Orang dengan diabetes berisiko lebih tinggi mengalami gangguan pendengaran, dua kali lebih besar daripada mereka yang tidak memiliki diabetes, menurut American Diabetes Association. Dan, apabila Kamu pradiabetes, berisiko mengalami gangguan pendenggaran 30 persen lebih tinggi lho! Selain itu, faktor lain yang bisa meningkatkan kemungkinan gangguan pendengaran adalah usia dan kebiasaan merokok.
Jadi, mengapa penderita diabetes berisiko lebih tinggi mengalami gangguan pendengaran? Menurut Deena Adimoolam, dokter spesialis endokrinologi, hal tersebut disebabkan oleh gula darah yang tidak terkontrol dengan baik. “Singkatnya, efek glukosa yang tinggi dari waktu ke waktu dapat merusak pendengaran Kamu,” kata Deena, dokter di Ichan School of Medicine, Mount Sinai, New York.
Meskipun penyebab pasti dari gangguan pendengaran terkait diabetes tidak diketahui, Jagmeet S. Mundi, dokter spesialis THT di Rumah Sakit Mission, California, menduga ada penyebab utama. “Termasuk kerusakan pada pembuluh darah kecil yang memberikan aliran darah ke telinga bagian dalam dan kerusakan saraf langsung ke struktur telinga bagian dalam. Kombinasi keduanya menyebabkan gangguan pendengaran pada orang yang diabetes,” kata Jagmeet.
Diabetes menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah. Padahal, sirkulasi yang baik membantu sel-sel rambut di dalam koklea berfungsi dengan baik. Ketika sel-sel rambut mulai rusak,gangguan pendengaran sensorineural terjadi. Nah, gangguan pendengaran sensorineural ini bersifat permanen lho! Hanya dapat diobati atau dikurangi dengan alat bantu dengar dan juga implant koklea.
“Gangguan pendengaran sensorineural terjadi secara perlahan, sehingga sulit dideteksi. Itulah kenapa, banyak orang tidak menyadari bahwa mereka mengalami gangguan pendengaran,” jelas Jagmeet. Selain itu, kehilangan pendengaran juga dipengaruhi oleh perubahan pada otak seseorang dari waktu ke waktu.
“Ada banyak hal yang terjadi di telinga. Tapi, kita juga tahu bahwa lebih banyak yang terjadi di otak. Itu karena, otak berperan aktif dalam kemampuan Kamu untuk mendengar,” kata Dawn Konrad-Martin, dokter spesialis THT di Oregon Health & Science University School of Univesity, Portland.
Meskipun gangguan pendengaran lebih mudah ditemukan pada pasien diabetes yang usianya lebih tua, penelitian menunjukkan beberapa perbedaan pada pasien diabetes yang usianya lebih muda. Namun, perubahannya bisa sangat kecil, sehingga tidak sampai terjadi banyak gangguan pendengaran. “Ada beberapa pasien diabetes yang masih muda dan mengalami gangguan pendengaran. Namun, frekuensi-nya lebih rendah,” tutur Jagmeet.
Umumnya, gejala gangguan pendengaran pasien diabetes akan seperti orang lain. Namun, dokter spesialis THT dapat melacak pendengaran yang konsisten dalam kemampuan penderita diabetes untuk mendengar suara dengan frekuensi rendah atau menengah.
Orang dengan diabetes mungkin tidak akan menyadari hal tersebut. “Butuh waktu yang sangat lama untuk seseorang menyadari bahwa pendengaran mereka bermasalah. Karena itu, penting bagi penderita diabetes untuk tetap waspada dan ingat bahwa gangguan pendengaran ringan tidak selalu terlihat jelas,” tutur Dawn.
Beberapa gejala dan tanda gangguan pendengaran di antaranya:
Meskipun gangguan pendengaran umum terjadi seiring bertambahnya usia, doktes spesialis mengungkapkan bahwa gangguan pendengaran pada seseorang dengan diabetes lebih parah daripada mereka dengan usia sama yang tidak menderita diabetes. Oleh karena itu, orang yang hidup dengan diabetes harus berhati-hati memantau perubahan yang terjadi pada pendengaran. Jika mengalami gangguan pendengaran tiba-tiba atau perubahan pendengaran dari waktu ke waktu, segera lakukan pemeriksaan.
Referensi:
U.S.News. How Diabetes Affects Your Hearing
Signia.What You Need to Know About Diebetes and Hearing Loss
KalbarOnline - Film Hidup Ini Terlalu Banyak Kamu tayang di bioskop Indonesia mulai Kamis, 21…
KalbarOnline - Baru-baru ini, Nana Mirdad curhat lewat akun Instagram pribadinya soal pengalaman tidak menyenangkan…
KalbarOnline, Pontianak - Dalam meningkatkan kualitas pelayanan dan peralatan medis di Kalimantan Barat, Pemerintah Provinsi…
KalbarOnline, Sambas - Dalam rangka optimalisasi lahan (oplah) pertanian di Kalimantan Barat, Menteri Pertanian RI,…
KalbarOnline, Ketapang - Anggota DPRD Kabupaten Ketapang dari Fraksi Partai Demokrat, Rion Sardi melakukan reses…
KalbarOnline, Ketapang - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Ketapang bakal membentuk Tim Reaksi Cepat (TRC) untuk menangani…