan peneliti yang merupakan suami istri yakni Ozlem Tureci dan Ugur Sahin, pemilik BioNTech. Mereka bahkan sudah bisa memprediksi Covid-19 akan menjadi pandemi sejak Januari 2020. Sehingga setelah membaca jurnal ilmiah, mereka langsung meneliti vaksin yang menggunakan metode mRNA. Dan kini vaksin itu sudah disuntikkan di sejumlah negara seperti Inggris dan AS.
2. Oxford & Astrazeneca – AZD1222
BNT162 yang disponsori Oxford dan Astrazeneca yang sedang dikembangkan bersama dengan bantuan dari Serum Institute of India, sedang dalam uji klinis tahap ke-3. Hasil kemanjuran vaksin masij membingungkan para ilmuwan karena beberapa laporan menunjukkan tingkat efektif 92 persen sementara yang lain mempertahankan 62 persen. Meskipun demikian, vaksin dikatakan menjadi pengubah permainan karena biaya produksinya yang rendah. Vaksin tersebut berasal dari adenovirus dari simpanse. Ini adalah bentuk vektor virus replikasi dari vaksin.
3. Moderna – mRNA-1273
MRNA-1273 yang disponsori Moderna juga merupakan vaksin yang berada dalam tahap ketiga dan terakhir dari uji klinisnya. Baik vaksin Pfizer dan Moderna didasarkan pada untaian mRNA. Vaksin tersebut sudah terbukti dan tingkat efektifnya 90 persen.
4. Cansino Biologics – Ad5-nCoV
Ad5-nCoV yang disponsori Cansino Biologics adalah jenis vaksin rekombinan yang berada dalam tahap akhir uji klinis atau fase 3.
5. Sinovac – CoronaVac
CoronaVac yang disponsori Sinovac adalah jenis vaksin yang tidak aktif. Vaksin ini berasal dari Tiongkok. Vaksin ini sedang dalam uji klinis fase ke-3.
6. Bharat Biotech – Covaxin
Bioteknologi Bharat dan Covaxin yang disponsori oleh Institut Virologi Nasional adalah vaksin murah lainnya yang sedang dikembangkan. Vaksin ini sedang dalam tahap akhir uji klinis dan diharapkan dapat diluncurkan ke massa pada tahun depan.
7. Johnson & Johnson – JNJ-78436735
JNJ-78436735 yang disponsori Johnson & Johnson adalah bentuk vektor virus yang tidak mereplikasi. Vaksin ini sedang dalam uji klinis tahap ke-3.
8. Novavax – NVX-CoV2373
NVX-CoV2373 yang disponsori Novavax adalah vaksin lain yang sedang dalam uji klinis tahap ke-3. Ini adalah vaksin berbasis partikel nano dan diharapkan tersedia tahun depan.
9. Lembaga Penelitian Gamelia – Sputnik V
Gamaleya Research Institute dan Acellena Contract Drug Research and Development yang disponsori Sputnik V juga sedang dalam tahap ke-3 dari uji klinis. Vaksin ini adalah jenis vektor virus yang tidak bereplikasi dan diharapkan tersedia pada Desember 2019.
Selain nama-nama di atas, masih banyak vaksin lain yang sedang dalam uji klinis tahap kedua dan diharapkan bisa masuk pasar tahun depan juga. Selain perusahaan farmasi, pengiriman dan distribusi vaksin juga menjadi pertimbangan.
Saksikan video menarik berikut ini:
KalbarOnline - Baru-baru ini, penyanyi Mahalini diketahui tengah dirawat di rumah sakit. Hal tersebut dibagikan…
KalbarOnline - Emas adalah salah satu logam mulia yang sering digunakan sebagai perhiasan, baik berupa…
KalbarOnline, Ketapang - Memperingati Hari Guru Nasional 25 November 2024, PT Cita Mineral Investindo Tbk…
KalbarOnline, Pontianak - Panglima Kodam XII/Tanjungpura, Mayjen TNI Iwan Setiawan mengundang para alumni Program Pendidikan Reguler…
KalbarOnline, Putussibau – Polres Kapuas Hulu menggelar apel pergeseran pasukan sekaligus pengecekan sarana dan prasarana…
KalbarOnline, Azerbaijan - Pemerintah Indonesia melalui Utusan Khusus Presiden Republik Indonesia, Hashim Djojohadikusumo berhasil memikat…